Friday, April 15, 2016

LARUTAN ASAM BASA, ASAM BASA, HIDROLIS GARAM, KELARUTAN



LARUTAN
1.Pengantar
             Dalam modul 1 ini,  anda akan mempelajari  tentang  teori asam basa, sifat asam dan basa, derajat keasaman, derajat ionisasi dan tetapan asam basa, aplikasi pH dalam pencemaran air,larutan penyangga, hidrolisis garam , kelarutan dan hasil kali nkelarutan.
             Pengertian asam basa berdasarkan dari teori asam basa dari Arrhenius, Bronsted -  Lowry, dan Lewis. Sedangkan untuk menentukan suatu larutan atau zat yang bersifat asam basa dapat diketahui dengan mengidentifikasinya menggunakan beberapa indikator baik alam maupun kimia.
             Derajat keasaman atau pH (p berasal dari kata potenz yang berarti pangkat dan H tanda ataom Hidrogen) adalah harga negatif dari logaritma H+.Harga pH berguna untuk menentukan kekuatan asam maupuin basa suatu larutan dengan mengunakan suatu indikataor asam – basa , serta menghitung pH larutan untuk asam kuat dan asam lemah , basa kuat dan basa lemah  yang dihubungkan dengan derajat ionisasi dan tetapan asam (Ka) ,tetapan basa(Kb).
              Aplikasi pH dihubungkan dengan kehidupan sehari hari diantaranya untuk mengetahui terjadinya pencemaran air
2. Tujuan Standar kompetensi
             Dengan memepelajari modul ini diharapkan anda dapat memahami sifat – sifat larutan asam – basa, metoda pengukuran, dan penerapannya.
3. Tujuan peembelajaran 
            Setelah mempelajari  modul ini diharapkan anda dapat:
a.       menjelaskan pengertian asam dan basa  menurut archenius.
b.      menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan lowry.
c.       menjelaskan pengertian asam dan basa menurut lewis.
d.      mengidentifikasi beberapa larutan asam dan basa berdasarkan berbagai indikator.                            
e.       menjelaskan kekuatan asam atau basa dengan derajat ioniasi dan tetapan asam (Ka) dan tetapan basa(Kb).
f.       Menentukan dan  menghitung pH larutan.
g.      Menghitung pH larutan yang diencerkan.
h.      menjelaskan penggunaan konsep pH dalam pencemaran air.
      i.    menentukan konsentrasi asam  atau basa dengan titrasi.
i.        menentukan pH suatu larutan selama titrasi.
j.        menjelaskan sifat –sifat larutan penyangga.
k.      menghitung pH larutan Penyangga (Buffer).
l.        menjelaskan larutan garam yang terhidrolisa.
m.    menghitung pH larutan- larutan  garam.
n.      menjelaskan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
o.      menjelaskan pengaruh ion sejenis terhadap kelarutan suatu  garam.
p.      memperkirakan dalam suatu pencampuran akan terjadi pengendapan atau tidak?.
LARUTAN ASAM BASA
4.1.1.    Uraian  dan Contoh
1. Teori Asam Basa Arrhenius
               Svante August Arrhenius ( 1859 – 1927 ) dari swedia pada tahun  1887 mengemukakan teori ion  untuk menjelaskan mengapa larutan zat- zat dalam air dapat menghantarkan arus listrik.
              Arrhenius menemukan bahwa zat – zat tertentu jika dilakrutkan dalam air akan terurai menjadi bagian – bagian  yang bermuatan listrik. Karena zat – zat itu sebelum dilarutkan tidak menghantarkan arus listrik ( netral ) , maka julah muatan positif zat itu sebelum dilarutkan harus sama dengan jumlah muatan negatif . Partikel yang bermuatan listrik disebut ion( menurut bahasa yunani  artinya pengembara ), sebab ion bebas bergerak dalam larutan. Ion   positif disebut kation  sedangkan ion negatif disebut anion.Adapun peristiwa terurainya zat –zat dalam air  disebut ionisasi, dan zat – zat yang dalam air dapat terurai  menjadi ion –ion disebut elektrolit ( penghantar arus listrik. Asam Basa termasuk ke dalam golongna zat elektrolit.
Sifat Asam Basa
Asam
              Menurut Arrhenius asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium( H+ / H3O+  ) sebagai kation dan sisa asam sebagai anion. Sedangkan basa adalah suatu zat bila dilarutkan ke dalam air  akan menghasilkan ion hidroksida ( OH) sedangkan sisa basanya sebagai kation.
Contoh Reaksi ionisasi Asam :
              HCL (aq)                            H+(aq)                 +              CL(aq)
             Asam klorida                    ion hidogen (kation )         ion klorida ( anion )          
             H2SO4 (aq)                          2H+(aq)                +              SO42–(aq)
             Asam sulfat                       ion hidrogen                      ion sulfat
             H3PO4(aq)                           3H+(aq)                  +              PO43– (aq)
             Asam fosfat                    ion hidrogen                      ion fosfat                
 Jumlah ion H+  yang dapat dilepas oleh suatu asam disebut  valensi asam
Asam yang dapat menghasilkan satu ion H+ disebut asam monoprotik ,menghasilkan (dua ion H+ diprotik , dan menghasil tiga ion H+ triprotik = poliprotik ).
             Berdasarkan hasil uji elektrolit yang termasuk asam kuat adalah : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, HClO4, diluar senyawa ini termasuk asam lemah.
Pembentukan Larutan Asam              
              Jika suatu unsur bukan logam bereaksi dengan oksigen , senyawa tersebut adalah oksida bukan logam. Dan jika oksida bukan logam tersebut bereaksi dengan air , maka terbentuk senyawa  asam.


Contoh reaksi :  SO3(g)    +    H2O(l)               H2SO4(aq)
Itulah sebabnya oksida bukan logam  disebut oksida asam.
 Contoh –contoh oksida asam dan nama asam dalam tabel dibawah ini.
Rumus Oksida
Nama Oksida
Rumus Asam
Nama Asam
CO2
Karbon dioksida
H2CO3
Asam karbonat
SiO2
Silikon dioksida
H2SiO3
Asam silikat
N2O3
N2O5
Dinitrogen trioksida
Dinitrogen pentaoksoda
HNO2
HNO3
Asam nitrit
Asam Nitrat
P2O3
P2O5
Difosfor trioksida
Difosfor pentaoksida
H3PO3
H3PO4
Asam fosfit
Asam fosfat
As2O3
As2O5
Diarsen trioksida
Diarsen pentaoksida
H3AsO3
H3AsO4
Asam arsenit
Asam arsenat
SO2
SO3
Belerang dioksida
Belerang terioksida
H2SO3
H2SO4
Asam sulfit
Asam sulfat
Cl2O
CL2O3
Cl2O5
Cl2O7
Dikloro monooksida
Dikloro trioksida
Dikloro pentaoksida
Dikloro heptaoksida
HCLO
HCLO2
HCLO3
HCLO4
Asam hipoklorit
Asam klorit
Asam klorat
Asam perklorat
Br2O
Br2O3
Br2O5
Br2O7
Dibromo monooksida
Dibromo trioksida
Dibromo pentaoksida
Dibromo heptaoksida
HBrO
HBrO2
HBrO3
HBrO4
Asam hipobromit
Asam bromit
Asam bromat
Asam perbromat
I2O
I2O3
I2O5
I2O7
Diyodium monooksida
Diyodium trioksida
Diyodium pentaoksida
Diyodium heptaoksida
HIO
HIO2
HIO3
HIO4
Asam hipokyodit
Asam yodit
Asam yodat
Asam peryodat
              Adapun oksida bukan logam yang tidak dapat membentuk asam adalah     :
 CO,  NO,  N2O,   NO2.
              Banyak juga asam – asam yang tidak mengandung oksigen , asam – asam ini bukan berasal dari oksida asam .
Contoh Asam yang terbentuk bukan dari oksida non logam:
Rumus Asam
Nama Asam
HF
Asam Flourida
HCL
Asam Klorida
HBr
Asam Bromida
HI
Asam Iodida
H2S
Asam Sulfida
HCN
Asam Sianida



              Ada pula asam –asam yang tidak berasal dari oksida walaupun mengandung oksigen .Asam –asam ini berasal dari tumbuh – tumbuhan dan hewan dan disebut asam  – asam organik.
contohnya pada : tabel dibawah ini :              
Rumus Asam
Nama asam
HCOOH
Asam Formiat
CH3COOH
Asam Asetat
CH3CHOCOOH
Asam Laktat
H2C2O4
Asam Oksalat
Basa
Menurut arrhenius Basa adalah zat – za jika dilarutkan dalam air dapat  terionisasi menghasilkan ion hidroksida ( OH) sebagai anion dan sisa nya ion positif(kation)
Contoh reaksi ionisasi basa
     NaOH (aq)                           Na+(aq)            +        OH(aq)
     Natruium hidroksida           ion Natrium             Ion hidroksida 
     Ca(OH)2(aq)                       Ca2+(aq)            +        2OH(aq)
       Kalsium hidroksida             ion kalsium              ion hidroksida
     Fe(OH)3(aq)                        Fe3+(aq)            +       3OH(aq)
Jumlah ion OH yang dilepaskan dari larutan basa disebut valensi basa
Basa bervalensi satu jika jumlah ion OH  = 1
Basa bervalensi dua jika jumlah ion OH‾   = 2
Basa bervalensi tioga jika Jumlah ion OH‾ = 3
Pembentukan  Larutan Basa 
Suatu unsur logam bereaksi dengan oksigen,maka akan terbentuk oksida logam.Jika oksida logam tersebut bereaksi dengan air maka akan terbentuk senyawa basa, maka oksida logam disebut juga oksida basa.
Contoh Reaksi :    Na2O(s)     +  H2O(l)                        NaOH(aq)
Contoh beberapa oksida basa  dan nama senyawa basa pada tabel dibawah ini
Rumus Oksida
Nama Oksida
Rumus Basa
Nama Basa
K2O
Kalium Oksida
KOH
Kalium Hidroksida
MgO
Magnesium Oksida
Mg(OH)2
Magnesium hidroksida
CaO
Calsium Hidroksida
Ca(OH)2
Kalsium Hidroksida
BaO
Bariom Oksida
Ba(OH)2
Barium Hidroksida
CoO
Kobal Oksida
Co(OH)2
Kobal hidroksida
NiO
Nikel Oksida
Ni(OH)2
Nikel Hidroksida
CuO
Tembaga (II) Oksida
Cu(OH)2
Tembaga (II) hidroksida
HgO
Rasa (II) Oksida
Hg(OH)2
Raksa (II) hidroksida
Fe2O3
Besi (II) Oksida
Besi (II) 3
Besi (III) hidroksida
       
     Ada pula basa yang bukan berasal dari oksida basa , misalnya : Amoniak dilarutkan dengan air :
                  NH3(g)     + H2O (l)                     NH4OH(aq)
2. Teori Asam Basa Bronted dan Lowry
              Teori asam basa yang dikemukakan Bronted dari Denmark dan T Lowry dari Inggris sangat berbeda dengan teori dari arrhenius. Menurut Bronsted – Lowry  yang menitik beratkan pada Pemberi (donor) dan Penerima (aseptor) proton Hidrogen (H+).
Asam  suatu zat yang dapat memberikan(donor) proton Hidrogen (H+) sedangkan basa suatu zat yang dapat menerima(aseptor) proton Hidrogen(H+
Contoh :
                asam1                                                              basa1
               HCl(aq)     +  H2O (l)               H3O+ (aq)        +    Cl(aq)
                                   Basa 2               asam 2
              

                    ●●                     ○○                           ○○         ●●                     ○○                  ●●          
            H  xCL●●     +   HxO○○                HxO○○HxCl●●               HxO○○H+   +  x●Cl●●
                    ●●                     x                    x         ●●                     x○                   x●         
                                             H                    H                                              H      

          Pada reaksi tadi  HCl bertindak sebagai asam karena menyumbangkan proton hidrogen( H+) kepada molekul H2O. Sebaliknya H2O bertindak sebagai basa  karena menerima proton hidrogen(H+) dari HCl . Selanjutnya H3O+  memberikan proton hidrogen kepada Cl membentuk HCL dan H2O, oleh karena itu reaksi ini dapat dipandang sebagai reaksi bolak balik.
           Reaksi tersebut memperlihatkan bahwa HCl dengan Ion Cl dan H2O dengan H3O+ membentuk pasangan asam – basa konjugasi
.                                              
3.Teori Asam –Basa Lewis  (Teori Elektron )
Menurut GN Lewis bahwa:
Asam  adalah zat –zat yang dapat  menerima (aseptor) pasangan elektron.
Basa adalah zat –zat  yang dapat memberi ( donor ) pasangan elektron.
Contoh :
                     NH3          +        BF3                        NH3BF3
                Basa lewis           asam lewis                                                 ○○                                                                                   
                              H                                                                   H     ○○F○○ 
                            ●x                   ○○           ○○                              ●x        ○■  ○○
                      H●xNxx        + ○○F○■ B■○F○○                        H●xN  xx  B■○F○○   
                            ●x                   ○○   ○■   ○○                                ●x         ○■  ○○
                                          H                              ○○F○○                                       H   ○○F○○
                                                         ○○                                                   ○○  
   Basa lewis (donor ps elektron)    Asam Lewis (aseptror ps elektron)



NH3 merupakan basa karena bisa memberikan 1 pasang elektron terhadap BF3  untuk digunakan secara bersama dalam sebnyawa NH3BF3, sehingga BF 3 bersifat basa .
Contoh lain : BaO       +     SO3                         BaSO4                                                    
                                                       ◦◦                                                                ◦◦           2-      
                                                    ◦◦O◦◦                                                          ◦◦ O◦◦
                                                       xx       ◦◦                                              ◦◦    xx     ◦◦
                     Ba•• ▫▫O▫▫         +      S  xx  O◦◦                          Ba2+  +   •• O ◦◦ S xx O◦◦
                               ▫▫                     xx       ◦◦                                               ◦◦    xx     ◦◦ 
                                                    ◦◦O◦◦                                                          ◦◦ O ◦◦  
                                                       ◦◦                                                                ◦◦  
                       basa                        asam         
Kedua zat tersebut tidak mengandung ion H+ atau OH dari gambar susunan elektron di atas. Lewis berpendapat BaO adalah basa karena memberikan satu pasang elektron terhadap SO3, maka SO3 bertindak sebagai asam karena menerima 1 pasang elektron dari BaO.
4.Indikator Asam Basa
             Untuk membedakan asam dan basa yang sering dilakukan dengan menggunakan  zat – zat indikator (petunjuk). Zat – zat indikator  jika dicelupkan atau dicampurkan akan memberikan perubahan warna yang berbeda bagi asam maupun basa.Indikator  yang umum sering digunakan untuk membedakan asam basa adalah:
a.Kertas Lakmus
   Lakmus merah akan berubah jadi berwarna biru jika dimasukan kedalam larutan basa
   SAMERU = Basa mengubah warna lakmus merah jadi biru
   Lakmus biru akan berubah jadi berwana merah jika dimasukan kedalam larutan asam
   ARURAH = Asam megubah warna lakmus biru jadi merah
b.Phenolfthalien
Indikator penolfthalien akan mengalami perubahan warna menjadi merah muda (ping) jika dimasukan kedalam larutan yang bersifat basa, sedangkan pada larutan asam sampai netral tidak mengalami perubahan warna.
5. Derajat Keasaman (pH)
             Air juga  mrerupakan elektrolit yang sangat lemah sekali. Daya hantar  listriknya hanya dapat diperlihatkan  dengan alat pengukur  yang sangat peka.ionisasi dapat dituliskan  sebagai berikuit
  H2O                              H+  + OH dengan menggunakan hukum kesetimbangan  maka pada suhu tetap kesetimbnahannya dinyatakan sebagai berikut
                           [ H+]   [OH ]
               K =                                , karena [ H2O]  diangggap konstan
                              [ H2O]            
maka  K.  [H2O]   =[H+]  . [OH ]
atau     Kw  = [ H+  ]   . [OH ]
Kw adalah tetapan air yang pada suhu 25 0C harga kw = 1.10 – 14
Dari persamaan diatas bahwa ionisasi air  dihasilkan ion H+ dan Ion OH yang sama.
Sehingga reaksi :  Kw = [ H+ ]   x  [ OH ]    = [  H+ ] 2    = [  OH ]2 = 1 x 10 –14
                             [H+]   = [  OH ]   =√  1 x 10‾ 14    =  1 x 10 –7
Jika sedikit asam dimasukan kedalamair maka asam akan terionisasi
      HA                H+      +   A                            
Sehingga   H+  dalam larutan berasal datri ionisasi air dan ionisasi asam , tentu hal ini akan menggagu kesetimbangan air  , Kw =[H+ ] x [ OH ] , tetapi hasil kali   [H+] x [HO¯] tetap.
Oleh karena ittu bila larutan bersifat asam misa HCL  0.1 M
         HCL ( aq)                   H+              + Cl
         [ H+] = 0,1 = 1 x 10 – 1
          Kw = [ H+ ] x [OH ¯]  = 1 x10 – 14
                        Kw                 1 x 10 – 14
[ OH ˉˉ ]  =                  =                                 =  1 x 10 – 13  mol / lt
                      [ H+]                  1 x 10 – 1
         Menurut Sorensen konsentrasi ion H+ dan konsentrasi ion OH dalam air, larutan asam atau larutan basa merupakan bilangan yang sangat kecil. Oleh karena itu untuk menyederhanakan bilangan kecil yang menunjukan konsentrasi ion H+ dipergunakan konsep pH, (p berasal dari kata potenz yang berarti pangkat dan H tanda ato hidrogen). pH adalah harga negatif dari logaritma H+ atau dinyatakan dengan rumus pH     =  – log [ H+ ]    analoh dengan pH , maka pOH     =   – log [ OH ]
Contoh soal : Berapa pH larutan HCL 0,01 M
Jawab :   HCl(aq)                  H+(aq)  +  Clˉˉ(aq)
 Koef :      1               :         1          :    1
               0,01 M          ~   0,01 M   
     [H + ]  =  0,01 M = 1 x10 ¯ 2
       pH = – log 1 x 10‾ 2  =  2 – log 1 =
            Banyak reaksi kimia yang kelangsungannya tergantung pada derajat keasaman (pH) lingkungannya., untuk memudahkannya dalam :
Lingkungan asam   : pH   <   7
Lingkungan basa    : pH    >  7
Lingkungan netral  : pH   =   7
             Bagaimana untuk menentukan pH suatu larutan ?. Salah satu cara untuk menentukan pH larutan adalah dengan menginakan indikator asam basa. Suatu indikator  akan mengalami perubahan warna dengan berubahnya pH larutan.
            Banyak indikator lain yang sangat peka terhadap perubahan pH yang sangat kecil, diantaranya tercantum dalam tabel dibawah ini. Indikator – indikator ini dapat digunakan untuk mengukur pH larutan secara teliti. Indikator yang sederhana, dapat kita buat sendiri dari  ekstra tumbuhan (kelopak bunga , daun , umbi yang berwarna ). Warna dari tumbuhan  tersebut akan memberikan perubahan warna yang berbeda pada suasana larutan asam maupun larutan basa.

    Tabel : Beberapa Indikator dengan trayek pH nya.
Nama
Trayek pH
Perubahan  perubahan warna bila pH naik
Metil Ungu

Metil Jingga
Metil Merah
Metil Kuning
2,6 –Dinitrofenol
Timol Biru

Lakmus
Bromtimol Biru
Penolfthalein
Timolfthalein
Alizarin Kuning
Indigo Karmin
1,3,5 Trinitrobenzena
0,2 – 2,0
5,0 – 6,0
3,1 – 4,4
4,4 – 6,2
2.9 – 4
2 – 4
1,2 – 2,8
8,0 – 9,6
4,5 – 8,1
 6,0 – 7,6
8,3 – 10,3
9,3 – 10,5
10,0 – 12,0
11,4 – 13,0
12,0 – 14 ,0
Kuning ke Ungu Biru
Ungu Biru ke Ungu
Merah ke Kuning
Merah ke Kuning
Merah ke Kuning
Tak berwarna ke Kuning
Merah ke Kuning
Kuning ke Biru
Merah Ke Biru
Kuning ke Biru
Tak berwarna ke Merah
Tak berwarna ke  biru
Biru ke Kuning
Biru ke Kuning
Tak berwarna  ke Jingga

Untuk menentukan pH suatu larutan dapat pula menggunakan suatu alat yang di sebut pH meter. Dengan alat ini pH  suatu larutan dapat diketahui secara langsung , dan alat ini  bekerja secara elektrik.
6. Kekuatan  Asam /Basa dan Tetapan Kesetimbangan Ionisasi Asam /Basa           
            Bagaimana kekuatan suatu asam  dapat diukur? . Suatu asam kuat diasumsikan terionisasi sempurna menghasilkan ion. Konsentrasi ion H+ dari suatu asam dapat dihitung dari konsentrasi larutan asamnya.
            Untuk suatu asam kuat , derajat ioniasi hampir mendekati satu ( α  = 1 )
Misalkan untuk HCl , ionisasinya adalah
        HCL (aq)                      H+(aq)      +       CL¯(aq)
         X mol                        x mol
           [ H+]    =  [ HCL ]
Sedangkan untuk suatu asam lemah misalkan CH3COOH , ionisasinya  senagai berikut
     CH3COOH(aq) + H2O                        H3O+(aq)       +      CH3COO¯(aq)
         Ka =   [ H3O+ ]   [ CH3COO¯ ]   
                         [ CH3COOH ]
karena [ H3O+]  = [ CH3COO¯ ]  , maka
        Ka =  [ H3O+ ] [ H3O+ ]
                      [ CH3COOH ]
         Ka     =        [ H3O+]2
                         [ CH3COOH ] 
       [ H3O +] = √ Ka x [ CH3COOH ]
     [ H+ ]  = √ Ka x [asam ]         
Harga Ka suatu asam menunjukan kekuatan asamnya, dibawah ini ada beberapa harga Ka untuk asam monoprotik mapaun poliprotik
Tabel harga Ka Beberapa Asam Monoprotik
Golongan Asam Lemah
Asam
Ionisasi
Ka
Asam Sianida
HCN(aq)   ══     H+(aq)  + SC‾(aq)
4 x 10‾10
Asam Hipoclorit
HCLO(aq)  ══    H+(aq) +  ClO‾(aq)
3,1 x 10‾ 8
Asam Asetat
CH3COOH(aq) ══ H+(aq)  + CH3COOH(aq) 
1,8 x 10‾ 5
Asam Benzoat
C6H5COOH(aq) ══ H+(aq) + C6H5COO¯(aq)
6,5 x 10¯5
Golngan Asam Kuat
Asam
Ionisasi
Ka
Asam Nitrat
HNO3 (aq)               H+(aq)   +  NO3¯(aq)
20
Asam Klorida
HCl(aq)              H+ (aq)   +   CL‾(aq)
107
Asam Perclorat
HCLO4(aq)                H+(aq)  + CLO4(aq) 
1010
        Untuk harga Ka yang besar maka reaksi kesetimbangan tersebut dapat dianggap reaksi satu arah atau reaksi berkesudahan , karena reaksi ionisasinya sempurna maka tanda panahnya di tulis hanya satu ke arah hasil reaksi
Tabel Harga beberapa Ka asam poliprotik
Golongan Asam Lemah
Asam
Tahap ionisasi
Ka
Asam Fosfat
H3PO4(aq)   <══>       H+(aq)  + H2PO4 (aq)
H2PO4 (aq) <══>    H+(aq)   + HPO4 – 2 (aq) 
HPO4 –2 (aq)  <══>   H+(aq)   + PO4 +3(aq)
Ka = 7,5 x 10 – 3
Ka = 6,2 x 10 – 4
Ka = 2,0 x 10 – 12
Asam Karbonat
H2CO4(aq)  <══>     H+ (aq)  + HCO3 ¯ (aq)
HCO3¯ (aq) <══>     H+(aq)  +  CO3 –2 (aq)
Ka = 4,3 x 10 – 7
Ka =  5,6 x 10 – 11
Asam Sulfida
H2S(aq)  <══>     H+ (aq)    +  HS ¯(aq)
HS ¯(aq)  <══>    H+(aq)     +   S – 2 (aq)
Ka = 1,1 x 10 – 7
Ka =  1,0 x 10 – 14

Catatan : Harga Ka                                          Keterangan
               Kurang dari 1 x 10‾ 7                       asam sangat lemah
               1 x 10 ‾ 7 hingga 1 x 10‾ 2               asam lemah
               1 x 10 ‾ 2 hingga 1 x 103                 asam kuat
                lebih besar dari 1 x 10 3                 asam sangat kuat  
Demikianpun ntuk larutan basa
               BOH(aq)                          B+(aq)   + OH ‾ (aq)
   
           Kb = [ B+ ]  [ OH ¯ ]              , Kb = tetapan ionisasi basa
                            [  BaO ]               
              Untuk suatu larutan basa kuat karena terjadi ionisasi sempurna , sehingga konsentrasi ion OH¯ akan sama dengan konsentrasi dari larutan basanya ,misalnya:
              KOH (aq)                  K+ (aq)     +    OH¯ (aq)
               x  mol       ~      x mol         ~       x mol
            [OH ¯ ]   = [ KOH ]
Sedangkan untuk suatu basa lemah Misalkan larutan NH4OH = NH3(aq) , ionisasinya sebagai berikut :
             NH4OH (aq)                   NH4 +(aq)      +    OH ¯ (aq)
                     [ NH4+]  [OH ¯ ] 
           Kb =   
                           [ NH4OH]
             Karena  [ NH4+]    =  [OH ¯] , maka
                        [ OH ¯ ] [OH ¯]       [ OH¯ ]2
            Kb =                                =
                             [NH4OH]            [ NH4OH ]
               [ OH ¯ ]  = √ Kbx[ NH4OH]      ;   
               [ OH ¯ ] = √ Kb x[ basa]
Basa kuat mempunyai harga Kb besar dan basa lemah mempunyai harga Kb kecil  seperti contoh beberapa harga Ka  larutan basa. Pada tabel dibawah ini
Golongan Basa Lemah
Basa
Ionisasi
Kb
Amoniak
Fosfin
NH3 (aq)   + H2O(aq)      <══>       NH4 +(aq)  + OH ¯  (aq)
PH3(aq)   + H2O(aq)     <══>         PH4 +(aq)  + OH ¯ (aq)
Kb =1,8 x 10¯5
Kb =1,0 x10 ¯14
Golongan Basa Kuat
Natrium Hidroksida
NaOH(aq)                     Na+(aq)    +  OH ¯(aq)
Sangat besar
       Demikian pula untuk larutan basa yang mempunyai harga Kb sangat besar ,berarti termasuk basa kuat, dalam reaksi ionisasinya  merupakan reaksi searah atau berkesudahan , sehingga tanda panahnya satu arah  menuju ke hasil reaksi.
Contoh soal :
Hitunglah pH dari :
1.      0,05 mol H2SO4   dalam 1 liter larutan
2.      HCN 0,0 5 M ,    jika diketahui Ka HCN = 4 x 10 ¯10
3.      4 gram NaOH (Mr = 40) yang terlarut dalam 250 ml larutan
4.      NH4OH  0,4 M , jika diketahui Kb NH4OH 1 x 10 – 5
Jawab Soal Nomor:
1.      Konsentrasi larutan H2SO4 = 0.05 mol / 1liter = 0,05 M
reaksi ionisasi :               H2SO4(aq)               2H+(aq)      + SO4 – 2 (aq)
                                      Koef :         1                 :        2           :     1
                    [ H+]    =  2[ H2SO4]=  2 x 0,05M  = 0,1M
                      pH   =  - Log [H+]   
                      pH   =  - log 0,1 =  - log 1x 10 ¯ 1 = 1 – log 1 =  1
2.    Reaksi ionisasi : HCN(aq)    <===>  H+(aq)   +   CN ¯(aq)
      Konsentrasi asam 0,05 M
      [ H+ ] =   √ Ka x [ asam ]     = √ 4 •10¯10 x 0,05     = √ 4  • 10─10   x 5 •10 ‾2  
         [H+]   =√0,2 x10‾10 = 0,4 x 10‾5 = 4 x10‾6
         pH  =  ─ log [H+]     = ─ log 4 x 10 – 6        =   6 – log 4   = 6 – 0,6 = 5,4
3.   4gram NaOH dalam 250 ml Larutan  mempunyai konsentrasi :
                       gr               1000            4
              M  =                x                 =             x  4    =  0,4 mol / liter
                          Mr               250            40
         Reaksi ionisasi : NaOH(aq)               Na+(aq)   +  OH‾ (aq)
             Koefisien   :            1                 :        1         :       1                           
             [ OH ‾ ] = [ NaOH]       =  0,4 M
             pOH = – log [ OH ‾ ]  = – log 0,4  = – log 4 x 10 –1  = 1 – log 4 =1- 0,6 =0,4
             pH     + pOH 14       :  pH = 14 – 0,4  = 13,6  
4.      Konsentrasi NH4OH  = 0,4 M
Reaksi ionisasi  :  NH4OH(aq) <══>  NH4+(aq)   +    OH ‾ (aq)
        [ OH ‾ ] = √ Kb x [ basa]
                     =   √1 x 10 –5  x 0,4 =  √4 x 10 – 6  = 2 x 10 –3
         pOH    =  – Log  2 x10 – 3  = 3 – log 2 
         pH       =  14 – pOH   =    14 – (3 – log 2)  = 11+ log 2 = 11+ 0,3 = 11,3  

7. Pencemaran Air
    Pengertian Air Bersih   
     Air merupakan pelarut yang baik , sehingga air yang ada di alam tidak pernah  murni, karena di alam banyak berbagai zat yang mudah larut dalam air , baik zat padat , cair maupun gas, selain itu juga banyak zat-zat yang sukar laut dalam air. Air alam  banyak yang mengandung mikroorganisma yang dapat merugikan bagi kesehatan. Tetapai selama kandungannya tidak merugikan bagi kesehatan ,maka air itu dianggap bersih. Air lyang tidak layak untuk diinum masih dapat digunakan untuk  keperluan lain misalnya : irigasi untuk pengairan sawah,kolam , kebun dll .
Air dinyataka tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air , sehingga air tdak dapat digunakan untuk keperluan tujuannya . Air dikatakan tercemar akibat masuknya mikroorganisma , zat (padat, cair gas )  , energi panas  yang masuk kedalam air, sehingga air tidak berfungsi sebagai mana mestinya sesuia dengan peruntukannya.
Beberapa Parameter Kualitas Air
 Untuk menentukan kualitas air digunakan beberapa parameteryaitu pH , DO , BOD , COD dan kandungan zat padat                  
a. pH air
    Air murni mempunyai pH = 7, air dianggap bersih pada pH sekitar 6,5 s/d 8,5, tetapi belum tentu bersih apabila diukur oleh parameter lain.
b. Kandungan zat padat
    Zat padat yang terkandung dalam air berupa limbah  yang bisa larut dan tidak larut tapi berupa suspensi  , suspensi adayang bisa mengalami sendimenisasi  dan tidak mengalami sendimenisasi .
c. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO)
     Kadar  Oksigen terlarut dalam air bersih pada suhu kamar terkandung sekitar 10 ppm. Oksigen sangat diperlukan oleh mahluk hidup dalam air seperti , ikan ,udang ,kerang  dan bakteri aerobik yang ada dalam air untuk menguraikan sampah organik. Jadi jika dalam air terlalu banyak bahan organik maka semakin banyak pula bakteri aerobik  di dalam nya semakin berkembang artinya dalam air oksigen yang dibutuhkan  mahluk air akan berkurang karena terpakai oleh bakteri pembusuk tadi , dimana bakteri aerobik dalam air akan mengoksidasi sampah organik C menjadi CO2   , N menjadi nitrit , Smenjadi sulfat, fosforus menjadi fosfat.Jika kadar oksigen dalam air semakin kurang, maka pembusukan akan diambil alih oleh baktri anaerobik , dimana perubahan yang terjadi dari pembusukan secara anaerobik dari senyawa organik yang mengandung C berubah jadi CH4, S menjadi H2S, N menjadi NH3 . Oleh karena bau busuk yang dikeluarkan pada air yang tercemari sampah organik misalnya comberan , selokan /got berasal dari H2S dan NH3  hasil dsari reduksi bakteri anaerobik .
d. BOD dan COD
BOD ( Biochemichal Okxygen Demand ) atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh microorganisma.
BOD ini adalah parameter untuk mengetahui seberapa besar oksigen yang dipergunakan oleh mikroorganisma untuk mengurai ( mendegrasi ) bahan buangan  organik yang ada dalam air, walaupun secara alamiah proses mengoksidasi bahan buangan organik oleh mikroorganisma  adalah peristiwa yang mudah terjadi selama air lingkungan  mengandung oksigen yang mencukupi.Jumlah mikroorganisma yang ada di dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih ( jernih ) biasanya mengandung microorganisme yang relatif kecil dibanding dengan air yang kotor dan telah tercemar oleh bahan  buangan   .
COD ( Chemical Oksxygem Demand ) atau kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi terhadap bahan organik yang terdapat dalam air.
Tes uji COD dengan menggunakan oksidator yaitu Kalium bikarbonat ( K2Cr2O7  ) untuk mengoksidasi bahan buangan organik yang akan menghasilkan CO2  ,  H2O  dan sejumlah ion Crom  seperti reaksi dibawah ini
                                                    Ag2SO4
 CxHyOz + Cr2O7 ¯  2   + H+                          CO2   + H2O     + Cr+3
                                                 Katalisator
Reaksi diatas sambildipanaskan , jika dalam bahan buangan ada senyawa clorida perlu ditambahakan  merkuri sulfat untuk menghilangkan karena snyawa clorida dapat mengganggu dengan ikut teroksidasi oleh kalium bikarbona, sehingga akan menggagu sebarapa besar kalium bikarbonat yang dipergunakan secara benar.Penambahan mererkuri sulfat untuk mengikat ion clor menjadi mercuri clorida..
                 Hg2+  + 2Cl                    HgCl2    
 Warna larutan air lingkungan  yang mengandung bahan buanganorganik sebelum reaksi dioksidasi berwarna kuning , sdangkan setelah dioksidasi akan berubah warna menjadi hijua. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan buangan organik sama dengan jumlah kalium organik yang digunakan .Makin banyak kalium bikarbonat yang digunakan pada oksidasi, berarti makian banyak oksigen yang diperlukan . Ini berartibahwa air lingkungan makin banyak tercemar.
Rangkuman
1.     Teori asam basa menurut            
Sifat zat
Arrhenius
Bronted lowry
G N lewis
Asam




Basa
Merubah lakmus biru jadi merah.
Ionisasinya menghasilkan Ion H+

Merubah lakmus merah menjadi biru.
Memberikan ( donor )  proton hidrogen.



Menerima ( aseptor ) proton hidrogen.
Menerima ( aseptor ) pasangan elektron



Memberikan (donor) pasangan elektron. 
        
2.         Kw = [  H+] x   [OH  ]  =  1 x 10 –14
                           Kw                                                      Kw
         [  H+ ] =                            ,                [ OH ]   =
                      [ OH ]                                                   [   H+ ]
3.    Untuk asam Kuat
          [H+  ]  =  [  asam ]
       Untuk Asam Lemah
          [H+ ]  =   √Ka  x  [  asam ]
       Untuk Basa Kuat
           [OH   ]    =  [  Basa ]
       Untuk Basa lemah
           [OH ]     =  √ Ka  x [ Basa]
4.        pH   = – log [H+]               ;   pOH  =  – log [OH ]
5.        pH    Asam   <  7
           pH    Basa    >  7
           pH    Netral  =  7
6.   Untuk menentukan pH suatu larutan digunakan berbagai macam Indikator . dengan melihat perubahan dari warna indikator .
7 Salah satu parameter untuk mengetahui kualitas air lingkungan  dengan melihat perubahan pH dari air lingkungan tersebut .Air dikatakan bersih apabila mempunyai pH sekitar 6,5 sampai dengan 8,5 .pH lebih kecil ataupun lebih besar dari ketentuan tadi berarti air telahmengalami pencemaran.

                                              Titrasi asam basa
4.2.1.      Uraian dan contoh
            Reaksi antara asam dan basa tidak lain adalah penggabungan antara ion H+ dan ion OH   menghasilkan  molekul air H2O yang disebut reaksi netralisasi .
                H+ (aq)   +   OH (aq)                 H2O(aq)
           Reaksi ini adalah dasar penentuankonsentrasi larutan asam maupaun basa secara kuantitatif. Proses ini disebut titrasi . Larutan yang mengandung jumlah nol tertentu tiap liternya  disebut larutan standar atau baku. Untuk menganalisa suatu larutan basa secara kuantitatif diperlukan larutan asam standar. Demikianpun sebaliknya untuk menganalisa larutan asam  diperlukan larutan basa standar.
Sebagai contoh untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan basa NaOH , maka larutan tersebut harus dititrasi oleh larutan HCL yang sudah diketahui konsentrasinya.( HCL  sebagai larutan standar), sampai dicapai titik ekivalen , ini dapat diketahui dari perubahan warna indikator yang dipakai.
Konsentrasi larutan NaOH dapat diketahui dengan memakai rumus
 Va   x    Ma  =  Vb  x  Mb
Va    = Volume HCL yang dipergunakan
Ma   =  Konsentrasi Standar larutan HCL
Vb   =  Volume NaOH yang dipakai hingga titik ekivalen
Mb  =   Konsentrasi larutan NaOH
           Bagaimana perubahan pH larutan selama titrasi?. Kita lihat contoh titrasi 50ml larutan HCL 0,1M  oleh Larutan NaOH. Pada saatpenambahan NaOH  belum mencapai 50 ml , larutan akan mempunyai kelebihan asam. Sedangkan bila volume basa yang ditambahkan lebih besar dari 50 ml maka larutan akan kelebihan basa.
Pada tabel berikut , anda akan melihat perubahan konsentrasi H+ dan OH   dan perubahan pH pada saat NaOH  berangsur – angsur ditambahkan .
Daftar Penambahan 0,1 00M NaOH pada 50 ml 0,1 M HCL
0,1 M NaOH
yang ditambahkan (ml)
Jumlah volume larutan ( ml)
mmol H+ dalam larutan
Mmol OH ‾ dalam larutan

H+

pH
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
45,0
46,0
47,0
48,0
49,0
50,0
51,0
52,0
53,0
54,0
55,0
60,0

50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
95,0
96,0
97,0
98,0
99,0
100,0
101,0
102,0
103,0
104,0
105,0
110,0
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10


















0,10
          0,20
          0,30
          0,40
0,50
1,00

1 x10 – 1
6,7 x 10 – 2
4,3 x 10 – 2
2,5 x 10 – 2
1,1 x 10 – 2
5,3 x 10 – 3
4,2 x 10 – 3
3,1 x 10 – 3
2,0 x 10 – 3
1,0 x 10 – 3
1,0 x 10 – 7
1,0 x 10 – 11
5,0 x 10 – 12
3,4 x 10 – 12
2,6 x 10 – 12
2,1 x 10 – 12
1,1 x10 – 12
1,0
1,2
1,4
1,6
2,0
2,3
2,4
2,5
2,7
3,0
7,0
11,0
11,3
11,5
11,6
11,7
12,0




Proses titrasi ini bisa dinyatakan dalam bentuk grafik yang menunjukan perubahan pH dan penambahan volume basa seperti dibawah ini.
                                                                          12
                                                                           11  
                                                                  10
                                                                    9
                                                   8
                                                   7        - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - 
                                                   6
                                                                    5
                                                      4
                                                                            3
                                                                            2
                                                                            1
                                                                               
                                                                                             10     20    30    40    50    60

                          Grafik perubahan pH pada titrasi 50ml 0,1 M HCL dengan NaOH 0,1M


Larutan Penyangga ( Buffer)

             Seandainya kita memerlukan larutan dengan pH = 2, maka kita tinggal membuat larutan HCL 0,01M. Akan tetapi bila kita memerlukan larutan yang mempunyai pH =6 tidak mungkin kita membuat larutanHCL yang konsentrasinya 0,000006 M ( 1 x 10 – 6 M), karena larutan yang mempunyai konsentrasi ion H+ sangat kecil mudah mengalami perubahan . seandainya ada pengaruh dari luar misalnya dari  peralatan corong ,gelas dll yang masih menyisakan larutan asam atau basa , maka konsentrasi ion H+ akan terganggu.
              Bagaimana caranya untuk membuat larutan yang mempunyai pH  tertentu  dan tidak mudah mengalami perubahan walau terganggu larutan asam, basa maupun ditambah air.Larutan yang dapat memenuhi tersebut adalah larutan penyangga / buffer .
              Larutan penyangga atau disebut juga larutan buffer/ dapar / penahan  adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH . Maksudnya jika larutan penyangga ditambah sedikit asam , basa , air maka harga pHnya tidak banyak berubah., karena di dalam larutan penyangga ada spesi yang mampu menentralkan penambahan tersebut. Larutan penyangga berperan dalam peroses biokimia maupun dalam laboratorium sebab dapat mempertahankan pH larutan . Dalam darah manusia  juga  terdapat  sistem penyangga, contohnya adanya CO2 dan HCO3 sehingga pH darah tetap 7,4.
              Karena itu bagaimana caranya dapat membuat larutan penyangga tersebut ?. Larutan penyangga bisa dibuat dengan cara mencampurkan  larutan asam lemah dengan larutan   garamnya atau larutan basa lemah dengan larutan garamnaya. Misalkan larutan Penyangga  berasal dari Campuran larutan
  1. Asam lemah dengan garamnya.
HCN(aq)   +  NaCN(aq)          atau         HCN(aq)   +    CN (aq)  
       CH3COOH(aq)   +  CH3COONa(aq)   atau  CH3COOH(aq)    +   CH3COO (aq)
Untuk lebih jelasnya  dalam Campuran Larutan HCN dan NaCN terjadi ionisasi
 Larutan   Garam  terionisasi sempurna:    NaCN(aq)                        Na+(aq)  + CN (aq)   Karena larutan asam  lemah  terionisasinya sebagian
          HCN(aq)                     H+(aq)       + CN (aq)
                             [  H+ ] x  [CN ‾ ]
           Ka     =
                                  [ HCN
            Ka .[HCN]   =  [  H+   ]   x  [CN ‾ ]          
                                     
                                        [HCN]   
               [ H+ ]   = Ka
                                       [CN ‾ ]  
Kaarena dalam campuran larutan ada ion yang sama yaitu CN  yng berasal dari asam lemah dan larutan garam, dimana [CN ] dari asam lemah lebih sedikit dibandingkan dengan [ CN ] dari larutan garamnya, sehingga [ CN ] dianggap berasal dari garamnya.
Maka d tulis   :                             [ HCN ]                   [Asam]
                            [ H+]  = Ka                          = Ka
                                                     [ CN ]                   [Garam]
            Apabila kedalam larutan ini ditambahkan asam misakan HCL , asam ( H+ ) tersebut akan bereaksi dengan larutan  ion garamnya( CN ).
                   NaCN(aq)   + HCL(aq)                   HCN (aq)    +      NaCL(aq)
 Karena  dalam larutan tersebut ada reaksi kesetimbangan pada larutan asam lemah  dengan penambahan asam (ion H+) yang berasal HCL menyebabkan banyaknya mol garam berkurang sedangkan mol asam bertambah.
             Apabila kedalam larutan penyangga itu ditambahkan sedikit basa misalkan NaOH, maka basa( ion OH   ) tersebut akan bereaksi dengan asamnya.
                 HCN (aq)        +       NaOH(aq)                    NaCN(aq)      +    H2O(l)   
Sehingga dalam larutan tersebut banyak mol asam berkurang, sedangkan mol garam yang bertambah.  
  1. Basa lemah dengan garamnya
NH4OH (aq)  +     NH4CL(aq)         atau    NH4OH(aq)   +  NH4+ (aq)    
NH4OH (aq)     +   (NH4)2SO4(aq)   atau     NH4OH(aq)   +   2NH4+(aq)
Misalkan : larutan penyangga  berasal dari NH4OH dan NH4CL
           NH4Cl(aq)              NH4+(aq)      +      Cl (aq)
        
        NH4OH(aq)                NH4+(aq)         +      OH (aq)
                                          [NH4 +]   [OH ‾ ]
                            Kb =
                                             [ NH4OH]               

               Kb  [ NaOH]        =     [ NH4+ ]   [  OH ]

                                                             [ NaOH ]                              [ Basa ]
                    [ OH ‾ ]           =    Ka                                   =    Ka
                                                               [ NH4+]                              [Garam]

               Apabila ke dalam larutan  penyangga tersebut dimasukan sedikit basa misal NaOH ( ion OH  ), basa tersebut akan bereaksi dengan garamnya.
               NH4CL(aq)       +    NaOH(aq)              NH4OH(aq)       +    NaCL(aq)                        
Sehingga jumlah mol garam berkurang dan jumlah mol basa bertambah.
           Apabila kedalam larutan tersebut ditambahkan asam misalnya HCl ( ion H+), asam akan bereaksi dengan basa dari larutan tersebut
                      NH4OH (aq)   +  HCL (aq)            NH4CL(aq)        +       H2O(l)        
Maka jumlah mol basa berkurang dan jumlah mol garam bertambah.
Untuk menunjukan bahwa konsentrasi H+tetap  berarti pH larutan juga tetap, bila sedikit asam atau basa ditambahkan ke dalam larutan penyangga  perhatikan  contoh soal berikut ini.
Dalam 1 liter larutan, terlarut 0,5 mol CH3COOH dan 0,4 mol NaCH3COO, jika Ka CH3COOH= 1,8 x 10 –5
  1. Hitunglah pH larutan
  2. Jika ke dalam larutan ditambahkan 1 ml larutan HCL 1M, hitunglah pH larutan .
Jawab  :
                               [  asam ]                                0,5
a.   [  H+  ]= Ka x                       =    1,8 x 10 –5                    =  2,26 x 10 –5
                              [ garam   ]                              0,4
       pH   =   ─ log 2,26 x 10 – 5   =  5 – log 2,26  
b.  setelah penambahan 1 ml HCL 1M
      NaCN(aq)      +  HCL(aq)                       NaCl (aq)      +   HCN(aq)     
                             1ml x 1M= 1 mmol= 0,001mol        :       0,001mol
       Garam mengalami pengurangan mol  = 0,4 –0,001 mol = 0,399 mol
       Asam mengalami penambahan mol     = 0,5 + 0,001 mol= 0,501 mol
                                                 0,501                                0,500    
            [ H+  ]    = 1,8 x10 – 5                 =   1,8 x 10 – 5                    = 2,26 x 10 –5
                                                 0,399                                 0,400
             pH larutan =  – log 2,26 x 10 – 5  = 5 – log 2,26
Ternyata konsentrasi maupun pH larutan tetap tidak mengalami perubahan yang besar setelah dibari sedikit asam kuat.

Hidrolisis Garam
              Larutan garam  dalam air ada yang bersifat netral , asam ,dan  bersifat basa., tergantung pada macam garam  yang dilarutkan . Kalau garam yang dilarutkan dibentuk oleh :
a.  asam kuat dan basa kuat ,   maka larutan garam yang terjadi bersifat netral.
b.  asam kuat dan basa lemah , maka larutan garam yang terjadi bersifat asam.
c.  asam lemah dan basa kuat,   maka larutan  garam yang terjadi bersifat basa

a.Larutan  garam yang berasal dari Asam kuat dan Basa kuat misalkan NaCL
Dalam larutan NaCL terjadi reaksi ionisasi sebagai berikut
                     NaCl               Na+         +           CL
                    
                    H2O                 H+           +          OH     

Dalam larutan ada 4 macam ion yang terjadi . Maka akan terjadi reaksi antar ion  : ion Na+  dan OH , H+ dan CL . Tetapi zat yang terbentuk  masing –masing adalah bsa kut dan asam kuat, karenanya cenderung mengalami ionisasi kembali. Karena itu ke 4 ion dapat dikatakam ion konsentrsasi tidak bereaksi satu sama lain , sehingga dalam larutan masih tetap konsentrasi H+  = OH atau larutan bersifat netral.
b.Larutan berasal dari Asam Kuat dengan Basa lemah
Misalkan dalam larutan garam NH4CL terjadi ionisasi  sebagai berikut
          NH4CL(aq)                NH4+(aq)      +    CL(aq)
          H2O(l)                            H+(aq)         +    OH (aq)                 
Karena dalam garam NH4CL  ada ion yang berasan dari basa lemah ion NH4+ dan berasal dari asam kuat yaitu ion CL sehingga ion yang berasal dari yang lemah akan bereaksi dengan ion dari air H2O reaksinya , reaksi ini disebut reaksi hidrolisis
       NH4+(aq)    + H2O(l)                  NH4OH(aq)      +   H+(aq)
Dalam larutan garam ini ion NH+ bereaksi dengan ion OH dari air membentuk NH4OH (NH3(g) + H2O) . Pengikatan ion NH4+ oleh OH menyebabkan kesetimbangan air terganggu  akibatnya[ H+] > [ OH ] sehingga larutan lebih bersifat asam .
c. Larutan Garam yang berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat. 
    Misalnya KCN peristiwa ionisasinya sebagai berikut
               KCN (aq)                  K+(aq)    +  CN (aq)
               H2O(l)                     H+(aq)    + OH (aq)        
Karena dalam larutan  garam KCN terdapat ion K+ berasal dari basa kuat dan ion CN‾ berasal dari asam lemah , ion yang lemahnya bisa terikat oleh ion H+  yang berasal dari air H2O, peristiwa ini disebur hidrolisis, reaksinya sebagai berikut
        CN (aq)  + H2O(l)                        HCN(aq)        +   OH (aq)   

Dalam larutan ion CN bereaksi dengan ion H+ membentuk asam lemah HCN.Bereaksinya ion – ion tersebut menyebabkan kesetimnbangan air terganggu bergeser kearah OH sehingga  [ OH ]  > [ H+]  dan larutan lebih bersifat basa. 
Peristiwa penguraian garam karena pengaruh air tersebut disebut hidrolisis. Hidrolisis yang dialami oleh garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah maupun basa kuat dan asam lemah disebut hidrolisis parsial ( sebagian ) .
d. Garam berasal dari asam lemah dan basa lemah  akan mengalami hidrolisis total ( sempurna) , karena semua ion nya mengalami hidrolisis.yang akan menghasilkan larutan asam lemah dan basa lemah. Seperti contohnya pada garam – garam NH4CN , (NH4)2 CO3 , Al2S3.
Reaksi hidrolisisnya :
   NH4CN (aq)       +   H2O(l)                           HCN(aq)      +  NH4OH(aq)         
   (NH4)2CO3(aq)   +   H2O(aq)                       2NH4OH      +  H2CO3(aq)
    Al2S3(aq)           + 6H2O(aq)                       2Al(OH)3(aq) + 3H2S(aq)
e. Tetapah Hidrolisis(Kh)
Larutan yang terhidrolisis sebagian dalam penulisan persamaan reaksinya hanya yang terhidrolisis saja , misalnya.reaksi hidrolisisnya :
    NaC)N(aq)                     Na+(aq)         +     CN (aq)      
    CN (aq)     +   H2O (l)                 HCN(aq)   +     OH (aq)
                                    [OH ]     [ HCN]
                          K   =          
                                    [  CN   ]  [H2O]
                                    [ OH ‾ ]   [HCN ]                          
            K [H2O]    =
                                       [ CN ‾ ]  
           K  [H2O ]  disebut juga tetapan hidrolisis Kh
                                    [HCN] [ OH ‾ ]  
         (1)        Kh   =     
                                     [ CN ‾ ]
                 Dari persamaan reaksi asam lemah : HCN (aq)                     H+(aq)     +  CN ‾(aq)
          (2)             Ka  =    [ H+  ] •  [CN‾ ]
                                               [  HCN]
Penyebut dan pembilangnya dikalikan dengan [H +] untuk persamaan no (1)
                             [ HCN ] •[  OH ‾  ] • [  H+]
         (3)         Kh  =      
                               [ CN  ‾ ]  • [ H+]
Kw = [H+  ]  [ OH ‾] dan dari persamaan (2)          [ HCN ]         =  1  
                                                                          [ CN   ]• [  H+]      Ka
        (4)                Kh  = 1 / Ka   • Kw    = Kw / Ka

Untuk mencari pH Larutan gram  berasal dari basa kuat dan asam lemah
Dari persamaan reasi hidrolisis diketahui bahwa
    [ HCN  ]   =   [    OH   ]     
lihat pers (1)  [HCN ]   [  OH ]  =    Kw
                             [ CN‾ ]                  Ka
                         [ OH ‾ ]    [OH ‾ ]   =      Kw
                             [ CN ‾ ]                       Ka
                                  [  OH ‾ ] 2        =       Kw
                                                                   Ka  


 
                                [ OH ]  =        Kw       [CN ]
                                                         Ka      
                                          [ CN   ]             =        [ NaCN ]      = garam


 
                                 [ OH   ]    =       Kw   . [ garam]
                                                             Ka
        POH = – log [ OH ‾ ]           pH  =   14 – pOH
Untuk mencari pH larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
                         Kh = Kw / Kb


 
           [ H+]  =       Kw  .  [ garam ]
                              Kb
            PH = – log [ H+  ]
f. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
    Garam ini akan mengalamihidrolisis total ( sempurna menjadi asam dan basa lemah.
    Misalkan  reaksinya :  L+      +    Z ¯      +    H2O                  LOH     +      HZ
    Kesetimbangannya dapat ditulis
               K         =             [LOH ] • [ HZ
                               [ L+  ]  • [ Z   ] •  [ H2O]
        K   [ H2O ]   =  Kh  =      [  LOH ]    [  HZ]
                                                 [  L+  ]    [   Z   ]         
                                  [LOH ]   [HZ]    x     [H+  ]   [OH‾ ]
                          =     
                                  [L+]     [Z ‾]              [ H+]    [OH‾]
                              
                                     [ LOH  ]                   [   HZ]
                          =                                 x                          x   [H+ ]    [  OH ]       
                                 [ L+ ][  OH ‾ ]         [  H+ ]    [Z ]
                                        1                     1  
                          =                       x                      x      Kw     
                                      Kb                 Ka
                                                    Kw                                               
                               Kh     =
                                                  Kb •Ka                 

Keasaman larutan tergantung pada besarnya harga Ka dan Kb
Bila Ka  = Kb ,maka larutan bersifat netral
Bila Ka > Kb , maka larutan  bersifat asam lemah
Bila Ka < Kb , maka larutan bersifat basa lemah

4.2.3. Rangkuman
Untuk larutan Penyangga :
    [ H+ ] = Ka   [ Asam  ]                          [  OH –  ]    =    Kb    [ Basa   ]  
                         [ Garam   ]                                                          [Garam ]
Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral pH = 7
Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah bersifat basa[OH]=   Kw/Ka x [ garam]
pH  >  7
Garam yang berasal dari basa lemah asam kuat berasifat asam[H+ ] =     Kw / Kb x[ garam]
PH  <    7
Garam yang bersasal dari asam lemah dan basa lemah tergantung Ka dan Kb terhidrolisis sebpurana . pH larutan bisa < 7 , bisa pH > 7




Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
4.3.1 Uraian dan Contoh
Kelarutan
          Pernahkah  anda pada saat membeli es jeruk apabila air jeruknya habis, tapi gula pasirnya masih ada yang tersisa tidak larut semua. Atau kalau melarutkan gula yang banyak kedalam segelas air dengan sejumlah volume tetentu gula juga walau sudah di aduk tetap tidak larut.Hal ini menunjukan kelarutan gula dalam air terbatas.   
          Bila kita memasukan PbCl2 atau padat kedalam air  dan kita aduk , maka garam itu akan larut , tetapi setelah didiamkan , lama kelamaan masih tampak adanya endapan PbCl2 padat, berarti larutan tersebut sudah jenuh . Suatu larutan dikatakan jenuh , kalau yang larut sudah maksimum. Pada saat yang demikian, larutan dan zat padat terlarut sudah mencapai keadaan kesetimbangan dinamis , yaitu  zat padat melarut menuju ke larutan , tetapi zat terlarut lain dalam larutan itu keluar membentuk zat padat  dengan kecepatan  yang sama sehingga banyaknya zat terlarut yang terdapat  dalam larutan  tetap konstan.
Diilistrasikan sebagai berikut:
         A(s)                  A(aq)
        Padat                  terlarut 
Kejenuhan suatu larutan  tergantung pada :
a. macam zat yang dilarutkan
b. suhu, makin tinggi suhu makin mudah larut
c. macam pelarut
          Untuk jumlah zat terlarut tertentu dalam volume pelarut tertentu, mempunyai konsentrasi tertentu disebut kelarutan  dinyatakan dalam mol per liter atau grtam per liter. Karena pelarutnya air ,maka kelarutan yang dimaksud adalah kelarutan dalam air.
Misalnya kelarutan AgCl 0,01 gram dalam 1 liter pada suhu 25 OC, artinya pada suhu 25OC ,0,01 gram AgCl dapat larut dalam 1 liter air.Bila yang dilarutkan lebih dari 0,01 gram maka AgCl tidak akan melarut dan menjadi jenuh
Hasil Kali Kelarutan 
           Berbeda dengan zat yang dapat larut sempurna baik zat elektrolit maupun non elektrolit maka hasil kali kelarutan hanya berlaku untuk elektrolit – elektrolit yang sukar larut dalam air dan pelarutnya air ( H2O) .
           Pada  larutan jenuh elektrolit AmBn dalam air , yang terdapat pula AmBn padat maka dalam larutan itu terdapat kesetimbangan ionisasi:        
       AmBn(s)                        mAn +(aq)       +       nBm (aq)
        padat
                                                  dalam larutan
                               [An+]m   x     [Bm–]n
                   K   =                                     = tetap    , karena dalam persamaan AmBn adalah
                                       AmBn
tetap, sebab AmBn adalah suatu zat padat murni sehingga K = [An+]m x [Bnm–]n = tetap

Dalam hal tersebut K disebut hasil kalikelarutan ( soulubility product) dari AmBn dan diberi tanda  Ksp AmBn
                                Ksp AmBn  = [An+]m x[Bm–]n      = tetap
Definisi Hasil Kali Kelarutan “ adalah jumlah konsentrasi ion – ion dalam air sampai jenuh pada suatu suhu , dan masing – masing konsentrasi ion dipangkatkan dengan koefisien persamaan ionisasinya. “
Catatan : uraian diatas hanya berlaku untuk elektrolit lemah yang sukar larut dalam air.untuk elektrolit yang mudah larut dalam air rumus dan definisi diatas tidak berlaku.
Contoh : menuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp)
a.      AgCl(s)            Ag+(aq)     +    Cl (aq)
         Ksp AgCl   = [Ag+]  x  [Cl ]

b.      PbCl2(s)             Pb2+(aq)    +   2Cl (aq)                  
          KspPbCl2 = [Pb2+]x [Cl]2
Hubungan antara Kelarutan (S) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan ( Ksp) perhatikan persamaan reaksi dibawah ini
 a       AgCl(s)                Ag+(aq)     +    Cl (aq)
             S           :          S            :      S
          Ksp AgCl =  [Ag+]  x  [Cl‾] 
                           =    S       x     S = S2
 Kelarutan (S) AgCl      
             S2  = KspAgCl
             S    =         Ksp AgCl

b.        PbCL2(s)                        Pb2+(aq)     +     2Cl (aq)
                S                 :              S              :     2S  
            Ksp PbCl2    =   [Pb2+] x [Cl‾]2
                                 =    S      x  [ 2S]2
                                  =  4 S 3    
Kelarutan (S)   PbCl2  :   
               4S3 = Ksp
                 S  =    3    Ksp
                                  4
Secara umum hubungan antara Kelarutan (S) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp):
Untuk larutan elektrolit AmBn dapat dinyatakan sebagai berikut
            AmBn(s)                An+(aq)       +    Bm– (aq)              
           Ksp AmBn   = [An+]m[Bm–]n = [ mS]m x[nS]n = mm x  nn x Sm + n
Kelarutan AmBn dalam air    S = m+n    Ksp        
                                                            mm x nn

Maka dapat dituliskan secara umum untuk
a.   Kelarutan AB dalam air   :   S =       Ksp  


 
b.  Kelarutan A2B dalam air  :   S =   3    Ksp
                                                                   4        
c.  Kelarutan AB3 dalam air  :   S =    4   Ksp
                                                                 27
d. Kelarutan A2B3 dalam air  :   S =     5        Ksp
                                                                      108

Contoh – contoh soal
  1. Hitunglah kelarutan AgCl dalam air jika diketahui hasil kali kelarutan
      ( Ksp ) AgCl = 1 x 10 – 10
      Jawab :
      AgCl(s)               Ag+(aq)       +     Cl ‾ (aq)
              S mol / lt   :      S mol /lt     :     S mol/ lt
            Kelarutan (S) AgCl dalam air      =           Ksp AgCl
                                                    
                                                                 =         1 x 10 – 10 = 1 x 10 – 5 mol / ltr
  1. Jika diketahui Ksp Pb(OH)2 = 4 x 10 –15 , hitnglah kelarutannya dalam air dan pH larutan tersebut. .
Jawab
      Pb(OH)2               Pb2+(aq)    +   2OH ‾ (aq)
           S mol/ lt    :         Smol / lt    :  2S mol / lt
      Kelarutan Pb(OH)2 dalam air    :    S    =   3    Ksp Pb(OH)2
                                                                                       4
                                                               S    =   3    4 X 10 – 15      = 1 X 10– 5 mol
                                                                                      4  
      [ OH ‾ ]     = 2 S  = 2 x 1 x 10 – 5   mol / lt 
      pOH   =   – log 1 x 10 – 5   =  5
      pH      =  14 – pOH =  14 – 5 =  9       
  1. Kelarutan MgC2O4 dalam air sebesar 0,0093 mol / lt . Hitunglah Ksp MgC2O4 tersebut  ?
Jawab
      MgC2O4(s)               Mg2+ (aq)        +    C2O4 2 –  (aq)           
          S mol / lt     :        S mol / lt      :       S mol / lt
          0,0093 mol / lt : 0,0093 mol/lt  : 0,0093 mol /lt
      Ksp MgC2O4     = [Mg2+]  x  [C2O4 2 – ]  = S2   
                                   = [ 0,0093]2   = 8,649 x 10 – 5          

Pengaruh Ion Sejenis Terhadap Kelarutan
        Sejauh ini anda telah mempelajari kelarutan elektrolit dalam air murni yang ion – ionnya hanya berasal dari satu sumber , yaitu dari elektrolit padat . akan tetepi sering kali terdapat sumber lain dari ion yang sejenis dalam larutan . Pada bagian berikut ini akan dibahas pengaruh ion sejenis pada kelarutan suatu elektrolit.
        Mari kita perhatikan  kembali larutan jenuh dari PbCl2  .Apakah yang akan terjadi apabila kedalam larutan tersebut ditambahkan larutan HCl.
Dalam Larutan HCl terionisasi :   HCl(aq)         H+(aq)                 +           Cl (aq)
Dalam larutan Jenuh PbCl2
                             PbCl2(s)               PbCl2(aq)                     Pb2+(aq)     +         2Cl ‾ (aq)
                                                                                                             Ion sejenis
Sesuai dengan azas Le Catalier , dengan menambahkan HCl berarti penambahan ion Cl , maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri  ( kearah PbCl2 )sedangkan , artinya PbCl2 yang larut semakin sedikit ( berkurang ) sedangkan Ksp PbCl2 tetap. Jadi kesimpulannya adanya ion sejenis dapat memperkecil kelarutan .
Contoh soal
1.  Hitunglah kelarutan PbCl2 dalam 1 liter HCl 0,1M , jika Ksp PbCl2 =  1,6 x 10 – 5
     Jawab   : HCl(aq)              H+(aq)       +           Cl (aq)
                    0,1M        :         0,1M            :         0,1M                      
            PbCl2(s)                    Pb2+(aq)          +        2Cl ‾ (aq)  
           S mol / lt       :         S mol /lt        :      2 S mol / lt
      Ksp PbCl2   = [Pb2+]  x [Cl‾ ]2  =   [S] x [ 2S ] 2 = 4S3
      Karena konsentrasi ion Cl ‾ dari PbCl2  sangat kecil maka bisa diabaikan dan konsentrai ion Cl ‾ berasal dari HCl, maka
            Ksp PbCl2 = [ Pb2+] x [Cl ‾ ]2
              1,6 x10‾5 = [ S ]    x  [ 0,1 ] 2
                 S           =  1,6 x 10 ‾ 5     =    1,6 x 10‾ 3
                                    1 x 10 ‾ 2
      Jadi kelarutan PbCl2   = 1.6 x 10 –3  mol / lt
1.      Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam 1 liter K2CrO40,1M, jika Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x10-12
      Jawab :
                   K2CrO4(aq)                 2K+(aq)     +    CrO42 – (aq)
                         0,1M                     ~                   0,1M
                   Ag2CrO4(s)               2Ag+(aq)     +    CrO42 – (aq)
                       S mol / lt       :      2 S mol/lt      :      S mol / lt
                  Ksp Ag2CrO4     =   [Ag+]2   [CrO42–]   
                       2,4 x 10 –12  =   [2S]2[ 0,1] = 4S 2 x 10 –1
                             S            =           2,4 x 10 –12   = 2,4 x 10 –6 mol / lt  
                                                              4 x 10 –1
Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4 0,1M = 2,4 x 10 –6 mol/lt
Hubungan Ksp dengan Larutan jenuh , belum jenuh, lewat jenuh.
         Untuk mengetahui Hasil Kali Kelarutan beberapa macam garam,  Anda dapat melihat dalam Tabel berikut ini :
Tabel Ksp Beberapa macam garam yang sukar larut
Garam
Ksp
Garam
Ksp
BaSO4
CaCO3
PbI2
HgI2
1,1 x 10 –10
8,7 x 10 – 9
1,4 x 10 – 8
3,2 x 10 – 29   
AgCl
AgI
AgCN
SrCO3
1,6 x 10 –10
1,5 x 10 –16
2,2 x 10 –12
1,6 x 10 –9   
    
            Seperti yang telah diuraikan diatas , bahwa dalam larutan elektrolit yang jenuh Hasil kali konsentrasi ion –ion  yang dipangkatkan dengan koefisien raksinya masing- masing merupakan bilangan yang tetap ( Ksp), maka untuk larutan Elektrolit AB pada suhu tertentu
a.     [ A+]   x  [ B ]  <  Ksp AB , maka larutan belum jenuh belum terbentuk endapan.
b.     [ A+]  x  [  B‾ ]  = Ksp AB , maka larutan tepat jenuh akan muali terbentuk endapan.
c.     [ A+]   x  [ B ‾ ] >  Ksp AB , maka larutan lewat jenuh,  akan terjadi endapan.   
Dengan demikian dapat diperhitungkan apakahdalam suatu pencampuran terjadi pengendapan  atau tidak.
 Contoh soal :
 400 ml larutan yang mengandung 0,2 mol Na2CO3 dicam,pur dengan 100 ml larutan yang mengandung 0,1 mol CaCl2  .Bila Ksp CaCO3  = 4,8 x 10 –9  apakah akan terjadi endapan pada campuran diatas?
Jawab :
              Na2CO3(aq)               2Na+(aq)     +   CO3 – 2 (aq)         
               0,2 mol          :         0,4 mol       :  0,2 mol
              CaCl2(aq)                   Ca2+(aq)      +   2Cl (aq)
                0,1 mol         :         0,1 mol      :   0,2 mol
 Jumlah Volume = 400ml + 100 ml = 500 ml = 0,5 lt
 [ Ca2+ ]     =  0,1mol/ 0,5 lt    =  0,2 mol / lt = 0,2 M
 [ CO3 – 2 ] =  0, 2 mol / 0,5 lt =  0,4 mol / lt = 0,4 M
Hasil Kali Konsentrasi ion –ion kita bandingkan dengan Ksp CaCO3
 [Ca2+]   x [ CO3 – 2 ]     = [0,2] x [0,4] = 0,08 = 8 x 10 –2 
Diketahui Ksp CaCO 3 = 4,8 x 10 – 9
Berarti [Ca2+] x [ CO3 –2 ]  > Ksp CaCO3
Maka dalam reaksi itu terbentuk endapan CaCO3

1 comment:

  1. Blackjack in Blackjack - MapyRO
    Blackjack in Blackjack is a table game that is played bet365 by four players. 당진 출장안마 In 당진 출장마사지 this variation of the game, 전라북도 출장샵 two players sit 광주 출장안마 opposite each other in the

    ReplyDelete