Imperialisme
Imperialisme ialah sebuah [kebijakan] di mana sebuah negara
besar dapat memegang kendali atau pemerintahan
atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh
imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati
tanah-tanah itu.
Timbulnya Kata Imperialisme
Perkataan
Imperialisme pertama kali Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika
itu menjelmakan politik
yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang meliputi
seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat opisisi yang kuat. Golongan
oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis
internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah
pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar
negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan
golongan Disraeli (Joseph Chamberlain, Cecil
Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan
"Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme,
mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan
oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita
kenal sekarang.
Asal Mula Kata Imperialisme
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".
Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".
Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun
raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya
berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja
diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas
kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang
disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan
pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata
yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk
dan menetap dimana saja.
Arti Kata Imperialisme
Imperialisme
ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan
diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat
dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini
tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa
daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda
antara imperialisme dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang
dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme
ialah politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu
bagian dari imperium jika imperium itu merupakan gabungan
jajahan-jajahan.
Lazimnya
imperialisme dibagi menjadi dua:
- Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
- Imperialisme Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi kapital surplus.
Pembagian
imperialisme dalam imperialisme kuno dan imperialisme modern ini didasakan pada
soal untuk apa si imperialis merebut orang lain.
Jika mendasarkan
pendangan kita pada sektor apa yang ingin direbut si imperialis, maka kita akan
mendapatkan pembagian macam imperialisme yang lain, yaitu:
- Imperialisme politik. Si imperialis hendak mengusai segala-galnya dari suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui pada zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
- Imperialisme Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.
- Imperialisme Kebudayaan. Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segala-galanya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
- Imperialisme Militer (Military Imperialism). Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer.
Sebab-sebab Imperialisme
- Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
- Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
- Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
- Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
- Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
- Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
- Ingin ikut dalam perdagangan dunia
- Ingin menguasai perdagangan
- Keinginan untuk menjamin suburnya industri
Akibat Imperialisme
- Akibat politik
- Terciptanya tanah-tanah jajahan
- Politik pemerasan
- Berkorbarnya perang kolonial
- Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
- Timbulnya nasionalisme
- Akibat Ekonomis
- Negara imperialis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
- Industri si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
- Perdagangan dunia meluas
- Adanya lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
- Kapital surplus dan penanamna modal di tanah jajahan
- Kekuatan ekonomi penduduk asli tanah jajahan lenyap
- Akibat sosial
- Si imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
- Si imperialis maju, yang dijajah mundur
- Rasa harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang dijajah
- Segala hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa
- Munculnya gerakan Eropa-isasi.
Pengertian Imperialisme: Apa itu Imperialisme? | Kata "imperialisme" berasal dari kata
"imperator" yang artinya memerintah. Kata lain yang berhubungan
dengan kata imperialisme yakni "imperium" yang dapat diartikan sebagai
sebuah kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luas. Pada masa
kekaisaran Romawi, maka daerah kekuasaannya yang sangat luas di sekitar Laut
Tengah sering disebut sebagai daerah Imperium Romanum. Namun dalam
perkembangan selanjutnya, imperialisme memiliki pengertian yaitu suatu sistem
penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lainnya. Penjajahan
dilakukan dengan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh
pada semua bidang kehidupan di daerah jajahan. Imperialisme muncul di Inggris
pada masa berkembangnya industri modern.
Dalam sejarah perkembangannya, Imperialisme muncul
dalam berbagai jenis. Jenis-jenis imperialisme dapat dibagi berdasarkan
waktu munculnya dan tujuan penguasaannya. Berdasarkan waktu munculnya,
jenis-jenis imperialisme antara lain sebagai berikut:
- Imperialisme Kuno: Imperialisme kuno berlangsung sebelum terjadinya revolusi industri dengan tujuan mencapai kejayaan (glory), memiliki kekayaan (gold) dan menyebarkan agama (gospel). Contoh negara yang menganut imperialisme kuno seperti Portugis dan Spanyol.
- Imperialisme Modern: Imperialisme modern berlangsung setelah revolusi industri. Munculnya imperialisme modern disebabkan oleh keinginan negara penjajah mengembangkan perekonomiannya. Contoh negara yang menganut pola imperialisme modern adalah Inggris.
Selanjutnya, jenis-jenis imperialisme berdasarkan tujuan
penguasaannya dibagi menjadi:
- Imperialisme Politik: Imperialisme politik adalah upaya untuk menguasai seluruh kehidupan politik dari negara lain. Negara yang dikuasai itu merupakan daerah jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Ketika nasionalisme muncul dan semakin berkobar, maka imperialisme politik bersembunyi dalam bentuk protektorat dan mandat.
- Imperialisme Ekonomi: Imperialisme ekonomi adalah suatu upaya untuk dapat menguasai perekonomian negara lain. Imperialisme ekonomi berusaha mewujudkan zona-zona ekonomi di negara jajahan yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi negara penjajah.
- Imperialisme Kebudayaan: Imperialisme kebudayaan adalah suatu upaya untuk menguasai mentalitas dan jiwa dari negara lain. Kebudayaan suatu bangsa tercermin dari mentalitas dan jiwa bangsa tersebut. Apabila mentalitas dan jiwa bangsa itu diubah, maka terjadi perubahan kebudayaan pada bangsa itu.
- Imperialisme Militer: Imperialisme militer adalah suatu upaya untuk menguasai daerah-daerah dari negara lain yang dianggap strategis dengan menggunakan kekuatan angkatan bersenjata. Pada daerah yang dianggap strategis, negara imperialis membangun pangkalan militer. Pembangunan pangkalan militer ini bertujuan untuk menjamin kepentingan ekonomi dan keamanan daerah tersebut dari ancaman militer negara imperialisme lainnya, yang juga memiliki daerah tersebut.
Pengertian Kolonialisme Dan Imperialisme
Abad ke-15 merupakan era pencerahan atau renaisans
di Benua Eropa. Renaisans merupakan awal dari bangkitnya ilmu pengetahuan di
Eropa yang sebelumya sangat sulit berkembang karena doktrin-doktrin gereja yang
sangat mengekang. Salah satu pencapaian yang sangat besar pada masa itu adalah
munculnya teori heliosentris yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat tata
surya dan bumi berbentuk bulat.
Paham heliosentris inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan ke seluruh dunia.
Selain karena kepercayaan bahwa bumi itu bulat, bangsa Eropa terdorong untuk melakukan penjelajahan dengan tujuan untuk mendatangi negeri-negeri timur yang kaya raya. Namun pada akhirnya, tujuan tersebut berubah menjadi praktik penjajahan dan Indonesia pun tak luput dari penjajahan yang dilakukan bangsa barat tersebut (selengkapnya: Negara Yang Pernah Menjajah Indonesia). Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kolonialisme dan imperialisme. Dua istilah tersebutlah yang akan kita bahas di artikel kali ini.
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
Perbedaan kolonialisme dan imperialisme
Paham heliosentris inilah yang menjadi salah satu faktor yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan ke seluruh dunia.
Selain karena kepercayaan bahwa bumi itu bulat, bangsa Eropa terdorong untuk melakukan penjelajahan dengan tujuan untuk mendatangi negeri-negeri timur yang kaya raya. Namun pada akhirnya, tujuan tersebut berubah menjadi praktik penjajahan dan Indonesia pun tak luput dari penjajahan yang dilakukan bangsa barat tersebut (selengkapnya: Negara Yang Pernah Menjajah Indonesia). Praktik penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kolonialisme dan imperialisme. Dua istilah tersebutlah yang akan kita bahas di artikel kali ini.
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain. Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel). Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
Perbedaan kolonialisme dan imperialisme
- Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
- Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.
Persamaan kolonialisme dan imperialisme
Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.
Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah menjadi makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.
Kolonialisme dan imperialisme mulai berkembang
sekitar abad ke-15 yang diawali dengan adanya gejala pembaruan di Eropa di
bidang ekonomi, politik, sosial, maupun budaya dalam bentuk gerakan Renaisans
dan Humanisme yang berpikiran maju.
Renaisans adalah hasrat dan semangat untuk
berpikiran maju (progresif) dari kondisi atau masa sebelumnya. Sementara
Humanisme adalah suatu doktrin yang menekankan pada kepentingan kemanusiaan dan
idealisme. Adapun pusat-pusat perkembangan Renaisans pada awalnya terdapat di
kota-kota pelabuhan Italia, seperti Florence, Genoa, dan Venesia.
Kemampuan berpikir yang berhaluan maju inilah yang
kemudian menghasilkan banyak penemuan-penemuan baru seperti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
1. Di Bidang Ilmu Pengetahuan
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan ditandai
dengan munculnya teori Heliosentris (tata surya) oleh Nicolaus Copernicus,
seorang ahli ilmu pasti dan astronomi dari Polandia. Ajaran Copernicus yang
muncul pada tahun 1543 menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari seluruh benda-benda
antariksa dan ia menyatakan pula bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti bola.
Pernyataan Copernicus ini sesungguhnya pernah muncul jauh sebelumnya, yakni
bersumber dari pengalaman Marco Polo yang melakukan perjalanan dari Venesia
(Italia) melalui jalur darat ke negeri Cina antara tahun 1271 - 1292 hingga
kembali ke tempat asalnya.
2. Di Bidang Teknologi
Selain di bidang ilmu pengetahuan, Nicolaus
Copernicus juga mampu mengembangkan teknologi dengan cara membuat kompas yang
dapat digunakan untuk menunjukkan arah dalam pelayaran. Pada tahun 1610, muncul
ilmuwan baru dari Italia bernama Galileo yang mendukung dan memperjelas
pokok-pokok ajaran Heliosentris dari Copernicus. Pada saat itu, Galileo telah
mampu mengembangkan teknologi dengan cara membuat teropong jauh (teleskop).
3. Di Bidang Sosial Ekonomi
Pada tahun 1453, bangsa Turki Usmani berhasil
merebut wilayah Konstantinopel (terutama Bandar Bizantium yang biasa digunakan
sebagai bandar penghubung perdagangan antara Asia dan Eropa). Peristiwa itu mengakibatkan
terputusnya jalur perdagangan antara Asia dan Eropa sehingga para pedagang
sulit untuk mendapatkan rempah-rempah. Kondisi sosial ekonomi para pedagang
Eropa menurun akibat krisis lalu lintas perdagangan ini, dan memaksa mereka
untuk mencari jalan lain dalam menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan
membelinya secara langsung dengan cara berlayar menjelajahi samudera.
Perjalanan Marco Polo dari Venesia (Italia) ke
negeri Cina dan ajaran Copernicus yang menyatakan bahwa bentuk bumi bulat seperti
bola, telah mampu mempengaruhi dan mendorong pelaut-pelaut Eropa lain seperti
bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Perancis untuk berlayar
mengarungi samudera ke segala penjuru dunia hingga dapat menemukan
daerah-daerah baru yang kemudian dikuasai sebagai daerah jajahannya.
Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan
berkembang dengan pesat pada abad ke 16 sampai abad ke 18 di Eropa
Barat. Pada awal abad ke 16 beberapa kota yang relatif besar mulai bermunculan
seperti London, Paris dan Napoli. Di kota-kota itu produk untuk
keperluan mulai dibuat oleh pengrajin, seperti alat rumah tangga,
alat-alat dapur, gerabah dan pakaian jadi. Periode ini menandai
kemunculan masyarakat Pasar.
Pada dasarnya merkantilime adalah sebuah tahap dalam perkembangan sejarah
kebijakan ekonomi, sebuah sistem tentang kebijakan ekonomi yang banyak
dipraktekkan oleh banyak bangsawan Eropa dalam rangka menjamin kesatuan politik
dan kekuatan nasional. Merkantilis sendiri dapat dibedakan antara
kelompok bullionist dan merkantilist murni. Kelompok bullionist
berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni, Ide
dasarnya sebenarnya sama, yaitu berusaha mencapai kemakmuran negara, yang
membedakan adalah usaha untuk mencapai kemakmuran tersebut
Kelompok Bullionist, yang dipelopori oleh Gerald Malynes, mengaitkan
kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia, semakin besar stok logam mulia
di dalam negeri mencerminkan kemakmuran, kekuasaan dan kemegahan. Oleh
karena itu kebijakan dalam perdagangan adalah mendorong ekspor
sebesar-besarnya, kecuali logam mulia dan melarang impor dengan ketat, kecuali
logam mulia, sehingga apabila terdapat surplus ekspor, maka surplus ekspor ini
akan dibayar dengan logam mulia. Menjual barang ke luar negeri selalu lebih
baik dari membeli barang dari negara lain, karena menjual barang dari negara
lain akan dibayar dengan logam mulia sedangkan membeli barang dari negara lain
akan mengurangi logam mulia.
Sedangkan golongan merkantilis murni, hal yang paling menonjol adalah aspek
suku bunga. Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan
ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan
ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan peningkatan
harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar
uang yang berupa logam mulia dapat diperbanyak maka jalan yang paling mudah
adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib
berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance
of trade). Surplus ekspor dapat menambah logam mulia, dan dengan
masuknya logam mulai maka negara akan menjadi makmur dan kuat.
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
a. Suatu negara akan makmur dan kuat
bila ekspor lebih besar dari impor
b. Surplus yang diperoleh dari selisih
ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan dibayar dengan logam mulia
(emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor netto maka akan
semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
c. Pada waktu itu logam mulia
digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara yang
memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat
d. Logam mulia yang
banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai
armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
e. Penggunaan kekuatan armada
perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi
diAmerika Latin, Afrika dan Asia
Pendukung utama keompok merkantilis murni adalah Thomas Mun di Inggris,
Colbert di Perancis sehingga merkantilis di Perancis dinamakan colbertisme yang
lebih menitik beratkan pada perkembangan industri dalam negeri daripada
perda-gangan internasional, Von Hornigh dan Becker di Jerman dan Austria dan
sistemnya disebut sebagai cameralisme.
Ide pokok merkantilis yang mengatakan negara atau raja akan menjadi kuat
dengan semakin banyaknya logam mulia mendapat kritikan dari David Hume, yang
menyatakan bahwa semakin banyak logam mulia maka ini berarti jumlah uang
beredar (money supply) akan semakin banyak. Bila money supply naik
sedangkan produksi tetap, maka tentu akan terjadi inflasi dan kenaikan
harga. Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang
ekspor, sehingga kuantitas ekspor akan menurun.
Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi akan
menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih rendah, sehingga kuantitas
impor akan meningkat. Perkembangan yang demikian akan akan
menyebabkan impor lebih besar dari ekspor dan pada akhirnya logam mulia
akan menurun atau berkurang (untuk membiayai impor). Dengan berkurangnya
logam mulia yang dimiliki maka negara atau raja menjadi lebih miskin
Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori praklasik merkantilisme
menjadi tidak relevan. Selanjutnya muncullah teori klasik atau absolute
advantage dari Adam Smith.
Merkantilisme adalah aliran yang mengajarkan
proteksi ekonomi negara. Aliran ini sangat kuat pengaruhnya, sehingga pada abad
ke-18 berkembang menjadi politik ekonomi di negara-negara Eropa Barat.
Tujuan dari merkantilisme adalah untuk melindungi
perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di
masing-masing negara. Oleh karena nilai uang disamakan dengan emas,
masing-masing negara berusaha untuk mendapatkan emas seperti yang dilakukan
oleh Spanyol di Amerika Latin.
Hasil produksi ekspor ditingkatkan, sebaliknya
barang impor dibatasi dan dikenakan biaya yang tinggi. Daerah jajahan dipaksa
untuk menghasilkan bahan mentah untuk industri dan membeli hasil industri
negara induk.
Di India, Inggris memaksa penduduk menanam kapas,
dan di Amerika mereka melarang penduduk koloni mengimpor barang-barang kecuali
dari Inggris. Di Inggris politik merkantilisme diberlakukan pada masa Raja
Henry VIII dan di Prancis pada masa Perdana Menteri Colbert.
Merkantilisme berkembang bersama munculnya
negara-negara nasional dan menghilang dengan sendirinya sejak abad ke-19
setelah lahirnya sistem ekonomi liberal. Banyak negara tidak mau menerima atau
memboikot barang-barang dari negara yang memberlakukan kebijakan merkantilisme.
pakah definisi merkantilisme? Merkantilisme adalah suatu kebijaksanaan
politik ekonomi negara imperialis yang bertujuan untuk menumpuk kekayaan berupa
logam mulia sebanyak-banyaknya sebagai ukuran kekayaan, kesejahteraan dan
kekuasaan negara tersebut. Paham merkantilisme berkembang pada abad ke-16
sampai abad ke-18. Pelopor merkantilisme adalah Thomas Mun dan Sir James Stuart
dari Inggris, Jean Baptiste Colbert dari Perancis, dan Antonio Serra dari
Italia.
Pelaksanaan merkantilisme dilatarbelakangi oleh penjelajahan samudera. Dalam perdagangan dan ekspansi pelayaran, bangsa Eropa sudah mengenal uang. Karena uang sama nilainya dengan emas, maka para pedagang berupaya memperoleh emas sebanyak-banyaknya untuk menimbun kekayaan mereka. Bangsa Eropa juga melakukan pemerasan terhadap daerah koloni. Contoh daerah koloni yang dirampas oleh Spanyol adalah Kerajaan Maya dan Aztec di Meksiko, serta Kerajaan Indian Inka di Peru.
Pelaksanaan merkantilisme dilatarbelakangi oleh penjelajahan samudera. Dalam perdagangan dan ekspansi pelayaran, bangsa Eropa sudah mengenal uang. Karena uang sama nilainya dengan emas, maka para pedagang berupaya memperoleh emas sebanyak-banyaknya untuk menimbun kekayaan mereka. Bangsa Eropa juga melakukan pemerasan terhadap daerah koloni. Contoh daerah koloni yang dirampas oleh Spanyol adalah Kerajaan Maya dan Aztec di Meksiko, serta Kerajaan Indian Inka di Peru.
Perkembangan ekonomi Inggris semakin meningkat pada jaman Raja Henry VII.
Tujuan Inggris menjalankan politik ekonomi merkantilisme adalah untuk
mendapatkan neraca perdagangan aktif, yaitu memperoleh keuntungan besar dari
perdagangan luar negeri. Merkantilisme mendorong pemerintah untuk menguasai
daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya.
Politik merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan dagang masyarakat
Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia. Berkat merkantilisme, Inggris
bangkit sejalan dengan era penjelajahan samudera untuk mencari daerah-daerah
baru yang akan dijadikan daerah koloni. Begitu juga dengan masyarakat Eropa
lain seperti Belanda, Perancis dan Spanyol. Oleh karena itu, dalam
perkembangannya politik ekonomi merkantilisme telah menimbulkan perebutan
daerah koloni antar negara Eropa.
Kehidupan seni budaya dalam era merkantilisme bersifat istana-sentris dan
gereja-sentris. Hal ini berarti seluruh kegiatan seni budaya diarahkan untuk
memenuhi keagungan istana serta mengabdi kepada gereja. Kegiatan industri dan
perdagangan Inggris menjelang revolusi
industri mengalami perubahan yang mendasar. Misalnya bentuk usaha domestic
system berubah menjadi manufacture system. Dengan demikian, politik ekonomi
merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di
negara Inggris.
Mudah-mudahan artikel ini bisa menambah pengetahuan Anda seputar sejarah
ekonomi dunia.
No comments:
Post a Comment