BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup
merupakan struktur kompleks dari kehidupan. ada yang uni seluler (bersel satu)
dan juga ada multiseluler (bersel banyak) pada tumbuhan ataupun hewan. Sel merupakan unit
terkecil atau unit dasar makhluk hidup baik secara stuktural maupun fungsional.
Hal ini berarti bahwa secara structural, sel merupakan penyusun makhluk hidup,
baik mahkluk bersel satu maupun bersel banyak. Selain itu, setiap sel melakukan
aktivitas kehidupan. untuk menjaga kelangsungan aktivitasny, setiap
selmempunyai struktur dan fungsi yang jelas. Sebuah sel mempunyai tiga bagian
utama yaitu membrane sel (selaput plasma), sitoplasma, dan organel-organel sel.
Sementara itu, nucleus atau inti sel merupakan organel terbesar. Sel memiliki
bentuk dan ukuran yang bervariasi.bentuk sel biasanya sesuai dengan fungsinya.
Ukuran sel pada umumnya sangat kecil dan
hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Struktur sel dibagi
menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik. Setiap organisme tersusun dari
salah satu tipe struktur sel tersebut, yaitu prokariotik atau eukariotik. Pada dasarnya, struktur penyusun sel pada tumbuhan
dan hewan adalah sama. Namun ada beberapa organel sel yang terdapat pada tumbuhan namun tidak ditemukan
pada sel hewan, dan sebaliknya.
Mempelajari
dan mengetahui tentang sel serta struktur bagian-bagian didalamnya dapat
mendorong kita agar lebih mencintai diri kita. Sel tersusun dari bagian inti
yaitu membran plasma, nukleus, dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
organel-organel sel yang masing- masing memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda
tetapi saling berhubungan. Organel- organel sel itu diantaranya: retikulum
endoplasma, ribosom, kompleks golgi, mitokondria, badan mikro, plastida,
lisosom, sitoskeleton, mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara. Selain itu
ada organel yang tidak dimiliki hewan tapi tidak dimiliki oleh tumbuhan dan
sebaliknya. Misalnya, dinding sel, vakuola, dan sentriol.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk merampungkan tugas biologi yang
diberikan oleh bapak Abdul kadir. Selain itu sebagai bahan pembelajaran untuk
saya dan pembacanya kelak dalam menambah informasi dan memperkaya wawasan kita
terutama dalam menjaga kesehatan kita, karena sel ini sangat erat kaitan nya dengan
organ-organ vital dalam tubuh kita.
C. Permasalahan
1. Bagaimana struktur dan fungsi:
a.
Membran plasma
b.
Nukleus
c.
Sitoplasma
d.
RE
e.
Ribosom
f.
Kompleks Golgi
g.
Mitokondria
h.
Badan mikro
i.
Plastida
j.
Lisosom
k.
Sitoskeleton
2. Benarkah Nukleus sebagai pengatur kegiatan sel?
3. Bagaimana struktur organel di dalam sitoplasma?
4. Bagaimana ribosom mensintesis protein?
5. Apakah ribosom dapat disebut dengan organel sel?
6. Bagaimana akibat dari kerusakan pada mitokondria?
7. Apakah kelainan pada lisosom dapat terjadi dan apa penyebabnya?
D. Manfaat
Banyak ilmu dan
manfaat yang dapat diperoleh dari membaca makalah ini salah satunya adalah
memperkaya pengetahuan serta wawasan kita. Bahwa tubuh kita disusun oleh bagian
kehidupan yang paling kecil dan dasar yaitu sel. Manfaat selanjutnya adalah supaya kita
bisa lebih mencintai diri kita dan merawat setiap anggota atau organ dari tubuh
kita. Dengan makan makanan yang sehat dan rajin berolah raga, supaya sel kita
selalu sehat dan tetap melakukan aktivitas sesuai dengan fungsinya.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian-Bagian Sel dan Fungsinya
- Bagian
hidup (komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan
dan struktur sel seperti : mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola mari kita bahas masing-masing bagian satu per
satu.
I. Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan yang
melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel
dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat
masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model
mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada
teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida
dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan
membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan
lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana
komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai
bentuk interaksi semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah
phosfolipids, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel
adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat
melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2),
dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul
lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi
hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan
keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran
digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul
yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk
molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu
perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini
bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan
entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak.
Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah
dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid
bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar
berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan
dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor
ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa
protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
protein dan carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah
coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor
menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan
antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua
substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah
berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase.
Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan
energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
II. Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah
organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian
besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di
dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Nukleus merupakan
organel terbesar yang berada dalam sel. Nucleus berdiameter sekitar 10 μm.
Nucleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval.
Pada umumnya sel organisme berinti
tunggal, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti. Berdasar jumlah
nucleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut.
1). Sel mononukleat (berinti
tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2). Binukleat (inti ganda),
contohnya Paramecium.
3). Multinukleat (inti banyak),
misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur. Di dalam nucleus
terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleoulus, RNA, dan kromosom.
Kromosom tersusun atas protein dan DNA. Setiap nucleus tersusun atas beberapa
bagian penting sebagai berikut.
a). Membrane Nucleus (selaput inti)
Selaput inti merupakan bagian
terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput inti
terdiri atas dua membrane (bilaminair), setiap lapis merupakan lapisan bilayer.
Ruang antara membrane disebut perinuklear atau sisterna. Pada membrane ini
terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan sitoplasma.
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel
prokariotik (tidak memiliki selaput inti) dan seleukariotik (memiliki selaput
inti).
b). Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti
(karyotin) yang bersifat transparan semisolid(kental). Nukleoplasma mengandung
kromatin, granula, nucleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada saat
pembelahan sel, benang kromatin menebal dan memendekserat mudah menyerap zat
warna (disebut kromosom). Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di
dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi
diri( mengkopi diri) menjadi RNA yang selanjutnya akan dikeluarkan ke
sitoplasma.
c). Nukleolus
Nukleolus atau anak inti tersusun
atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nucleolus terbentuk pada saat
terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nucleus. Jika transkripsi
berhenti, nucleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nucleolus bukan merupakan
organel yang tetap.
Kromatin, Kromosom dan DNA
Kromatin pada saat interfase
tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada seluruh inti tanpa adanya
benang-benang kromosom. Namun sebaliknya, jika inti sel sedang bermitosis buti-butir kromatin tidak terlihat
dan akan tampak benang-benang kromosom. Istilah kromosom diperuntukan bagi
kromatin yang membentuk gambaran sebagai batang-batang halus saat pembelahan
sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA (16%), RNA (12%) dan nucleoprotein (72%). Nukleoprotein sendiri
tersusun atas berbagai jenis protein, yaitu protamin, histon, nonhiston
dan berbagai enzim
di antaranya polymerase DNA dan RNA.
Molekul DNA dikenal sebagai
materi genetik yang menyimpan semua informasi penting tentang segala aktivitas
sel yang harus dilakukan melangsungkan sebuah kehidupan. DNA atau Deoxyribonucleic acid diibaratkan
sebagai perpustakaan besar yang didalamnya terdapat buku-buku penting (gen) dan tersimpan rapi di dalam inti sel.
Molekul DNA memiliki struktur berupa dua untai polinukleutida (double strand)
yang masing-masing untai polinukleutida tersusun atas rangkain nukleutida dalam
bentuk deoksiribonukleutida. Setiap molekul nukleutida
terdiri atas tiga gugus, yaitu gugus gula pentosa
dalam bentuk deoksibosa, gugus fosfat
dan gugus basa nitrogen.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut
dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus
juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom,
tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan
di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
III. Sitoplasma (Plasma Sel)
Fungsi utama kehidupan berlangsung
di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan
berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang
melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen)
yang disebut matriks. Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan:
sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap
rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
Sitoplasma merupakan cairan yang
terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti dan organel sel. Khusus cairan
yang terdapat di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat
koloid, yaitu tidak padat dan tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah
air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya
reaksi kimia sel.
Disamping air di dalamnya terlarut
banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel terlarut antara
0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat berubah dari sol
ke gel begitu sebaliknya. Sol terjadi jika konsentrasi air tinggi, sedang gel
saat konsentrasi air rendah.
Sitoplasma merupakan plasma yang terdapat di dalam sel
dan di luar nucleus; atau dengan perkataan lain, sitoplasma merupakan plasma
yang terletak di antara membran plasma dan nucleus. Sitoplasma yang berada di
dalam nucleus disebut nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan
yang di bagian dalam disebut endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak.
Pada sel hewan ektoplasma berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel
tumbuhan banyak mengandung plastida (zat warna).
Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai berikut.
1). Cairan seperti gel (agar-agar/jeli)yang disebut
sitosol.
2). Substansi simpana dalam sitoplasma. Substansi ini
bervariasi bergantung tipe selnya.
3). Jaringan yang strukturnya seperti filament (benang)
dan serabut yang saling berhubungan. Jaringan benang dan serabut (mikrofilamen,
mikrotubulus, dan filament intermediar) disebut sitoskeleton yang berfungsi
sebagai kerangka sel.
4). Organel-organel sel.
Sitoplama dapat dibagi atas dua bagian, yaitu matriks
sitoplasma/bahan dasar sitoplasma yang disebut sitosol dan bermacam organel.
Sitosol disusun oleh partikel dengan ukuran 0,001-0,1 μm, sedangkan partikel
penyusun organel sel berukuran lebih besar dari partikel penyusun sitosol,
yaitu lebih dari 0,1 μm. Matriks sitoplasma dapat bertindak sebagai larutan
penyangga (buffer). Sifat biologis matriks sitoplasma adalah mampu mengenali
rangsang (iritabilitas) dan mengantar rangsang (konduktivitas).
Sitosol merupakan substansi koloid (kolla = lem; oides =
seperti). Air yang merupakan zat pelarut adalah komponen terbesar dari sitosol
sehingga di dalam sitosol mudah terjadi reaksi kimia. Oleh karena sitosol
bersifat koloid; mka sitoplasma juga bersifat koloid.
Beberapa sifat koloid sitoplasma adalah sebagai berikut.
1. partikel koloid bersifat transparan.
2. ukuran partikel koloid berkisar antara 0,001 sampai
0,1 μm. Dengan demikian, ukuran partikel koloid lebih besar dari larutan murni,
tetapi lebih kecil dari ukuran partikel suspensi.
3. komponen terbesar penyusun sitoplasma adalah air
sehingga memudahkan terjadinya reaksi kimia.
4. sitoplasma bersifat elektrolit. Di dalam larutan
elektrolit senyawa elektrolit akan mengalami elektolisis menjadi ion positif
dan ion negative. Ion yang bermuatan beda ( positif dan negative) akan
tarik-menarik sedangkan ion yang bermuatan sama (positif dan positif atau
negative dan negative) akan tolak-menolak.
5. sitoplasma bergerak karena adanya gerak acak (gerak
brown) dari partikel-partikelnya.
6. bentuk koloid dapat berubah dari bentuk cair (sol) ke
bentuk kental (gel) atau sebaliknya.
Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir
tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran
penting sebagai tempat penampungan produk sekunder yang berbentuk cair,
sehingga disebut pula ‘cairan sel’. Cairan yang mengisi vakuola berbeda-beda,
tergantung letak dan fungsi sel.
IV. Organel Sel
Organel adalah
struktur dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Oleh
karena itu, organel merupakan struktur submikroskopik yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop electron. Organel mempunyai struktur dan fungsi yang khusus. Ada beberapa organel yang
dipunyai baik hewan maupun tumbuhan. Organel tersebut adalah: reticulum
endoplasma (RE), ribosom, kompleks golgi, mitokondria, dan badan mikro. Organel
lain yang hanya dimiliki tumbuhan, misalnyadinding sel, plastida dan vakuola,
sedangkan organel yang hanya dimiliki oleh hewan adalah lisosom, sentriol
(terbentuk dari beberapa mikrotubul), dan mikrofilamen. Mikrotubul dan
mikrofilamen merupakan penyusun sitoskeleton. Sitoskeleton merupakan organel
sel berupa jalinan benang yang menyebar dalam sitoplasma. Stuktur dan fungsi
organel akan dibicarakan berikut ini satu per satu.
A. Retikulum
Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu
kumpulan kantung seperti membran berbentuk pipa, gelembung dan kantung pipih
yang meluas dalam sitoplasma sel eukariot.
Retikulum endoplasma dibagi dua kategori yaitu retikul endoplasma kasar
dan retikulum endoplasma halus. Kedua macam retikulum endoplasma ini menyusun
suatu sistem membran yang melingkupi suatu ruang. Bagian dalam membran disebut
dengan luminal atau ruang sisterna (cisternal space) dan daerah diluar membran
yang disebut ruang sitosolik (cytololic space) Perbedaan morofologi antara
retikulum endplasma kasar dan halu terletak apa ada tidaknya ribosom yang
terikat pada membran yang berhadapan dengan ruang sitosolik. Retikulum
endoplasma kasar merupakan organel berbatas membran yang terusun dari suatu
kantong pipih yang disebut dengan sisterna.
Sedangkan komponen membran dari retikulum endoplasma halus berbentuk
tubular.
Perbedaan jumlah antara kedua jenis
retikulum endoplasma ditentukan oleh jenis sel. Sebagai contoh, sel yang
mensekresi protein dalam jumlah besar seperti sel pancreas, kelenjar ludah
mempunyai retikulum endoplasma yang banyak. Kalau dilihat secara menyeluruh,
retikulum endoplasma kasar dan halus dibedakan tidak hanya berdasarkan ada
tidaknya ribosom pada membrannya tetapi juga pada susunannya dalam sitoplasma.
Retikulum endoplasma kasar tampak berupa saluran panjang, berjajar melengkung
teratur, sedangkan retikulum endoplasma halus berupak pembuluh (tubuler) atau
gelembung (vesikuler) yang tidak teratur. Retikulum
endoplasma kasar dan halus berhubungan di suatu tempat, karena dalam banyak hal
kedua retikulum endoplasma ini bekerja sama dalam melakukan aktivitas sel.
1. Jenis-Jenis Retikulum endoplasma :
-Retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma halus (SER)
berkembang dalam sejumlah jenis sel seperti sel otot rangka, tubulus ginjal dan
kelenjar steroid. Protein retikulum endoplasma bervariasi antara satu sel dengan
sel lain bergantung kepada fungsi, seperti:
-
sintesis hormon steroid pada
kelenjar gonad dan korteks ginjal
-
detoksifikasi
pada hati memiliki komponen organik yang bervariasi seperti barbiturat dan
etanol.
-
Pelepasan
glukosa dari glukosa 6 fosfat pada hati. Jejumlah besar
glikogen di dalam hati disimpan sebagai granula yang terikat dengan membran
luar retikulum endoplasma halus.
-Retikulum endoplasma kasar
Retikulum endoplasma kasar, karena
pada membrannya melekat banyak sekali ribosom sehingga tampak kasar di bawah
mikroskop dan tidak tampak licin. Elemen karakteristik dari REG adalah berupa
lembaran tipis yang terdiri dari 2 membran bersatu pada bagian tepi
masing-masing dan dibatasi oleh suatu cavite
berbentuk kantong yang aplatis (sakulus). Letak dan jumlah dari sakulus
bervariasi, tergantung pada jenis sel dan fungsi dari aktivitasnya. Bila letak
REG berkembang balk, letak sakulus menjadi sistematis, terarah, paralel satu
dengan yang lainnya. Pada sel-sel glandula dari acini pankreas dan paratoide
terdapat pada maxilla. Semua sakulus menempati bagian basal dari sitoplasma.
Pada sel yang kurang aktif juga mengandung sakulus namun jumlahnya jarang.
2. Struktur Tabulair Retikulum Endoplasma Halus
Berlawanan dengan penyusun lamellair
dari REG, maka REL dibentuk dari satu labirynth berkanalikula halus, saling
berhubungan, dan berinfiltrasi dalam semua sitoplasma.
Tidak ada ribosom pada permukaan
eksternal dari membrannya. REL memiliki sifat yang membuka kantak atau hubungan
yang penting dengan mitokondria, tempat glikogen dan peroxysomes.
Kesimpulan adalah:
- REG
memiliki suatu organisasi sakular dan membrannya ditutupi oleh ribosom.
- REL
adalah suatu jalinan tubuli-tubuli yang beranatomosis dan dikarakterisasi oleh
tidak adanya ribosom.
3. Penyusun Kimia dari Membran Retikulum Endoplasma
Dengan teknik ultrasentrifugasi
differentielle memisahkan membran RE dalam bentuk vesikula-vesikula kecil;
mikrosom, tertutupi atau tidak oleh ribosom. Analisa hiokimia dari membran
tersebut (ditraitmen dengan rihonuklease untuk mengeliminasi
Ribonukleoprotein), memperlihatkan bahwa membran RE mengandung:
• Protein
yang terstruktur dan lemak (30% atau 50%).
• Enzim,
yang dibutuhkan pada sintesa protein, pada metabolisme lemak, dan pada fenomena
detoxifikasi.
REL dan REG saling berhubungan,
meskipun sukar untuk memisahkan membrannya, namun penyusun biokimianya dari
kedua sistem tersebut berbeda, yaitu:
Ø Kandungan fosfolipida lebih tinggi pada REL dari REG.
Ø Perbandingan kuantitas fosfolipidal kuantitas kolesterol adalah 15
untuk REG dan 4 untuk REL.
Ø Glukosa 6-fosfat terutama terdapat pada REG.
Ø 5-nukleotidase terutama terdapat pada REL.
Ø Susunan dari lemak dan protein sesuai dengan model Singer -
Nicolson.
Fungsi Retikulum
Endoplasma :
1. Fungsi sintesa
Sintesa protein ini dilakukan bersama-sama
dengan ribosom, di mana protein yang dibebaskan masuk dalam cavite RE.
a.
SINTESA lemak: RE bertanggung
jawab pada sintesa lemak, membrannya mengandung sistem enzimatik yang
bertanggung jawab pada pemanjangan dan saturasi dari asam lemak.
b.
Sintesa glyciprotein; protein
disintesa oleh REG, dapat berasosiasi pada gula. Sintesa glycoprotein ini
disebut glycosilasi. Berawal pada REG dan berakhir pada AG.
c.
Sintesa membran; Sistem
membraner ini sangat berbeda di mana disintesa fosfolipida dan protein yang
berasal dari pembentukan membran sel.
2. Fungsi Penyimpanan
RE menyimpan dan mengkonsentrasikan
substansi yang berasal dari miliu ekstraseluler, juga dapat dari intraseluler.
3. Fungsi
detoxifikasi
Membran RE (hati dan ginjal)
mentransformasi molekul-molekul toksik menjadi molekul tidak toksik sebelum
dieliminasi oleh organisme. Detoksifikasi terjadi misalnya melalui hydroxylosi.
4. . Fungsi transport,
-
Elektron berkat suatu sistem
transfer extramitokondrial (cytochrom P4;o, cytochrom BS).
-
Substansi yang disebabkan oleh
sel, dalam semua sel, mulai dari ruang perinukleir sampai miliu ekstraseluler.
B. Ribosom
ribosom merupakan stuktur
paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat di sel eukariotik
maupun prokariotik. Pada, sel eukariotik, ribosom terdapat bebas dalam
sitoplasma atau terikat RE. ribosom tersusun atas protein dan RNA. Ribosom
terdiri dari dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit besar. Tiap-tiap
subunit disintesis dalam nucleolus dan dikeluarkan melalui porus nucleus ke sitoplasma
tempat kedua subunit bergabung. Ribosom berperan dalam sintesis protein.
Ribosom
merupakan partikel yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, melekat
atau tidak pada permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa
protein.
a. Sifatnya
Ø Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
Ø Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal,
tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi
berbeda.
Ø Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom
tersebut dapat dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub
unit-sub unit berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang
memisahkannya.
Ø Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang
dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari
prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar
dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom
(60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
Ø Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot,
panjang ribosom adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm
dengan besar 22 nm.
Ø Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung
dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot,
bentuk sub unit besar menyerupai ribosom E. coli.
b. Komposisi Kimia
Asam nukleat ribosom:
- Sub unit besar
dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang seimbang, mengandung 2 tipe
rRNA, yakni:
• Satu rRNA 28S
• Satu rRNA SS
- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan
RNA 185, maka sub unit besar tidak dapat berasosiasi pada sub unit kecil.
Sedangkan RNA 28s memungkinkan asosiasi tersebut. RNA SS melekat pada sequence
asam nukleat ini yaitu tRNA. Bilamana terbaca maka tRNA melekat pada site yang
merupakan bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA yang melekat pada molekul mRNA
menyebabkan pergerakan translasi mRNA masing-masing.
Protein ribosomal
a.
Sub unit kecil (30S prokariot):
21 protein digambarkan berturut-turut dengan huruf S dan satu angka antara 1
dan 21 (S1, S2, S21). Berat moleku130.000 - 40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom,
mengelilingi rRNA. Protein memainkan peranan sebagai reseptor pada faktor
pemanjangan sedangkan yang lainnya mengontrol transducti.
b.
Sub unit besar: 33 protein
dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:
Ø Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang memberikan
energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan tRNA asetil.
Ø Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6)
Ø Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang
telah dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru.
Ø Dalam konstruksi suatu alur
longitudinal, menempatkan rantai protein dengan pembentukan dan melindunginya
meiawan enzim proteolitik. Alur ini memiliki panjang sesuai dengan rantai
polipeptida 35 asetil-NH2.
SINTESIS PROTEIN
Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda sehingga setiap sel anak memiliki kromosom yang sama. DNA bertanggungjawab untuk mengkode semua protein. Setiap asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet nukleotida. Kode ini dihasilkan dari satu untai DNA melalui proses yang disebut dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan mRNA yang akan dibawa keluar dari inti untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein. Hal ini dapat dilakukan karena pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut dengan poliribosom. Atau dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum endoplasma. Kode tersebut (gambar 4.4) kemudian diterjemahkan pada suatu struktur yang disebut ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat bagi mRNA di mana mRNA akan terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan di bawa ketempat ini oleh RNA transfer (tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet yang akan berikatan dengan urutan nuklotida yang sesuai pada mRNA. Sebagai contoh fenil alanin yang terikat pada tRNA yang miliki tiplet AAA (adenin-adenin-adenin) akan berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada mRNA yaitu UUU (urasil, urasil, urasil).
Inisiasi
Gambar 4.5 memperlihatkan proses inisiasi.
Proses tersebut dimulai ketika ribosom subunit kecil berikatan dengan mRNA.
Inisiator tRNA yang membawa metionin berikatan pada daerah AUG yang mengkode
asam amino metionin. Selanjutnya ribosom sub unit besar akan menempel Pada
ribosom subunit kecil. Catatan, sisi A dan sisi P merupakan tempat pengikatan
tRNA.
Elongasi
Pada (gambar 4.6)
terlihat bahwa komponen tRNA bergerak dari sisi A ke sisi P. Sisi A meruapakan
tempat bagi tRNA berikitnya. Pada contoh ini adalah tRNA yang membawa prolin
yang dibawa oleh tRNA yang memiliki kode GGC. tRNA ini akan berpasangan dengan
urutan nukleotida CCG pada mRNA. Setelah menempel pada sisi A, metionin
dan protein akan diikat oleh ikatan peptida. Selanjutnya tRNA yang pertama
(yang membawa metionin) akan meninggalkan ribosom dan tRNA yang membawa prolin
akan berpindah kesisi A. Ribosom selanjunya akan bergerak ke triplet berikutnya
dengan arah 5' - 3' (ditunjukkan oleh arah panah pada mRNA). Sedangkan tRNA
akan bergerak dari arah 3' – 5 .
Ribosom selanjutnya akan membaca kode dengan
arah 5' - 3' dan menambahkan asam amino pada rantai peptide. Pada gambar tRNA
yang membawa glisin yang dikode oleh CCA, berpasangan dengan basa GGU pada
mRNA. Proses ini akan berjalan terus sampai mencapai stop codon. Pada (gambar
4.7) diperlihatkan dengan tanda merah.
Akhir translasi (terminasi)
Ketika robosom mencapai stopkodon, dan tidak ada tRNA yang menempel maka ribosom sub uni kecil dan besar akan terpisah dan meninggalkan mRNA (gambar 4.8).
Poliribosom
Kelompok ribosom dapat menempel pada mRNA dan setiap
ribosom mensintesis satu untui polipeptida.kelompok ini disebut dangan
poliribosom.
Ribosom merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran
kecil (20 X 30 nm). Ribosom terdiri dari dua unit. Yang dihasilkan didalan
nukleolus. Ribosom meninggalkan inti
sebagai unit terpisah melalui pori
inti. Ribosom utuh dibentuk di dalam sitoplasma. Penyatuan ribosom di
ditoplasma adalah untuk mencegah terjadinya sintesis protein didalam inti.
C. Badan Golgi (Aparatus Golgi)
Badan Golgi
(disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel
yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua
sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi
ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi,
sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada
tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang
bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena
hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan
membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel.
Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga
vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan
yang diperlukan seperti enzim-enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan
Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis
ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu
bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima
vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum
Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan
Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk
penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari
bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah
ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan
siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli
histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi tahun 1898 di dalam sitoplasma sel saraf. beberapa
fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi.
Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan
bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau
membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat
menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom
pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan
pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul
untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom.
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain: Clathrin-coated
adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari clathrin dan adaptin.
interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika
tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk
dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae.
beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan
adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma. Terdapat 2
protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan
bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel
snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu.
Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase. protein Rab memudahkan dan
mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang
diperlukan pada penggabungan membran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa AG tidak hanya berfungsi
sebagai alat transport materi ke luar sel. Akan tetapi banyak reaksi yang
berlangsung di dalam lumen AG, antara lain proses biosintesis- glikoprotein dan
glikolipid yang dikatalisis oleh enzim glikosil transferase, kedua proses ini
sering dinamakan glikosilasi. Di dalam AG juga terjadi proses penambaKan gugus
sulfat pada karbohidrat yang dikatalisis oleh enzim sulfat tansferase. Seiain
itu, di dalam lumen AG terjadi proses sintesis proteoglikan yang merupakan
komponen matriks ekstra sel. Pada sel tumbuhan yang sedang membelah, AG
berperanan dalam pembentukan komponen dinding sel yang baru.
Molekul-molekul protein dan lipid yang telah mengalami
modifikasi kimiawi di dalam lumen AG akan di packing oleh membran Golgi dan
ditransfer dalam bentuk vesikel. '
Ada
tiga macam protein yang dihasilkan oleh Golgi, antara lain:
1) protein membran inti, membran plasma dan protein membran organel
2) protein sekretori yang disimpan dalam bentuk vesikel
3) protein enzim yang disimpan dalam vesikel (lisosom)
D. Mitokondria
Mitokondria
adalah badan energi sel yang berisi protein dan benar-benar merupakan
"gardu tenaga". "Gardu tenaga"
ini mengoksidasi makanan dan mengubah energi menjadi adenosin trifosfat atau
ATP. ATP menjadi agen dalam berbagai
reaksi termasuk sistesis enzim. Mitokondria penuh selaput dalam yang tersusun
seperti akordion dan meluaskan permukaan tempat terjadinya reaksi. (Sumber:
Time Life, 1984)
Wikipedia Indonesia,
(ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia;
diakses pada 22 Agustus 2007) memberi pengertian mitokondria
sebagai tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan
energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Oleh
karena itu mito
kondria sering disebut sebagai “The Power House”.
Mitokondria merupakan penghasil (ATP)
karena berfungsi sebagai tempat di mana respirasi pada
makhluk hidup berlangsung. Bentuk mitokondria beraneka ragam, ada yang
bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket dan ada pula yang tidak
beraturan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk
butiran atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya
mudah berubah. Ukuran seperti bakteri dengan diameter 0,5 – 1 µm. Mitokondria
baru terbentuk dari pertumbuhan serta pembelahan mitokondria yang telah ada
sebelumnya (seperti pembelahan bakteri). Penyebaran dan jumlah mitokondria di
dalam tiap sel tidak sama dari hanya satu hingga beberapa ribu. Pada sel
sperma, mitokondria tampak berderet-deret pada bagian ekor yang digunakan untuk
bergerak.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki
aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda
untuk setiap sel. Struktur mitokondria
terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar
membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan
perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran
ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini,
membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain
itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid
dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani
β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan
membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan
tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish,
2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung
protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang
berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang
mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak diantara membran
luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang
penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi
β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi
genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat
inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
Untuk kehidupan sel, mitokondria berperan menghasilkan energi yang
digunakan untuk melakukan berbagai fungsi sel.
Semua jaringan dan sel yang hidup dengan berbagai derajat yang berbeda
menurut fungsi masing-masing memerlukan energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan
mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif. Disfungsi mitokondria dapat
terjadi pada semua sistem organ, maka manifestasi klinik kelainan mitokondria
dapat bervariasi menurut organ yang terlibat. Gangguan ini bisa berupa gangguan
fungsi sampai kerusakan sistem organ. Hal itu disampaikan oleh dr David Handojo
Muljono dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta dalam suatu seminar tentang
Mitokondria.
Dengan berkembangnya imunologi, diketahui bahwa kerusakan hati pada
primary biliary cirrhosis (PBC) terjadi karena kerusakan mitokondria akibat
antibodi terhadap protein mitokondria. Selanjutnya terungkap bahwa penyakit
hati yang disebabkan oleh penimbunan lemak, terjadi melalui kerusakan
mitokondria sel hati.
Kelainan mitokondria ini terjadi sebagai akibat peningkatan sintesis
asam lemak yang diikuti mekanisme kompensasi sel berupa fat disposal melalui
esterifikasi lemak menjadi trigliserida dan oksidasi di tiga organel sel yakni
mitokondria, peroksisom dan mikrosom. Kelainan pada mitokondria itu juga
terjadi karena pembentukan bahan-bahan yang bersifat toksik terhadap berbagai
protein respirasi, fosfolipid dan DNA mitokondria.
Selain akibat penimbunan lemak, kelainan mitokondria pada penyakit hati
juga diakibatkan pengaruh obat. Obat merupakan bahan kimia yang bekerja dengan
berbagai cara yakni langsung pada reseptor, memodulasi enzim atau berikatan
dengan protein sel untuk menimbulkan efek baru. Di lain pihak, hati merupakan
organ yang bertugas menetrasisasi bahan-bahan toksik yang memasuki tubuh. Kegagalan
suatu sistem akan menyebabkan akumulasi bahan tertentu yang akan merupakan
bahan toksis untuk enzim pada organel tertentu atau pada organel berikutnya.
E. Badan
Mikro
Badan mikro hampir menyerupai lisosom, berbentuk agak
bulat, diselubungi membrane tunggal, dan di dalamnya berisi enzim katalase dan
oksidase. Disebut badan mikro karena ukurannya yang kecil, hanya bergaris
tengah 0,3-1,5 μm.
Terdapat dua tipe badan mikro, yaitu
peroksisom dan glioksisom. Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun
tanaman tingkat tinggi. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat
menghasilkan H2O2 (bersifat racun bagi sel) yang
selanjutnya dipecah menjadi H2O+O2. peroksisom penting
dalam penyerapan cahaya dan respirasi sehingga berhubungan erat dengan
kloroplas dan mitokondria. Peran lain peroksisom selain melindungi sel dari H2O2,
juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin
dalam sel. Glioksisom terdapat pada sel tanaman, terutama terdapat pada
jaringan yang mengandung lemak, misalnya biji-bijian yang mengandung lemak.
Fungsi glioksisom yaitu berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat
terjadinya siklus glioksilat. Untuk keperluan proses tersebut,glioksisom
menghasilkan enzim-enzim dan glioksilat, termasuk di dalamnya enzim katalase
dan glikolat oksidase.
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi
mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida
merupakan produk metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom
juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan.
Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan
peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan,
misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bentuk dari
protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan
di jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang
diperlukan bagi perkecambahan.
F. Plastida
Plastida adalah organel sel yang
menghasilkan warna pada sel tumbuhan. Tidak terdapat pada hewan, fungi, maupun
prokariota seperti bakteri dan ganggang hijau-biru. Bentuk plastida bulat, oval,
atau cakram. Diameternya antara empat sampai enam micrometer. Organel ini
mempunyai membrane rangkap yang disebut amplop. Di dalam amplop terdapat system
membrane dan matriks.
ada tiga macam plastida, yaitu :
- leukoplast adalah plastida yang tidak
mengandung pigmen dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau sebagai gudang.
Berdasarkan bahan yang dikandung, leukoplas dapat di bedakan atas:
a). amiloplas, bila bahan yang disimpan di dalamnya berupa tepung
atau amilum
b). elaioplas, bila bahan yang disimpan di dalamnya berupa minyak
c). aleuroplas, bila bahan yang disimpan berupa protein.
- kloroplast : plastida yang umumnya
berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk fotosintesis).
- kromoplast : plastida yang mengandung pigmen yang bukan pigmen fotosintesis, misalnya:
- kromoplast : plastida yang mengandung pigmen yang bukan pigmen fotosintesis, misalnya:
•
Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
•
Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
•
Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
•
Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
•
Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.
G. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat
membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh
Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel
ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim
tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis,
dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke
dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan
dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke
sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi
tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal,
pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi
pematangan dan membentuk lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi
bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula,
bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk
autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari
trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini
berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran
besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama,
membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
Berbagai kelainan turunan yang disebut sebagai penyakit
penyimpangan lisosom (lysosomal storage disease) mempengaruhi metabolism
lisosom. Seseorang yang ditimpa penyakit penyimpangan ini kekurangan salah satu
enzim hidrilitik aktif yang secara normal ada dalam lisosom. Lisosom melahap
substat yang tidak tercerna yang mulai mengganggu fungsi seluler lainnya. Pada
penyakit Pompe misalnya, hati dirusak oleh akumulasi glikogenakibat ketiadaan
enzil lisosomyang dibutuhkan untuk memecah polisakarida. Pada penyakit
Tay-Sachs, enzim pencerna lipid hilang atau inaktif, dan otak dirusak oleh
akumulasi lipid dalam sel. Untunglah penyakit penyimpangan ini jarang ada pada
populasi umum. Pada masa mendatang mungkin kita dapat mengobati penyakit
penyimpangan ini dengan menyuntikkan enzim yang hilang bersama dengan molekul
adaptor yang menargetkan enzim-enzim untuk penelanan oleh sel dan penggabungan
dengan lisosom.
Pembentukan lisosom
Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi
oleh ribosom dan kemudian masuk ke dalam RE. Dari RE enzim dimasukkan ke dalam
membran kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain ini ada juga
enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam golgi. Oleh golgi, enzim itu
dibungkus membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses
pembentukan lisosom ada dua macam, pertama dibentuk langsung oleh RE dan kedua
oleh golgi.
H. Sitoskeleton
sitoskeleton berupa
rangkaian benang-benang yang tersusun atas silium dan flagellum dan berfungsi
sebagai penyokong sel serta mempertahankan bentuk sel. Hal ini terutama penting
bagi sel hewan karena sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Benang-benang
sitoskeleton tidak hanya merupakan “tulang” sel, tapi juga merupakan otot.
Benang penyusun sitoskeleton dapat dibedakan atas 3 jenis benang,yaitu
mikrotubul(merupakan benang yang paling tebal),mikrofilamen (sering juga
disebut filament aktin, merupakan benang
yang tipis), dan filament antara (merupakan benang yang berukuran di antara
mikrotubul dan mikrofilamen).
I.
Mikrofilamen atau filamen aktin
Mikrofilamen adalah
rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang
disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Karena kecilnya sehingga
pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus
dibawah), tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein
aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan
sel k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan
organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan
dalam sel-sel hati).
J.
Mikrotubulus
Mikrotubulus
berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang
gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentukan
sentriol, flagela dan silia.
Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus
yang sangat teratur. Pada saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang
gelendong inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak bebas
dan dijulurkan.
Pengertian lain, mikrotubulus adalah rantai protein yang
berbentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang. Mikrotubulus tersusun
atas bola-bola molekul yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25
nm. Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
Mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan
komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu pembelahan sel
secara mitosis.
K.
Filamen
antara (Serabut antara)
Filamen
antara adalah rantai molekul
protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter
8-10 nm. Disebut serabut antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus
dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan
tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit tersusun
oleh protein keratin.
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastid
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya
tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastid
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulose
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh
butir plastid
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
1.
Dinding
sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan.
Dinding sel terdiri daripada selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,
perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel
untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel itu tipis,
berlapis-lapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk
pada saat pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat agar-agar
mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah
pembelahan sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa.
Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah
tumbuhan dewasa. (Sumber: Time Life, 1984).
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut
noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu
dengan yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran
plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel terhadap dinding
sel disebut tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan dalam turgiditas
sel. Dinding
sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang
bagi sel untuk membesar.
Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan
kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang
bebas, layaknya sel hewan. Namun
demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan
dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sen
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan
organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting) dan
garam karbonat, silikat dari Ca dan Mg. Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding
sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga
terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).diri.
Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak
berkayu.
2. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi
cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat
yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun
tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler
tingkat rendah. .Vakuola ini diselimuti oleh
membran tonoplas.
Vakuola besar sel tumbuhan berkembang dengan adanya
penggabungan dari vakuola-vakuola yang lebih kecil, yang
diambil dari retikulum endoplasma dan aparatus golgi. Melalui hubungan ini,
vakuola merupakan bagian terpadu dari sistem endomembran.
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil
dan vakuola non kontraktil. Protista mirip hewan
(protozoa), memiliki vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut yang menetap.
Vakuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator, yaitu pengatur nilai
osmotik sel atau ekskresi. Vakuola non kontraktil atau vakuola makanan
berfungsi mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan.
Vakuola berisi:
• gas,
• asam amino,
• garam-garam
organik,
• glikosida,
• tanin (zat penyamak),
• minyak eteris
(misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine pada jahe),
• alkaloid
(misalnya kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada daun
tembakau, tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin
pada umbi kentang, likopersin dan lain-lain),
• enzim,
• butir-butir
pati.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
3. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua
sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana
nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang
membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri
dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi
sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh
beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan
mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2
merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah
memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub
pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang benang
spindel.
BAB III
KESIMPULAN
Bagian utama
penyusun sel ialah membrane plasma, nucleus ( inti sel), dan sitoplasma.
Sedangkan organel-organel lain di antaranya ialah reticulum endoplasma (RE),
ribosom, kompleks golgi, mitokondria, badan mikro, plastida, lisosom, dan
sitoskeleton.
Membrane plasma tersusun dari dua lapis molekul
fosfolipid di bagian tengah dan selapis molekul protein di masing-masing bagian
tepi. Konstruksi membrane yang terdiri dari protein-lipid-protein tersebut
dinamakan satuan membrane.
Nucleus mengandung nucleolus (anak inti) dan
nukleoplasma. Dalam nukleoplasma terdapat kromosom yang mengandung substansi
genetic. Fungsi nucleus adalah mengontrol seluruh aktivitas sel dan pewarisan
factor keturunan.
Sitoplasma merupakan plasma yang terletak di antara
membrane plasma dan nucleus, terdiri dari matriks yang disebut sitosol, dan
organel.
Reticulum endoplasma yang memiliki ribosom disebut RE
kasar yang fungsinya untuk transport dan sintesis protein, sedangkan yang tidak
memiliki ribosom disebut RE halus yang berfungsi untuk transport serta sintesis
lemak dan steroid.
Ribosom merupakan partikel
yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada
permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa protein. Ribosom terdiri dari nucleoprotein yang tersusun atas rRNA dan
protein.
Bentuknya universal, pada potongan
longitudinal berbentuk elips. Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu
alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang
memiliki dimensi berbeda.
Kompleks
Golgi Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks
Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,
dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. berfungsi untuk sekresi polisakarida, protein,
dan lendir.
Mitokondria
merupakan penghasil (ATP) karena berfungsi
sebagai tempat di mana respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Bentuk mitokondria beraneka ragam, ada yang bulat, oval, silindris, seperti
gada, seperti raket dan ada pula yang tidak beraturan. Namun secara umum dapat
dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang. Mitokondria
mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah berubah. Mitokondria berperan
dalam respirasi sel serta tranpor electron.
Glioksisom
dan peroksisom merupakan komponen badan mikro. Fungsi glioksisom untuk
metabolisme lemak, sedangkan peroksisom berperan dalam metabolisme glikolat
hasil fotosintesis.
Plastida
terbagi menjadi proplastida, leukoplas, kromoplas, dan kloroplas. Berdasarkan
kandungan bahannya, leukoplas dibedakan atas amiloplas, elaioplas, dan
aleuroplas.
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang
berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler
pada berbagai kegiatan yang membutuhkan enzim.
Sitoskeleton berfungsi sebagai penyokong
sel dan mempertahankan bentuk sel. Komponen penyusun sitoskeleton adalah
mikrotubul, mikrofilamen, dan sel. Komponen penyusun sitoskeleton adalah
mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen antara untuk memperkuat bentuk sel dan
menetapkan posisi organel tertentu.
Dinding sel, plastida, dan vakuola besar
hanya terdapat pada sel tumbuhan, sedangkan sentriol hanya terdapat pada sel
hewan. Dinding sel tersusun dari selulosa yang bersifat permeable, dan vakuola
dilapisi tonoplas yang bersifat semipermeabel. Sentriol berfungsi untuk
pergerakkan kromatid atau kromosom pada proses pembelahan inti.
SITASI PUSTAKA
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida (Singer dan Nicholson
,1972).
Mitokondria penuh
selaput dalam yang tersusun seperti akordion dan meluaskan permukaan tempat
terjadinya reaksi (Time Life, 1984).
mitokondria sebagai tempat di mana fungsi respirasi pada
makhluk hidup berlangsung (Wikipedia Indonesia, 2007).
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme
tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot
jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Struktur mitokondria terdiri dari empat
bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan
matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar
terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish,
2001].
Setelah pembelahan
sel, tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini
terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan
dewasa (Time Life, 1984).
Table.1.1
Karakteristik Mikrotubul, Mikrofilamen, dan Filament Antara
Sifat
|
Mikrotubul
|
Mikrofilamen
|
Filamen antara
|
Struktur
|
Berupa tabung/pipa:
Dinding tersusun dari 13 kolom protein
tubulin
|
Berupa dua untaian aktin
|
Berupa tabung/pipa
|
Diameter
|
25 nm
|
7 nm
|
8-10 nm
|
Monomer
|
α-tubulin
β -tubulin
|
6- aktin
|
5 protein yang berbeda, tergantung pada
jenis selnya
|
Fungsi
|
Motilitas sel;
Gerak kromosom;
Penempatan dan pergerakkan organel;
Mempertahankan bentuk sel
|
Kontraksi otot;
Gerak ameboid;
Pembelahan sel( formasi alur pembelahan);
Mempertahankan bentuk sel;mengubah bentuk
sel
|
Fungsi structural sitoskeleton;
Mempertahankan bentuk sel
|
Perbedaan sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri
Table 1.2 Perbedaan sel tumbuhan, hewan dan bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Sel bakteri
|
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel
hewan.
|
Sel hewan lebih kecil daripada sel
tumbuhan.
|
Sel bakteri sangat kecil.
|
Mempunyai bentuk yang tetap.
|
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
|
Mempunyai bentuk yang tetap.
|
Mempunyai dinding
sel [cell wall] dari selulosa.
|
Tidak mempunyai dinding
sel [cell wall].
|
Mempunyai dinding
sel [cell wall] dari lipoprotein.
|
Mempunyai plastida.
|
Tidak mempunyai plastida.
|
Tidak mempunyai plastida.
|
Mempunyai vakuola [vacuole]
atau rongga sel yang besar.
|
Tidak mempunyai vakuola.
|
|
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran
(granul) pati.
|
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran
(granul) glikogen.
|
-
|
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
|
Mempunyai sentrosom [centrosome].
|
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
|
Tidak memiliki lisosom [lysosome].
|
Memiliki lisosom [lysosome].
|
|
Nukleus lebih kecil daripada vakuola.
|
Nukleus lebih besar daripada vesikel.
|
Tidak memiliki nukleus dalam arti
sebenarnya.
|
Tabel 1.3 Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan dan tanaman
Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hewan
|
Tumbuhan
|
Terdapat sentriol
|
Tidak ada sentriol
|
Tidak ada pembentukan dinding sel
|
Terdapat sitokinesis dan pembentukan
dinding sel
|
Ada kutub animal dan vegetal
|
Tidak ada perbedaan kutub embriogenik,
yang ada semacam epigeal dan hipogeal
|
Jaringan sel hewan bergerak menjadi
bentuk yang berbeda
|
Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi
bentuk yang berbeda
|
Terdapat proses gastrulasi
|
Terdapat proses histodifferensiasi
|
Tidak terdapat jaringan embrionik seumur
hidup
|
Meristem sebagai jaringan embrionik
seumur hidup
|
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran
tubuh)
|
Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali
kemampuan akar dalam hal menopang berat tubuh bagian atas
|
Apoptosis untuk perkembangan jaringan,
melibatkan mitokondria dan caspase
|
Tidak ada "Apoptosis", yang ada
lebih ke arah proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria
|
Gambar 1 bagian-bagian sel
Gambar
1 Membrane plasma
Gambar
2 Nukleus
Gambar
2.1 Struktur nukleus
Gambar
3 Retikulum Endoplasma
Gambar
4 Ribosom
Gambar 4.1 Ribosom, memiliki 2 sub unit besar dan kecil
Gambar 4.2 Ribosom. Sub Unit Kecil dan besar bersatu
Gambar 4.3 Ribosom melekat pada RE dan ribosom bebas
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar
5 Kompleks Golgi
Gambar
6 Mitokondria
Gambar
6.1 Struktur mitokondria
Gambar 7. Lisosom, tampak pada sel
Gambar
7.1 Penampang Peroksisom (Salah satu Badan mikro)
Gambar 7.2.
Pembentukan Lisosom dan Aktivitasnya
Gambar 8. Kloroplas
(merupakan salah satu jenis plastida pada tumbuhan).
Gambar
8.1 Kloroplas dan Klorofil
Gambar
9 Struktur Mikrotubulus (Salah satu sitoskeleton)
Gambar
9.1 Bagian-bagian dari Mikrotubulus
Gambar
10 Penampang Sel Hewan
Gambar 11 Sel
Tumbuhan
Gambar
11.1 Struktur sel tumbuhan
Keterangan:
1. kloroplas
2. vakuola
3. nukleus
a. plasmodesmata
b. membran plasma
c. dinding sel
d. membran tilakoid
e. amilum
f. vakuola
g. tonoplas
h. mitokondrion (mitokondria)
i. peroksisoma
j. sitoplasma
k. vesikel kecil bermembran
l. retikulum endoplasma kasar
m. pori-pori nukleus
n. membran inti
1. kloroplas
2. vakuola
3. nukleus
a. plasmodesmata
b. membran plasma
c. dinding sel
d. membran tilakoid
e. amilum
f. vakuola
g. tonoplas
h. mitokondrion (mitokondria)
i. peroksisoma
j. sitoplasma
k. vesikel kecil bermembran
l. retikulum endoplasma kasar
m. pori-pori nukleus
n. membran inti
o. nukleolus
p. ribosom
q. retikulum endoplasma halus
r. vesikel golgi
s. badan golgi
t. sitoskeleton
Gambar 12. Sentriol
DAFTAR
PUSTAKA
Purnomo,dkk. 2005. Biologi Kelas XI. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.
Supeni, Tri.dkk.
1996. Buku Pelajaran SMU Biologi. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Ribosom : merupakan
suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30 nm). Ribosom
terdiri dari dua unit.
Kodon
inisiasi : Uruttan DNA tertentu yaikni AUG yang mengkode asam amino
metionin yang mengawali terjadinya sintesis protein.
Kodon : Tiga
urutan basa nitrogen pada mRNA yang mengkode asam amino tertentu
Antikodom : Tiga
urutan basa nitrogen pada tRNA yang akan berpasangan dengan kodom pada mRNA
dalam proses sintesis protein
Stop
kodon : Kodon yang tidak mengkode asam amino
No comments:
Post a Comment