Sistem Reproduksi
Laki-Laki
Sistem
reproduksi laki-laki terdiri atas alat-alat reproduksi, proses pembentukan sel
sperma (spermatogenesis), dan berbagai hormon yang ikut berperan dalam sistem
reproduksi.
- Alat (Organ) Reproduksi Laki-laki
Alat
reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni sperma.
Disamping itu, alat reproduksi pria juga berfungsi dalam proses pelepasan
sperma ke saluran sel kelamin wanita. Pria memiliki
serangkaian alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung pula proses
pembentukan sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran
hormon-hormon seksual. Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar (eksternal)
dan alat
kelamin bagian dalam (internal).
Struktur
internal dari sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens,
saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar
prostat, kelenjar Cowper)
- Testis
Testis
terdapat dalam kantong skrotum yang berfungsi untuk memproduksi sperma. Sel-sel
yang menghasilkan sperma disebut tubulus seminiferus, yang berukuran
hampir sama dengan serabut benang sutera yang paling halus. Proses pembentukan
sperma ini disebut spermatogenesis. Sperma yang dihasilkan oleh seorang
laki-laki dewasa normal kurang lebih 100 juta sel sperma setiap hari. Sperma
ini berfungsi dalam meneruskan keturunan. Testis juga menghasilkan hormon
reproduksi yaitu, testosteron. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel Leydig
yang terletak di celah-celah antara tubulus seminiferus. Hormon testosteron
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kelamin sekunder pada seorang
laki-laki. Ciri-ciri kelamin sekunder pada seorang laki-laki antara lain:
a) suara yang
membesar,
b) tumbuhnya
kumis, jenggot, serta rambut pada bagian tertentu,
c) bentuk
dada yang bidang.
Hormon
testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta
penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan
berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.
- Saluran Pengeluaran
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
Jumlah sepasang. Saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani).
Saluran ejakulasi
Jumlah sepasang. Berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra. Berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Jumlah satu buah. Merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani.
- Kelenjar Asesoris
Vesikula seminalis
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Jumlah sepasang. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin dan hormon prostagladin.
Kelenjar prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau kelenjar Bulbouretra
Jumlah satu pasang. Terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Struktur
eksternal dari sistem reproduksi pria adalah penis dan skortum :
1. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi dan alat koitus (persetubuhan).
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi dan alat koitus (persetubuhan).
2. Skrotum (kantung pelir)
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
B.
Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan
pematangan spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis
(buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat
bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa (
sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi
genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang
memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor
bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma
mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom.
Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan
membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam
kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan
anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal,
tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus
seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium.
Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa
juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig
berfungsi menghasilkan testosterone
.
Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer.
Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi
spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen
Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan
sekresi FSH dan LH.
Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra
bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenja Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari
kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu
ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.
Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa
dapat terjadi setiap saat.
- Hormon
Sistem reproduksi pria seluruhnya tergantung pada
hormon, yang merupakan bahan kimia yang merangsang atau mengatur aktivitas
sel-sel atau organ. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam fungsi sistem
reproduksi pria adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH) dan hormon testosteron.
FSH dan LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang
terletak di dasar otak. FSH diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis),
dan LH merangsang produksi testosteron, yang diperlukan untuk melanjutkan
proses spermatogenesis. Testosteron juga penting dalam pengembangan
karakteristik laki-laki, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak,
massa tulang dan dorongan seks.
Proses spermatogenesis
distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH(Luteinizing Hormone),
FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
Testosteron
adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak
ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul
yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah
hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada
jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi
oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi
testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada
usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan
prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.
Testosteron
dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH
dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH.
Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan
pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH.
Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang
dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar
menaikkan jumlah testosteron.
Testosteron
memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
1. efek virilisasi.
Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan sekunder serta
memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam
mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. efek anabol. Testosteron
membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3. efek tulang. Pada anak
laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang
mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
LH (Luteinizing Hormone)
LH
disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresi testoteron.
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga
disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi
sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma
(spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen
dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon
pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
a. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
c. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
d. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
- Sifilis
Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah. - Gonorhea
Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil. - Kanker
testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria berusia 29-35 tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit ini sangat mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma. Biasanya hanya menghantam satu testis saja. Gejala pertama dirasa dari munculnya sel-sel tumor adalah nyeri dan bengkak. Hingga kini penyebab kanker testis masih belum pasti. Pria yang memiliki testis tidak berkembang sempurna berisiko tinggi terkena kanker. Demikian pula mereka yang terlahir dari ibu yang mengkonsumsi hormon tambahan selama kehamilan.
Kanker testis
umumnya terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia tubuh seperti alpha fetoprotein dan beta
human chorionic gonadotropin yang
diproduksi sel-sel kanker. Pemeriksaan Kanker. Dalam kondisi tertentu, untuk
menghentikan sebaran sel kanker ke bagian yang lainnya, seringkali mengharuskan
membuang testis. Perawatan selanjutnya termasuk operasi yang juga membersihkan
jaringan lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel
kanker. Pada stadium awal atau pria dengan jenis kanker testis seminoma dilakukan terapi radiasi. Jika kanker
telah menyebar sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.
Efek samping dari
setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker bervariasi. Paling umum adalah
stres. Meskipun membuang satu buah zakar tidak otomatis membuat impoten. Namum
jika jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi sperma
berkurang. Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan yang
amat sangat. Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya.
Penyakit ini seringkali menyebabkan ketidaksuburan. Sementara itu kemoterapi
umumnya menyebabkan mual dan muntah-muntah, mengganggu sistem kekebalan tubuh,
infertil dan botak. Efek samping ini bisa bersifar temporer atau permanen.
- Sterilitas/Infertilitas
Jika seorang laki-laki
steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu membentuk sperma sama sekali atau
tidak mampu menghasilkan sperma dalam jumlah yang cukup. Hal itu terjadi
sebagai akibat tidak normalnya organ-organ reproduksi, peradangan pada alat
kelamin, kecanduan alkohol, atau akibat penyakit menular seksual. Beberapa
laki-laki juga mengalami masalah ejakulasi.
- Mikropenis
Mikropenis merupakan
kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada kelainan seperti ini, penis
terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran di bawah ukuran rata-rata, yang
ditunjukkan dengan pengukuran standar.
- Anorkidisme
Anorkidisme
adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
- Hyperthropic prostat
Hyperthropic
prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
- Impotensi
Impotensi
yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada
hubungan kelamin yang normal.
- Infertilitas (kemandulan)
Yaitu
ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar
radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
Teknologi
Sistem Reproduksi Laki-Laki
- Inseminasi Buatan
Inseminasi
Buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara memasukkan
sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma biasanya berasal
dari pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan yang
suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit. Sebuah variasi dari inseminasi
buatan adalah penggunaan obat-obatan yang dapat merangsang ovari. Selanjutnya,
sperma donor ditempatkan di dalam uterus, dekat vagina.
2.
Intracytoplasmic Sperm Injection
Intracytoplasmic
Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan prosedur
yang lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah sel telur.
Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang mempunyai beberapa
masalah kesuburan.
- Kondom
Kondom
terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Perhatikan Gambar
10.18. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan
mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya efektivitas
sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma terbuat dari
karet yang sangat tipis. Perhatikan Gambar 10.19. Diafragma ini menutup uterus
dan tuba fallopii untuk mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma
mempunyai efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada
Sistem Reproduksi
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat
yang dapat kita lakukan diantaranya:
- Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali
untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam yang dapat
mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat kelamin.
Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan itu
keluarga sendiri, karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
- Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat
menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan
teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah
yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas
yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat
menurunkan kualitas sperma.
- Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan
sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan
bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke vagina.
Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
- Pemeriksaan Rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin sangat
diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri,
dengan cara:
· Kenali ukuran, bentuk, serta berat
masing-masing testis.
· Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba
masing-masing testis.
· Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah
kulit, di bagian depan atau sepanjang testis. Jika ada benjolan atau
pembengkakan, segera periksakan diri ke dokter.
· Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti
biasanya dan tidak terasa nyaman segera konsulultasikan kepada dokter.
· Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau
yang kurang sedap dan gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke
dokter.
No comments:
Post a Comment