BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN:
SEL
DAN PERKEMBANGANNYA
PENDAHULUAN
Beberapa pengertian dasar yang perlu
dipahami untuk mempelajari sel adalah:
1. Organisme
atau individu adalah suatu unit kehidupan. Manusia, hewan dan tumbuhan adalah
sebuah organisme. Organisme tersusun atas berbagai sistem organ yang membentuk
satu kesatuan di antaranya sistem integumen, pencernaan, sirkulasi, respirasi,
ekskresi, muskuloskeletal, endokrin, reproduksi dan lainnya.
2. Sistem
organ tersusun oleh beberapa organ, misalnya
sistem reproduksi wanita tersusun atas organ ovarium, tuba uterina fallopii,
uterus, vagina, vulva dan lainnya. Sistem reproduksi pria tersusun atas penis,
testis, prostat, vesikula seminalis dan lainnya.
3. Organ
tersusun atas jaringan-jaringan, misalnya uterus memiliki jaringan otot bernama
miometrium, jaringan endotel bernama endometrium, jaringan saraf, jaringan ikat
berupa ligamen-ligamen yang menopang uterus. Penis tersusun atas jaringan
kulit, mukosa, jaringan otot, jaringan saraf dan lain-lain.
4. Jaringan
merupakan sekumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Misalnya
jaringan kulit merupakan sekumpulan sel-sel berstruktur pipih dan memiliki
fungsi pokok yang sama yaitu sebagai penutup tubuh. Jaringan saraf tersusun
atas sekumpulan sel-sel panjang bernama neuron dan berfungsi sebagai penyalur
impuls saraf.
5. Sel
merupakan unit terkecil dari kehidupan. Tubuh manusia dewasa memiliki kira-kira
100 triliun sel. Namun di alam ini ada organisme yang hanya memiliki beberapa
sel saja, bahkan ada pula yang hanya memiliki satu sel saja, misalnya bakteri.
Sel merupakan kesatuan hidup terkecil yang
sungguh-sungguh ada. Organisme hidup ada yang bersel satu disebut protozoa dan
ada yang multiseluler yang disebut metazoa. Dari berbagai jenis sel yang ada di
dalam tubuh manusia ada yang berumur pendek dan akhirnya digantikan oleh sel
yang baru, namun ada juga yang bertahan sampai dengan akhir kehidupan misalnya
sel-sel saraf.
STRUKTUR
SEL
Beberapa pengertian dasar yang perlu
dipahami untuk mempelajari sel adalah:
Sebuah sel adalah setitik massa
protoplasma yang tersusun atas:
1. Membran sel atau membran plasma (A)
Membran
plasma merupakan suatu membran yang berfungsi untuk mempertahankan komposisi
yang tepat dari protoplasma karena merupakan membran semipermeabel yang
selektif sehingga mampu menyaring bahan-bahan yang masuk. Pada permukaan
membran sel terdapat tonjolan-tonjolan disebut mikrofili (R). Dengan adanya
mikrofili, permukaan sel menjadi semakin luas.
2. Sitoplasma/sitosol (B)
Sitoplasma merupakan bahan koloid yang
kompleks tempat struktur yang lain terendam dan berfungsi dalam kegiatan anabolik
dan sintetik. Di dalam sitoplasma terdapat struktur-struktur penting yang
disebut organela-organela, antara lain:
- Nukleus atau inti sel (C)
Nukleus
terdiri dari massa protoplasma yang lebih pekat dan dipisahkan dari sitoplasma
oleh membran inti (D) yang selektif terhadap bahan-bahan yang masuk ke dalam
nukleus. Nukleus mengendalikan sel dan kegiatannya. Di dalam nukleus terhadap
kromosom yang penting artinya dalam genetika. Di dalam kromosom terdapat bahan
genetik yang disebut DNA. Di dalam nukleus juga terdapat inti yang disebut
nukleolus atau anak inti (E). Fungsi dari nukleolus adalah membentuk ribosom,
yang selanjutnya dibawa keluar dari nukleus menuju retikulum endoplasma
granulosun.
- Mitokondria (F)
Mitokondria berbentuk tongkat-tongkat
kecil yang berfungsi dalam proses katabolisme dan respirasi sel dalam rangka
membentuk energi. Termasuk di dalam proses tersebut antara lain Siklus Kreb,
oksidasi piruvat dan oksidasi beta.
- Kompleks Golgi (G)
Kompleks golgi merupakan saluran-saluran
yang terletak di dekat nukleus dan terlibat dalam proses sekresi. Sekresi sel
misalnya hormon dan neurotransmitter dipak berupa vesikel sekretori (Q)
kemudian dibawa menuju permukaan sel untuk dilepaskan.
- Lisosom (H)
Lisosom merupakan organela yang berperan
dalam kegiatan pencernaan karena di dalamnya terdapat enzim hidrolitik. Sel
darah putih dapat menelan bakteri, selanjutnya isi lisosom dibawa dengan
hati-hati menuju vakuola membunuh dan mencerna bakteri tersebut. Pelepasan isi
lisosom yang tak terkontrol justru akan mematikan sel (nekrosis).
- Retikulum endoplasma (I)
Ada dua jenis retikulum endoplasma yaitu
retikulum endoplasma agranulosum dan retikulum endoplasma granulosum yang
mengandung ribosom (J).
- Retikulum endoplasma agranulosum berfungsi
dalam proses sintesis lipid dan hormon steroid, detoksikasi racun yang larut
dalam lipid di hati, dan pengendalian pelepasan Kalsium dalam mekanisme
kontraksi otot.
- Retikulum endoplasma granulosum berfungsi
mengumpulkan protein yang disintesis oleh ribosom, dan selanjutnya menyalurkannya
keluar dari sel.
- Sentrosom (K)
Merupakan organela yang berperan dalam
pembelahan sel. Sentrosom terdiri atas dua sentriol (L). Pada saat pembelahan
sel, sentrosom mengalami replikasi (penyalinan) menjadi dua sentriol.
Masing-masing belahan akan menuju belahan sel yang berbeda.
- Sitoskeleton atau kerangka sel (M)
Sitoskeleton terdiri atas mikrotubulus (N)
dan mikrofilamen (O). Fungsi dari sitoskeleton adalah berperan dalam motilitas
sel dan mempertahankan bentuk sel.
- Vakuola (P)
Vakuola adalah kantong yang berfungsi dalam
pencernaan intrasel dan membuang produks sampah sel.
- Peroksisom (S)
Peroksisom melindungi sel dari produk sel
yang beracun yaitu H2O2 (hidrogen peroksida). Sebagai
contoh adalah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh lekosit untuk membunuh
bakteri. Enzim oksidatif dari peroksisom memecah hidrogen peroksida menjadi H2O
(air) dan oksigen.
PEMBELAHAN
SEL
Sel bertambah banyak dengan cara
membelah diri. Sel-sel tubuh (sel somatis) misalnya sel otot, sel saraf, sel
kulit, sel darah putih dan lain-lain membelah diri dengan cara mitosis.
Sedangkan sel-sel kelamin (sel gamet) yaitu ovum dan spermatozoa membelah diri
dengan cara meiosis.
1. Pembelahan
mitosis
Setiap
1 sel mengalami pembelahan mitosis akan dihasilkan 2 sel baru yang sama dengan
sel semula. Jadi dalam proses ini terjadi proses copy (penyalinan). Dengan
demikian dapat dihasilkan salinan-salinan sel baru seperti induknya hingga
menjadi triliunan jumlahnya. Pembelahan mitosis terdiri atas 7 fase yaitu:
a. Interfase
adalah fase terpanjang, dengan ciri-ciri:
-
Sel tampak tidak aktif, tetapi memiliki
arah berlawanan
-
Terjadi proses replikasi DNA
-
Sentriol membelah
-
Protein disintesis secara aktif
b. Profase
adalah tahap pertama mitotik, dengan ciri-ciri:
-
Nukleolus kabur dan kromatin (gabungan
hasil replikasi DNA dengan protein) terkondensasi menjadi kromosom.
Masing-masing kromosom hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang mengandung
informasi genetik yang sama.
-
Mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi
dari mempertahankan bentuk sel menjadi fungsi membangun spindel mitotik dari
bagian sentrosom.
c. Prometafase,
dengan ciri-ciri:
-
Membran inti menghilang
-
Terjadi elongasi sebagian spindel
mitotik dari sentrosom menuju kinetokor, berkas protein pada sentromer kromosom
masing-masing pasangan bergabung.
-
Terjadi elongasi spindel lainnya menuju
kromosom, tumpang tindih di pusat sel.
d. Metafase,
dengan ciri-ciri:
-
Tegangan serat spindel membuat kromosom
berada satu bidang pada pusat sel
e. Anafase,
dengan ciri-ciri:
-
Spindel memendek, kinetokor memisah, kromatid
ditarik ke kutub berlawanan
f. Telofase,
dengan ciri-ciri:
-
Kromosom tiba di kutub dan spindel yang
telah ditarik berlawanan tak tampak
g. Sitokenesis
-
Spindel yang tak terikat pada kromosom
mulai menghilang sampai hanya bagian overlap saja yang tampak
-
Mikrotubulus diorganisasikan kembali
menjadi sitoskeleton baru menuju ke tahap interfase kembali
2. Pembelahan
meiosis
Jika 1
sel gamet mengalami pembelahan meiosis secara sempurna akan dihasilkan 4 sel
baru yang memiliki set kromosom hanya separuh dari sel induknya. Jadi dalam
proses ini terjadi penggandaan namun tidak dengan cara copy (penyalinan).
Dengan demikian dihasilkan sel-sel baru namun semuanya hanya memiliki setengah
dari kromosom sel semula. Pembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap utama yaitu meiosis
I dan meiosis II. Pada kedua tahap tersebut terjadi fase-fase pembelahan
sebagaimana halnya pembelahan mitosis. Sel yang bakal membelah secara meiosis
adalah spermatogonium dan oogonium, yang memiliki 2 set kromosom atau diploid
(2N) namun memiliki 4 set DNA atau tetraploid (4N). Kromosom selanjutnya
digandakan menjadi sister chromatids atau homologous dyads. Langkah selanjutnya
adalah:
a. Profase
I
-
Pasangan dyads membentuk tetrads,
kromatid non homolog berhubungan menyilang membentuk chiasma (crossing over)
b. Metafase
I
-
Spindel mengikat dyad pada kinetokor
-
Tegangan spindel membuat tetrad berada
di ekuator (pusat sel)
c. Anafase
I
-
Chiasmata menghilang dan kromatid
homolog bergerak ke kutub berlawanan
d. Telofase
I
-
Mulai proses sitokinesis (pembelahan)
menghasilkan 2 sel anak haploid (1N)
e. Profase
II
-
Pembentukan spindel dimulai
-
Sentrosom mulai bergerak ke kutub
berlawanan
f. Metafase
II
-
Tegangan spindel membuat kromosom ada di
bidang ekuator (pusat sel)
g. Anafase
II
-
Kromatid memisah dan menuju kutub
berlawanan
h. Telofase
II
-
Mulai terjadi sitokinesis
i.
Gamet yang bersifat haploid (1N)
terbentuk
-
Membran inti terbentuk
-
Kromosom terdispersi sebagai kromatin
-
Meiosis menghasilkan 4 sel anak, masing
1N kromosom dan 1N DNA.
-
Lebih lanjut, dalam fertilisasi gamet
spermatozoa dan gamet ovum bersatu membentuk zigot dengan sifat diploid (2N)
Evaluasi:
1.
Soal tipe obyektif: 5 item (diberikan
saat UTS atau UAS)
2.
Penugasan (dikumpulkan sebelum UTS atau
UAS)
Tugas
1:
Berikan
contoh sebuah sistem organ dilengkapi dengan komponen penyusunnya sampai pada
tingkat sel.
Referensi
Anonim, Mitosis And Meiosis: Cell
Division http://ghr.nlm.nih.gov/handbook/
illustrations/mitosismeiosis.jpg, 2009
Basmajian J.V., Slonecker
C.E., Grant’s Method of Anatomy, Jilid 1, Edisi XI, Williams and
Wilkins, 1993.
Kahle W., Leonhardt H.,
Platzer W., Atlas Berwarna dan Teks Anatomi Manusia, Jilid 1 Sistem Lokomotor
Muskuloskeletal dan Topografi, Edisi IV, Penerjemah Syamsir H.M., Hipokrates,
Jakarta, 1995.
Lones Michael, Biological
Representation, http://www-users.york.ac.uk/~mal503/common/ thesis/jpegimages/meiosis.jpg,
2003
Sullivan Jim, Cells
Alive, http://www.cellsalive.com,
2006
Tortora G.J., Principles
of Human Anatomy, Edisi IV,
Harper and Row Publisher, New York, 1986.
No comments:
Post a Comment