MAKALAH BOTANI
Chemistry of life
Chemistry of Life = Kimia
Dalam Kehidupan
Yaitu terdiri dari :
1.
Unsur Makro
2.
Asam Amino
3.
Asam Nukleat
4.
Enzim
5.
Hormon
Dalam makalah ini akan dibahas, chemistry of plant. Yang mana sangat berperan pada tumbuh
kembangnya tanaman budidaya.
Unsur Makro
Unsur makro yang dibutuhkan
tumbuhan yang paling uama adalah Nitrogen, Phosphor, dan Kalium, sedangkan
Unsur makro sekundernya adalah Magnesium, Sulfur, Calsium.
Asam amino
Adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam
bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik yaitu cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Sejumlah asam amino bergabung
menjadi satu rantai asam amino, itu namanya polipeptida. Polipeptida yang
menjadi bahan dasar membangun segala sesuatu dalam tubuh makhluk hidup disebut protein
Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul
yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di
dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat sering dinamakan juga polinukleotida
karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap
nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa,
dan basa
nitrogen atau basa nukleotida (basa N).
Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat
atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam ribonukleat
atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya,
perbedaan di antara kedua macam asam nukleat ini terutama terletak pada
komponen gula pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa, sedangkan
pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu atom O pada posisi C nomor
2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa.
Komponen-komponen asam nukleat :
a). gugus
fosfat
b). gula pentosa
c). basa N
Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat
tersebut di atas, hanya basa N-lah yang memungkinkan terjadinya variasi. Pada
kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N pada suatu molekul asam nukleat
merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan lain, identifikasi
asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga secara skema
kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan menuliskan
urutan basanya saja.
Enzim
Dibagi menjadi 2, yaitu katabolisme dan anabolisme :
Katabolisme
adalah reaksi
pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi
menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama
katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa
sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut
fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
Anabolisme
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
Anabolisme
adalah suatu
peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari
anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan
energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
1.Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
2.Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
Hormon
Hormon
tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/senyawa yang
mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan. Penggunaan istilah "hormon"
sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan, sebagaimana pada hewan, fitohormon juga bekerja dalam kadar yang
sangat rendah di dalam sel/jaringan tumbuhan. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena
fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan)
dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan
penyemprotan (disebut sebagai hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Karena itu, dipakai pula
istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant
growth regulator/substances).
Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah penyampai
pesan antar sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan,
diantaranya perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan.
Sebagai tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai
faktor lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu dan
stress baik secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon
sangat dipengaruhi oleh musim dan lingkungan.
Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auxins, cytokinins,
gibberellins, abscisic acid and ethylene. Namun demikian menurut
perkembangan riset terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk zat pengatur
tumbuh dari golongan polyamines seperti putrescine or spermidine.
Auxin
adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan
vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell,
pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam
konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
Cytokinins merangsang pembelahan
sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara
umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat pembentukan akar. oleh
karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan dimana
dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum
konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L
Gibberellin adalah turunan dari
asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang
pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Ada sekitar
100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum
digunakan.
Asam Abscisat (ABA) adalah
penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins: hormon ini
memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan rontoknya
daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini
dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.
Ethylene merupakan senyawa unik dan
hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa
pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi
ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene
fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan
mematangkan buah.
Polyamines mempunyai peranan
besar dalam proses genetis yang paling mendasar
seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine
berikatan dengan rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan
didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok
ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.
Pemanfaatannya berupa membantu peningkatan
hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat
sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat
pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan
kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka
tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut
beberapa contohnya.
No comments:
Post a Comment