SISTEM
ENDOKRIN
Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar yang mensekresikan sinyal kimia berupa hormon ke sistem
peredaran dalam tubuh (Seeley, Stephens, & Tate: 2003). Fungsi sistem
endokrin yaitu:
1. Metabolisme
dan pematangan jaringan. Sistem endokrin mengatur kecepatan metabolisme dan
mempengaruhi kematangan jaringan.
2. Regulasi
ion. Sistem endokrin membantu mengatur pH darah dan kadar Na+, K+,
dan Ca2+ dalam darah.
3. Menjaga
keseimbangan cairan dengan mengendalikan konsentrasi larutan dalam darah.
4. Mengatur
produksi sel imun.
5. Mengatur
detak jantung dan tekanan darah.
6. Mengatur
kadar gula dan zat lain dalam darah.
7. Mengatur
fungsi reproduksi pada pria maupun wanita
8. Mengatur
kontraksi uterus dan produksi air susu dari kelenjar mamae pada wanita
Sedangkan secara lebih
spesifik, hormon-hormon ini antara lain berfungsi untuk:
1. Mengatur;
komposisi kimiawi dan volume cairan interstisial, metabolisme dan keseimbangan
energi, kontraksi otot polos dan otot jantung, sekresi kelenjar, beberapa
aktivitas sistem imun.
2. Mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan
3. Mengatur
kinerja sistem reproduksi (Tortora & Derrickson: 2009)
Hormon ini diproduksi dari
kumpulan sel dalam suatu kelenjar, kemudian di disekresikan ke ruang
interstisial, masuk ke sistem sirkulasi untuk kemudian diangkut menuju jaringan
tertentu yang disebut dengan jaringan target. Dalam sel target terdapat
reseptor tertentu yang dapat mengenali hormon tertentu, sehingga tidak semua
sel atau jaringan akan terpengaruh oleh hormon tersebut.
Kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan hormon antara lain:
1. Hipotalamus
dan kelenjar pituitari atau hipofisis.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis
adalah lokasi utama di mana sistem saraf dan sistem endokrin berhubungan.
Hipotalamus mengatur sekresi kelenjar hipofisis. Kelenjar pituitari mensekresi
9 hormon utama yang berfungsi untuk mengatur beberapa fungsi tubuh dan mengatur
sekresi dari beberapa kelenjar lain. Kelenjar ini terletak di fossa hipofiseal
dari sella turcica di tulang
sphenoid, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh jaringan yang disebut
infundibulum.
Hipotalamus menghasilkan hormon yang
disebut dengan neurohormon dan bekerja pada sel target yaitu sel pituitari
anterior. Hormon ini dapat berupa releasing
hormone (meningkatkan sekresi hormon pada kelenjar pituitari anterior) atau
inhibiting hormone (menghambat
sekresi hormon). Hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah:
1. Growth Hormone-Releasing Hormone (GHRH) berfungsi meningkatkan sekresi Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari anterior.
2. Growth
Hormone-Inhibiting Hormone (GHIH) atau disebut juga somatostatin adalah
hormon yang menghambat sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dari kelenjar pituitari anterior.
3. Thyroid-releasing hormone (TRH)
berfungsi untuk merangsang sekresi TSH (Thyroid-stimulating
hormone)
4. Corticotropin-releasing
hormone (CRH) berfungsi merangsang sekresi hormon ardenokortikotropik
(ACTH)
5. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) berfungsi
merangsang sekresi LH (Luteinizing
Hormone) dan FSH (Follicle-stimulating
hormone).
6. Prolactin-releasing hormone (PRH)
merangsang sekresi prolaktin
7. Prolactin-inhibiting hormone (PIH)
menghambat sekresi prolaktin.
Kelenjar
pituitari dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu pituitari posterior
(neurohipofisis) dan pituitari anterior (adenohipofisis).
a. Neurohipofisis
Neurohipofisis
terhubung dengan otak. Sekresi yang dihasilkan disebut neurohormon karena
merupakan ekstensi dari sistem saraf. Neurohipofisis (pituitari posterior)
mensekresikan hormon antidiuretik dan hormon oxytosin. Hormon antidiuretik (Antidiuretic
Hormon (ADH)) atau vasopresin disintesis oleh badan sel neuron dalam inti
supraoptik hipotalamus dan diangkut oleh akson ke pituitari posterior untuk
kemudian disimpan dalam akson terminal. ADH dilepaskan oleh akson terminal dan
melalui darah dibawa ke jaringan target, yaitu ginjal, untuk melaksanakan
fungsinya yaitu reabsorpsi air dan mengurangi volume urine. Kekurangan ADH
menyebabkan diabetes insipidus
Oxytosin disintesis oleh nuklei paraventrikuler di hipotalamus. Oxytosin berfungsi untuk merangsang
kontraksi otot polos uterus dan merangsang sekresi air susu melalui kontraksi
otot polos di kelenjar mamae.
b. Adenohipofisis
Adenohipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pars tuberalis, pars distalis, dan pars intermedia. Hormon yang
disekresikan dari pituitari anterior ini disebut tropic hormone yang mempengaruhi sekresi hormon dair kelenjar endokrin
yang lain. Hormon tropik ini meliputi GH, ACTH, LH, FSH, Prolaktin, dan TSH. GH
atau somatotropin berfungsi untuk mengatur pertumbuhan pada hampir semua
jaringan. Hiposekresi dari ADH menyebabkan dwarfisme, kekerdilan karena tulang
lambat bertumbuh. Hipersekresi ADH menyebabkan gigantisme dan akromegali. ACTH
berfungsi untuk merangsang sekresi hormon terutama cortisol di korteks adrenal.
LH dan FSH berfungsi untuk merangsang pembentukan gamet dan mengatur produksi
hormon reproduksi. Prolaktin berfungsi untuk merangsang pembentukan air susu di
kelenjar mamae pada wanita. Sedangkan TSH berfungsi untuk merangsang sintesis
dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid.
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang
dihubungkan oleh jaringan yang disebut isthmus.
Kelenjar tiroid mempunyai banyak folikel, yang tiap lumennya terisi oleh
protein yang disebut tiroglobulin yang merupakan tempat penyimpanan hormon
tiroid. Sel parafolikuler tersebar di antara folikel-folikel membentuk dinding
folikel. Sel tersebut mensekresikan calcitonin
yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Hormon
tiroid mencakup Triiodotironin (T3) yang berfungsi dan
Tetraiodotironin (T4) atau tiroksin. Hormon tiroid diangkut melalui
plasma protein di sistem peredaran. Sekitar 70% - 75% diikat oleh thyroxin-binding globulin (TBG) yang
disintesis di hati dan sisanya diikat oleh protein plasma lain, termasuk
albumen.
Hormon tiroid berfungsi untuk meningkatkan
kecepatan metabolisme dan berperan dalam proses pertumbuhan. Hipersekresi
hormon tiroid disebut hipertiroidisme, mencakup penyakit Grave, tumor atau
kanker, tiroiditis, thyroid storm. Hiposekresi hormon tiroid atau disebut hypothyroidism mencakup defisiensi
iodin, goiter, kretinisme, penyakit Hashimoto.
3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel di bagian
posterior dari masing-masing lobus kelenjar tiroid. Kelenjar ini mensekresikan parathyroid hormone (PTH), yang berperan
dalam mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam cairan tubuh. Tulang, ginjal, dan
usus adalah jaringan target utamanya.
4. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal disebut juga kelenjar
suprarenal terletak di ginjal bagian ujung superior. Kelenjar adrenal terdiri
dari bagian dalam yang disebut medulla dan bagian luar yang disebut korteks.
Medulla terdiri dari sel-sel polihedral yang terletak di pusat kelenjar,
sedangkan korteks dibagi menjadi 3 bagian, yaitu zona glomerulosa bagian paling
luar, zona fasciculata bagian tengah dan yang paling tebal, dan zona
reticularis bagian yang paling dalam.
Bagian medulla menghasilkan hormon
adrenalin (epinephrine) yang
berfungsi untuk meningkatkan kadar gula darah dengan memecah glikogen,
mempercepat pemecahan glikogen dalam otot serta lemak pada jaringan adiposa, dan
noradrenalin. Adrenalin dan noradrenalin (norepinephrine)
berfungsi untuk meningkatkan detak jantung.
Bagian korteks mensekresi hormon mineralocorticoid (zona glomerulosa)
yang berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi Na+ dan ekskresi K+
dan H+; glucocorticoid
(zona fasciculata) yang berfungsi untuk meningkatkan pemecahan protein dan
lemak, meningkatkan produksi glukosa, dan menghambat respon imun; dan androgen
(zona reticularis) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rambut pubik dan
aksilaris pada wanita.
5. Pankreas
Pankreas terletak di belakang peritoneum di
antara cekung lambung terbesar dan duodenum. Pankreas merupakan kelenjar
eksokrin sekaligus kelenjar endokrin. Bagian endokrin yaitu pulau Langerhans
yang terdiri dari alpha cell yang
menghasilkan glukagon (berfungsi meningkatkan perombakan glikogen dan
melepaskan glukosa ke sistem sirkulasi), beta
cell menghasilkan insulin (meningkatkan penggunaan glukosa dan sistesis
glikogen), dan delta cell yang
mensekresikan somatostatin (menghambat sekresi glukagon dan insulin).
6. Organ reproduksi (Gonad)
Organ reproduksi yang meliputi ovarium,
testis, dan placenta juga mensekresi hormon yang digunakan untuk sistem
reproduksi. Selain dari organ-organ tersebut, hormon reproduksi juga dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis. Pada pria, kelenjar endokrin sistem reproduksi utama
ada pada testis. Hormon yang diproduksi oleh testis adalah testosteron yang bersama-sama
dengan LH dan FSH berfungsi untuk mengatur sistesis sel sperma dan perkembangan organ reproduksi serta ciri
kelamin sekunder pada pria.
Sedangkan pada wanita, ovarium adalah
kelenjar utama yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron serta relaxin.
Estrogen dan progesteron berfungsi untuk merangsang perkembangan uterus dan
kelenjar mamae, struktur genital eksternal, ciri kelamin sekunder, siklus
menstruasi. Hormon estrogen lebih dominan untuk mengatur tingkah laku seksual
pada wanita. Relaxin berfungsi untuk meningkatkan elastisitas simfisis pubis. Testis
dan ovarium sama-sama mensekresikan hormon inhibin yang berfungsi untuk
menghambat sekresi FSH.
7. Badan Pineal
Badan pineal yang terletak di epitalamus
pada otak menghasilkan 2 hormon yang bekerja pada hipotalamus atau di gonad
untuk menghambat fungsi reproduksi, yaitu hormon malatonin (menghambat GnRH,
menghambat reproduksi, mengatur siklus tidur) dan arginin vasotosin (menghambat
GnRH).
8. Timus
Timus berada di leher, dan menghasilkan
hormon timosin yang berperan dalam sistem imun.
II. SISTEM REPRODUKSI
a. Anatomi
Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria terdiri dari
testis, saluran (terdiri dari epididimis, vas deferens, uretra), kelenjar
aksesori (mencakup vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral),
dan struktur penunjang (skrotum dan penis). Fungsi sistem reproduksi pria
antara lain; (1) memproduksi sperma dan hormon testosteron, (2) duktus
(saluran) untuk mengangkut, menyimpan, dan mematangkan sperma, (3) kelenjar
aksesori mensekresi semen, dan (4) uretra pada penis untuk saluran ejakulasi
semen dan ekskresi urine.
1. Skrotum
Dari luar, skrotum terlihat seperti
satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian lateral oleh raphe. Di dalam, scrotal
septum yang terdiri dari jaringan otot polos (disebut otot dartos) dibagi
menjadi dua, yang masing-masing berisi satu testis. Kedua testis dihubungkan
oleh otot cremaster. Dengan posisi
letak dan kontraksi otot-ototnya, skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu
testis.
2. Testis
Testis disebut juga testikel, Testis
dilindungi oleh suatu membran yang disebut tunica
vaginalis. Cairan yang ada di membran tersebut disebut hydrocele. Di dalam tunica
vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica albuginea yang memanjang ke dalam
membentuk sekat yang membagi testis ke beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap
lobus mengandung tubulus seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis,
yaitu pembentukan sperma.
Tubulus seminiferus mengandung dua
macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel tempat mensistesis sperma) dan sel
sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel spermatogonia yang berkembang
dari sel benih primordial akan aktif pada masa pubertas/. Aktifnya
spermatogonia ditandai dengan adanya spermatogenesis.
Spermatogonium (2n) mengalami mitosis
dan terbentuk dua spermatosit primer (2n). Kemudian terjadi meiosis I dimana
masing-masing spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu
terjadi meiosis II dan terbentuk total 4 spermatid (n). Tahap terakhir dari
spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana masing-masing spermatid menjadi sel
sperma.
3. Sperma
Sperma bertugas untuk membuahi ovum.
Bagian utama sperma adalah bagian kepala dan ekor. Kepala sperma mengandung
nukleus, dengan selaput pada ujungnya yang mengandung enzim hyaluronidase dan
protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu
bagian leher (mengandung sentriol), bagian tengah (mengandung mitokondria), principal piece (bagian terpanjang dari
ekor), dan bagian akhir (merupakan terminal). Sel sperma tidak bertahan lebih
dari 8 jam di luar tubuh.
Hormon yang terlibat dalam
spermatogenesis adalah testosteron yang produksinya dimulai oleh LH yang
merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus untuk mensekresikan testosteron,
sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
4. Saluran
reproduksi pada pria
Saluran Testis
Sel sertoli mengeluarkan cairan yang
mendorong sperma untuk melewati lumen tubulus seminiferus untuk kemudian ke
sebuah saluran lurus yang sangat pendek, dan kemudian sampai ke epididimis.
5. Epididimis
Saluran epididimis adalah sebuah
saluran (duktus) yang panjangnya sekitar 6 m, merupakan tempat pematangan dan
penyimpanan sperma. Sperma dapat berada di epididimis hingga berbulan-bulan.
Bila tidak dikeluarkan, sperma akan reabsorpsi oleh tubuh.
6. Vas
deferens
Vas deferens terletak pada akhir
epididimis, panjangnya sekitar 45 cm. Seperti halnya epididimis, vas deferens
dapat menyimpan sperma selama berbulan-bulan.
7. Saluran
spermatik
Saluran spermatik merupakan salah satu
struktur penunjang sistem reproduksi pada pria yang terdiri dari vas deferens
yang menanjak melalui skrotum, arteri testikuler, vena, saraf otonom, pembuluh
limfa, dan otot cremaster.
8. Saluran
ejakulasi
Saluran
ejakulasi mempunyai panjang sekitar 2cm dan dibentuk dari kesatuan duktus dari
seminal vesikel dan ampulla vas deferens. Berfungsi sebagai saluran sperma
untuk keluar.
9. Uretra
Uretra
adalah saluran terminal dari sistem reproduksi dan sistem perkemihan. Berfungsi
sebagai saluran keluar baik urine maupun semen. Panjangnya sekitar 20 cm, melalui
prostat, perineum, dan penis, Terbagi menjadi 3 bagian, yaitu uretra prostatik,
uretra membranosa, dan spongy urethra yang
berakhir di external urethra orifice.
10. Vesikula
seminalis
Cairan
yang mengandung fruktosa, prostaglandin dan gmpalan protein dikeluarkan melalui
vesikula seminalis. Cairan ini membantu menetralkan suasana asam yang dapat
menonaktifkan dan membunuh sperma. Fruktosa digunakan sperma untuk membentuk
ATP, prostaglandin berperan dalam viabilitas sperma. Gumpalan protein berfungsi
untuk membantu semen menggumpal setelah ejakulasi.
11. Kelenjar
prostat
Prostat
mensekresi cairan seperti susu yang agak asam (pH 6,5), mengandung beberapa
substansi; (1) Citrid acid yang
digunakan oleh sperma untuk produksi ATP melalu siklus Krebs, (2) beberapa
enzim proteolitik, seperti PSA (prostate-spesific
antigen), pepsinogen, amilase, dan hyaluronidase, (3) acid phosphatase, (4) seminalplasmin
berperan dalam melawan bakteri
12. Kelenjar
Bulbouretral
Disebut
juga kelenjar Cowper, menghasilkan cairan yang berfungsi untuk membersihkan
uretra, menetralkan suasana asam dari urine pada uretra. Juga mensekresikan
lendir yang melumasi ujung penis agar sperma tidak rusak pada saat ejakulasi.
13. Semen
Semen
adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari sekresi tubulus
seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretral). Terdapat
sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan seminal menyediakan
perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma dari suasana asam. Kelainan
dimana terdapat darah pada semen disebut hemospermia.
14. Penis
Penis
berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan ekskresi
urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing
dikelilingi oleh jaringan yang disebut tunica
albuginea. Dua bagian dorsolateraldisebut corpora cavernosa penis. Bagian midventral, corpus spongiosum penis, mengandung
uretra spons dan menyimpannya selama ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile tissue (jaringan erektil).
b. Sistem
reproduksi pada wanita
Sistem
reproduksi pada wanita meliputi ovarium, uterus, vagina, dan organ-organ
eksternal yang disebut vulva, dan kelenjar mamae. Secara umum, fungsi sistem
reproduksi wanita adalah:
1. Ovarium
memproduksi oosit sekunder dan hormon progesteron, estrogen, inhibin, dan
relaxin.
2. Oviduk
sebagai media pergerakan oosit sekunder menuju uterus, dan merupakan tempat
terjadinya pembuahan.
3. Vagina
sebagai tempat masuk penis dan jalan kelahiran.
4. Kelenjar
mamae mensistesis, mensekresi, dan mengeluarkan air susu untuk makanan utama
bayi yang baru lahir.
1. Ovarium
Ovarium memproduksi gamet (oosit sekunder
yang nantinya akan berkembang menjadi ovum setelah pembuahan dan menghasilkan
hormon estrogen, progesteron, inhibin, dan relaxin. Ovarium ada 2, terletak di
samping uterus. Beberapa macam ligamen menjaga ovarium tetap pada posisinya.
Ligamen lebar (broad ligament) uterus
yang merupakan bagian dari peritoneum parietal, menempel pada ovarium melalui
dua lapisan lipatan peritoneum yang disebut mesovarium. Ligamen ovarium (ovarian ligament) menahan ovarium pada
uterus, dan ligamen suspensor (suspensory
ligament) menempelkan ovarium pada dinding pelvis. Masing-masing ovarium
mengandung hilum, suatu titik keluar dan masuknya pembuluh darah dan saraf
sepanjang mesovarium.
Ovarium dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu
1. Epitelium germinal: sebuah lapisan epitel sederhana yang menutupi
permukaan ovarium
2. Tunika albuginea: berupa jaringan konektif yang tidak beraturan
yang berbentuk kapsul putih, terletak dalam epitelium germinal
3. Korteks ovarium: daerah dalam tunika albuginea yang terdiri dari
folikel ovarium, dikelilingi oleh jaringan konektif tidak beraturan yang
mengandung fiber kolagen dan sel yang menyerupai fibroblas (stromal cell)
4. Medulla ovarium terletak jauh di dalam korteks ovarium. Batas
antara keduanya tidak jelas, namun medulla terdiri dari jaringan konektif yang
lebih longgar dan mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik, dan saraf.
5. Folikel ovarium: terletak pada korteks dan terdiri dari oosit dan
sel-sel yang mengelilinginya. Ketika sel-sel tersebut membentuk sebuah lapisan,
maka disebut sel folikel. Ketika membentuk beberapa lapisan, disebut sel
granulosa.
6. Folikel matang (graafian):
folikel besar dan penuh terisi cairan yang merobek dan melepaskan oosit
sekunder, proses ini disebut ovulasi.
7. Corpus luteum (badan kuning): mengandung sisa folikel de graaf
setelah ovulasi. Corpus luteum memproduksi progesteron, estrogen, relaxin, dan
inhibin, sampai berdegenerasi menjadi corpus
albicans.
2. Oogenesis
Proses pembentukan gamet pada
wanita disebut oogenesis. Bedanya dengan pria yang spermatogenesis mulai
terjadi ketika pubertas, oogenesis sudah dimulai sejak belum lahir. Sel benih
yang ada pada janin mengalami diferensiasi menjadi oogonia (bentuk plural dari
oogonium). Pada masa fetal, sebagian besar sel benih mengalami degenerasi pada
proses yang disebut atresia. Hanya
sedikit yang berkembang menjadi oosit primer (2n). Oosit primer masuk tahap
profase pada meiosis I, kemudian berhenti sampai masa pubertas tiba. Selama
tidak ada perkembangan, oosit primer dilapisi oleh sel folikel yang disebut
folikel primordial. Ketika lahir, ada sekitar 200.000-2.000.000 oosit primer
yang ada di ovarium, kemudian sekitar 40.000 masih ada ketika pubertas, dan
hanya sekitar 400 yang akan matang dan mengalami ovulasi. Sisanya mengalami
atresia.
Sejak pubertas sampai
menopause, LH dan FSH akan menstimulasi folikel primordial untuk berkembang
menjadi folikel primer. Folikel primer ini terdiri dari oosit primer yang
dikelilingi oleh sel granulosa. Folikel primer berkembang dan terbentuk lapisan
glikoprotein yang disebut zona pellucida
yang terletak antara oosit primer dan sel granulosa.
Perkembangan selanjutnya,
folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder yang kemudian akan
berkembang menjadi folikel de graaf. Pada tahap ini tahap meiosis I telah
selesai, menghasilkan dua sel haploid, yaitu oosit sekunder (n) dan badan polar
I. Setelah oosit sekunder terbentuk, maka dimulailah meiosis II, namun terhenti
pada metafase. Folikel de graaf melepaskan oosit sekunder, disebut ovulasi.
Oosit sekunder menuju tuba fallopi untuk dibuahi. Bila tidak terjadi pembuahan,
maka oosit sekunder akan mengalami degenerasi.
Bila terjadi pembuahan, oosit
sekunder meneruskan meiosis II menghasilkan ovum dan badan polar II. Inti ovum
dan inti sperma kemudian menyatu membentuk zigot (2n). Bila badan polar I
mengalami pembelahan, maka yang dihasilkan dari oogenesis tiap oogonium adalah
1 ovum dan 3 badan polar.
3. Tuba
fallopi
Tuba fallopi berfungsi sebagai
tempat pembuahan. Tuba fallopi terdiri dari 3 lapisan, yaitu mucosa yang
terdiri dari epitelium dan lamina propria, muscularis yang terdiri dari otot
polos, dan serosa yang merupakan membran terluar.
4. Uterus
Uterus merupakan tempat
implantasi ovum yang telah dibuahi, dan tempat berkembangnya janin selama masa
kehamilan. Dalam siklus reproduksi, bila tidak terjadi implantasi, akan terjadi
menstruasi.
Uterus
terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1. perimetrium:
merupakan lapisan terluar, bagian dari peritoneum visceral, terdiri dari epitel
squamosum dan connective tissue.
2. myometrium: lapisan
tengah, terdiri dari tiga lapisan fiber otot polos, selama proses kelahiran
berkontraksi sebagai respon terhadap hormon oksitosin untuk membantu mendorong
janin dari uterus.
3. endometrium: lapisan terdalam, dibagi menjadi dua bagian; stratum functionalis dan stratum basalis,
5. Vagina
Vagina
berfungsi sebagai jalan masuk penis, jalan keluar selama menstruasi, dan jalan
keluar bagi fetus. Mucosa vagina merupakan kelanjutan dari mucosa uterus.
Muskularis terdiri dari otot polos yang dapat meregang untuk menyesuaikan
dengan penis ketika coitus dan bayi ketika melahirkan. Adventitia menghubungkan
ke uretra dan kandung kemih di bagian anterior dan rectum serta anus di bagian
posterior. Dalam vagina terdapat selaput tipis yang disebut hymen.
6. Vulva
Vulva
atau pudendum adalah organ genital luar wanita. Organ-organ ini mencakup mons pubis yang merupakan bagian
anterior dari vagina dan uretra, labia mayora yang merupakan dua lipatan kulit
yang homologis dengan skrotum pada pria,
labia minora yang kurang lebih sama dengan labia mayora namun lebih kecil dan
tidak terdapat rambut pubis, klitoris yang terletak di bagian anterior labia
minora, vestibuli yang homolog terhadap uretra membranosa pada pria.
7. Perineum
Perineum berbentuk belah
ketupat, mencakup organ genital eksternal dan anus.
8. Kelenjar
mamae
Kelenjar
mamae terletak di payudara wanita, terdiri dari 15-20 lobus yang dibagi lagi
menjadi lobulus, dimana terdapat kelenjar yang berbentuk seperti anggur
(disebut alveoli) yang mensekresikan air susu. Sel myoepitelial yang
mengelilingi alveoli membantu mendorong air susu menuju puting. Ketika
diproduksi, air susu tersebut dari alveoli menuju ke tubulus sekunder dan
kemudian ke duktus mammae. Fungsi kelenjar mammae adalah ntuk mensintesis dan
mensekresi air susu, yang disebut lactation,
berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran. Laktasi distimulasi oleh hormon
prolaktin bersama dengan progesteron dan estrogen. Pengeluaran air susu
distimulasi oleh oksitosin.
Siklus
reproduksi pada wanita
Siklus reproduksi pada
wanita umumnya mencakup pada apa saja yang terjadi di ovarium dan uterus,
berlangsung setiap 24-35 hari, dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
1. Fase
Menstruasi
Fase menstruasi mengawali
siklus reproduksi, berlangsung selama kurang lebih 5 hari. Di ovarium, dengan
dipengaruhi oleh FSH, terjadi perkembangan folikel primordial menjadi folikel
primer, kemudian menjadi folikel sekunder. Sedangkan di uterus, terjadi
peluruhan endometrium yang disebabkan karena sekresi estrogen dan progesteron
menurun. Darah menstruasi keluar melalui vagina.
2. Fase
Pra-ovulasi
Fase ini berlangsung dari hari
ke-6 sampai hari ke-13 dari siklus reproduksi (siklus reproduksi 28 hari). Di
ovarium, folikel sekunder mensekresikan estrogen dan inhibin yang akan
menghambat sekresi FSH untuk mencegah perkembangan folikel sekunder yang lain
sehingga mengalami degenerasi. Pada hari ke-6, folikel yang berkembang lebih
dari yang lain disebut folikel dominan. Folikel ini akan terus berkembang
menjadi folikel de graaf dan siap untuk ovulasi. Selama proses pematangan,
folikel ini terus mensekresikan hormon estrogen. Estrogen menstimulasi
penebalan endometrium. Sel stratum
basalis mengalami mitosis dan membentuk stratum
functionalis yang baru. Fase pra-ovulasi ini disebut juga fase proliferasi.
3. Fase
ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan
oosit sekunder oleh folikel de graaf, berlangsung pada hari ke-14. Kadar
estrogen yang tinggi merangsang sekresi GnRH dan LH. GnRH merangsang sekresi
FSH dan LH. LH menyebabkan folikel de graaf robek dan melepaskan oosit sekunder
menuju tuba fallopi.
4. Fase
Post-ovulasi
Ini adalah fase akhir dari
siklus reproduksi pada wanita, berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke 28. Fase ini disebut juga fase luteal. Di ovarium,
atas pengaruh LH, corpus luteum mensekresikan progesteron, estrogen, relaksin,
dan inhibin. Jika oosit yang mengalami ovulasi tidak dibuahi, corpus luteum
hanya bertahan maksimal 2 minggu, kemudian berdegenerasi menjadi corpus
albicans. Dengan menurunnya kadar progesteron, estrogen, dan inhibin, sekresi
GnRH, FSH, dan LH meningkat. Perkembangan folikel berlanjut dan siklus ovari
yang baru dimulai. Jika oosit sekunder dibuahi, corpus luteum tidak mengalami
degenerasi karena adanya hCG (human
chorionic gonadotropin) yang diproduksi oleh chorion embrio pada hari ke-8
sejak pembuahan. hCG menstimulasi sekresi hormon oleh corpus luteum. Adanya hCG
pada darah atau urine ibu dapat dideteksi dengan menggunakan alat tes
kehamilan.
Progesteron dan estrogen yang
disekresikan oleh corpus luteum menstimulasi penebalan endrometrium. Puncak
perubahan pada endometrium terjadi pada hari ke-7 setelah ovulasi, dimana
diperkirakan ovum akan sampai di uterus. Jika tidak terjadi pembuahan, level
progesteron dan estrogen menurun karena corpus luteum mengalami degenerasi. Menurunnya kadar progesteron dan estrogen
menyebabkan menstruasi.
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa sistem endokrin dan sistem reproduksi mempunyai kaitan yang
sangat erat. Sistem endokrin mengontrol sistem-sistem yang lain, dan salah
satunya adalah sistem reproduksi. Hormon-hormon yang terdapat pada sistem
endokrin berpengaruh pada organ reproduksi, dan berbeda antara wanita dan pria.
REFERENSI
Seeley,
R.R., Stephens, T.D., Tate P.(2003). Anatomy
and Physiologi, 12th Ed.New Jersey: McGraw-Hill.
Tortora, G.J., Derrickson, B.(2009). Principles of Anatomy and Physiologi, 6th
Ed.New Jersey: Wiley.
No comments:
Post a Comment