LARUTAN
1.Pengantar
Dalam modul 1 ini, anda akan mempelajari tentang
teori asam basa, sifat asam dan basa, derajat keasaman, derajat ionisasi
dan tetapan asam basa, aplikasi pH dalam pencemaran air,larutan penyangga,
hidrolisis garam , kelarutan dan hasil kali nkelarutan.
Pengertian asam basa berdasarkan
dari teori asam basa dari Arrhenius, Bronsted -
Lowry, dan Lewis. Sedangkan untuk menentukan suatu larutan atau zat yang
bersifat asam basa dapat diketahui dengan mengidentifikasinya menggunakan
beberapa indikator baik alam maupun kimia.
Derajat keasaman atau pH (p
berasal dari kata potenz yang berarti pangkat dan H tanda ataom Hidrogen)
adalah harga negatif dari logaritma H+.Harga pH berguna untuk
menentukan kekuatan asam maupuin basa suatu larutan dengan mengunakan suatu
indikataor asam – basa , serta menghitung pH larutan untuk asam kuat dan asam
lemah , basa kuat dan basa lemah yang
dihubungkan dengan derajat ionisasi dan tetapan asam (Ka) ,tetapan basa(Kb).
Aplikasi pH dihubungkan dengan
kehidupan sehari hari diantaranya untuk mengetahui terjadinya pencemaran air
2. Tujuan
Standar kompetensi
Dengan memepelajari modul ini
diharapkan anda dapat memahami sifat – sifat larutan asam – basa, metoda
pengukuran, dan penerapannya.
3. Tujuan
peembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:
a.
menjelaskan pengertian asam dan basa menurut archenius.
b.
menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan
lowry.
c.
menjelaskan pengertian asam dan basa menurut lewis.
d.
mengidentifikasi beberapa larutan asam dan basa
berdasarkan berbagai indikator.
e.
menjelaskan kekuatan asam atau basa dengan derajat
ioniasi dan tetapan asam (Ka) dan tetapan basa(Kb).
f.
Menentukan dan
menghitung pH larutan.
g.
Menghitung pH larutan yang diencerkan.
h.
menjelaskan penggunaan konsep pH dalam pencemaran air.
i.
menentukan konsentrasi asam atau
basa dengan titrasi.
i.
menentukan pH suatu larutan selama titrasi.
j.
menjelaskan sifat –sifat larutan penyangga.
k.
menghitung pH larutan Penyangga (Buffer).
l.
menjelaskan larutan garam yang terhidrolisa.
m.
menghitung pH larutan- larutan garam.
n.
menjelaskan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
o.
menjelaskan pengaruh ion sejenis terhadap kelarutan
suatu garam.
p.
memperkirakan dalam suatu pencampuran akan terjadi
pengendapan atau tidak?.
LARUTAN ASAM
BASA
4.1.1. Uraian
dan Contoh
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Svante August
Arrhenius ( 1859 – 1927 ) dari swedia pada tahun 1887 mengemukakan teori ion untuk menjelaskan mengapa larutan zat- zat
dalam air dapat menghantarkan arus listrik.
Arrhenius menemukan bahwa zat –
zat tertentu jika dilakrutkan dalam air akan terurai menjadi bagian –
bagian yang bermuatan listrik. Karena
zat – zat itu sebelum dilarutkan tidak menghantarkan arus listrik ( netral ) ,
maka julah muatan positif zat itu sebelum dilarutkan harus sama dengan jumlah
muatan negatif . Partikel yang bermuatan listrik disebut ion( menurut
bahasa yunani artinya pengembara ), sebab
ion bebas bergerak dalam larutan. Ion
positif disebut kation sedangkan ion negatif disebut anion.Adapun
peristiwa terurainya zat –zat dalam air
disebut ionisasi, dan zat – zat yang dalam air dapat
terurai menjadi ion –ion disebut
elektrolit ( penghantar arus listrik. Asam Basa termasuk ke dalam
golongna zat elektrolit.
Sifat Asam Basa
Asam
Menurut Arrhenius asam
adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidronium( H+ / H3O+ ) sebagai kation dan sisa asam sebagai anion.
Sedangkan basa adalah suatu zat bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidroksida ( OH– )
sedangkan sisa basanya sebagai kation.
Contoh Reaksi
ionisasi Asam :
HCL (aq) H+(aq) + CL–(aq)
Asam klorida ion hidogen (kation ) ion klorida ( anion )
H2SO4 (aq) 2H+(aq) + SO42–(aq)
Asam sulfat ion hidrogen ion sulfat
H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43– (aq)
Asam fosfat ion hidrogen ion fosfat
Jumlah ion H+ yang dapat dilepas oleh suatu asam
disebut valensi asam
Asam yang dapat
menghasilkan satu ion H+ disebut asam monoprotik ,menghasilkan (dua
ion H+ diprotik , dan menghasil tiga ion H+ triprotik =
poliprotik ).
Berdasarkan hasil uji elektrolit
yang termasuk asam kuat adalah : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4,
HClO4, diluar senyawa ini termasuk asam lemah.
Pembentukan
Larutan Asam
Jika suatu unsur bukan
logam bereaksi dengan oksigen , senyawa tersebut adalah oksida
bukan logam. Dan jika oksida bukan logam tersebut bereaksi dengan air ,
maka terbentuk senyawa asam.
Contoh reaksi : SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Itulah sebabnya
oksida bukan logam disebut oksida
asam.
Contoh –contoh oksida asam dan nama asam dalam
tabel dibawah ini.
Rumus Oksida
|
Nama Oksida
|
Rumus Asam
|
Nama Asam
|
CO2
|
Karbon
dioksida
|
H2CO3
|
Asam karbonat
|
SiO2
|
Silikon
dioksida
|
H2SiO3
|
Asam silikat
|
N2O3
N2O5
|
Dinitrogen
trioksida
Dinitrogen
pentaoksoda
|
HNO2
HNO3
|
Asam nitrit
Asam Nitrat
|
P2O3
P2O5
|
Difosfor
trioksida
Difosfor
pentaoksida
|
H3PO3
H3PO4
|
Asam fosfit
Asam fosfat
|
As2O3
As2O5
|
Diarsen
trioksida
Diarsen
pentaoksida
|
H3AsO3
H3AsO4
|
Asam arsenit
Asam arsenat
|
SO2
SO3 |
Belerang
dioksida
Belerang
terioksida
|
H2SO3
H2SO4
|
Asam sulfit
Asam sulfat
|
Cl2O
CL2O3
Cl2O5
Cl2O7
|
Dikloro
monooksida
Dikloro
trioksida
Dikloro
pentaoksida
Dikloro
heptaoksida
|
HCLO
HCLO2
HCLO3
HCLO4
|
Asam hipoklorit
Asam klorit
Asam klorat
Asam perklorat
|
Br2O
Br2O3
Br2O5
Br2O7
|
Dibromo
monooksida
Dibromo
trioksida
Dibromo
pentaoksida
Dibromo
heptaoksida
|
HBrO
HBrO2
HBrO3
HBrO4
|
Asam
hipobromit
Asam bromit
Asam bromat
Asam perbromat
|
I2O
I2O3
I2O5
I2O7
|
Diyodium monooksida
Diyodium
trioksida
Diyodium
pentaoksida
Diyodium
heptaoksida
|
HIO
HIO2 HIO3 HIO4 |
Asam
hipokyodit
Asam yodit
Asam yodat
Asam peryodat
|
Adapun oksida bukan logam yang
tidak dapat membentuk asam adalah :
CO,
NO, N2O, NO2.
Banyak juga asam – asam yang tidak
mengandung oksigen , asam – asam ini bukan berasal dari oksida
asam .
Contoh Asam yang
terbentuk bukan dari oksida non logam:
Rumus Asam
|
Nama Asam
|
HF
|
Asam Flourida
|
HCL
|
Asam Klorida
|
HBr
|
Asam Bromida
|
HI
|
Asam Iodida
|
H2S
|
Asam Sulfida
|
HCN
|
Asam Sianida
|
Ada pula asam –asam yang tidak
berasal dari oksida walaupun mengandung oksigen .Asam –asam ini berasal dari
tumbuh – tumbuhan dan hewan dan disebut asam – asam organik.
contohnya pada :
tabel dibawah ini :
Rumus Asam
|
Nama asam
|
HCOOH
|
Asam Formiat
|
CH3COOH
|
Asam Asetat
|
CH3CHOCOOH
|
Asam Laktat
|
H2C2O4
|
Asam Oksalat
|
Basa
Menurut
arrhenius Basa adalah zat – za jika dilarutkan dalam air dapat terionisasi menghasilkan ion hidroksida ( OH–)
sebagai anion dan sisa nya ion positif(kation)
Contoh reaksi
ionisasi basa
NaOH (aq) Na+(aq) + OH–(aq)
Natruium hidroksida ion Natrium Ion hidroksida
Ca(OH)2(aq) Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
Kalsium hidroksida ion kalsium ion hidroksida
Fe(OH)3(aq) Fe3+(aq) + 3OH–(aq)
Jumlah ion OH–
yang dilepaskan dari larutan basa disebut valensi basa
Basa bervalensi
satu jika jumlah ion OH– = 1
Basa bervalensi
dua jika jumlah ion OH‾ = 2
Basa bervalensi
tioga jika Jumlah ion OH‾ = 3
Pembentukan Larutan Basa
Suatu unsur logam
bereaksi dengan oksigen,maka akan terbentuk oksida logam.Jika
oksida logam tersebut bereaksi dengan air maka akan terbentuk senyawa basa,
maka oksida logam disebut juga oksida basa.
Contoh Reaksi : Na2O(s) + H2O(l) NaOH(aq)
Contoh beberapa
oksida basa dan nama senyawa basa pada
tabel dibawah ini
Rumus Oksida
|
Nama Oksida
|
Rumus Basa
|
Nama Basa
|
K2O
|
Kalium Oksida
|
KOH
|
Kalium
Hidroksida
|
MgO
|
Magnesium
Oksida
|
Mg(OH)2
|
Magnesium
hidroksida
|
CaO
|
Calsium
Hidroksida
|
Ca(OH)2
|
Kalsium
Hidroksida
|
BaO
|
Bariom Oksida
|
Ba(OH)2
|
Barium Hidroksida
|
CoO
|
Kobal Oksida
|
Co(OH)2
|
Kobal
hidroksida
|
NiO
|
Nikel Oksida
|
Ni(OH)2
|
Nikel
Hidroksida
|
CuO
|
Tembaga (II)
Oksida
|
Cu(OH)2
|
Tembaga (II)
hidroksida
|
HgO
|
Rasa (II)
Oksida
|
Hg(OH)2
|
Raksa (II)
hidroksida
|
Fe2O3
|
Besi (II)
Oksida
|
Besi (II) 3
|
Besi (III)
hidroksida
|
Ada pula basa yang bukan berasal dari
oksida basa , misalnya : Amoniak dilarutkan dengan air :
NH3(g) + H2O (l) NH4OH(aq)
2. Teori Asam Basa Bronted dan Lowry
Teori asam basa yang
dikemukakan Bronted dari Denmark dan T Lowry dari Inggris sangat berbeda dengan
teori dari arrhenius. Menurut Bronsted – Lowry
yang menitik beratkan pada Pemberi (donor) dan Penerima (aseptor) proton
Hidrogen (H+).
Asam suatu zat yang
dapat memberikan(donor) proton Hidrogen (H+) sedangkan basa
suatu zat yang dapat menerima(aseptor) proton Hidrogen(H+
Contoh :
asam1
basa1
HCl(aq) + H2O
(l) H3O+
(aq) + Cl–(aq)
Basa 2 asam 2
●● ○○ ○○ ●● ○○ ●● ─
H x ●CL●● +
Hx○O○○ Hx○O○○Hx●Cl●● Hx○O○○H+ + x●Cl●●
●● x ○ x○ ●● x○ x●
H H H
Pada reaksi tadi HCl bertindak sebagai asam
karena menyumbangkan proton hidrogen( H+) kepada molekul H2O.
Sebaliknya H2O bertindak sebagai basa karena menerima proton hidrogen(H+)
dari HCl . Selanjutnya H3O+ memberikan proton hidrogen kepada Cl─
membentuk HCL dan H2O, oleh karena itu reaksi ini dapat dipandang
sebagai reaksi bolak balik.
Reaksi tersebut memperlihatkan bahwa
HCl dengan Ion Cl─ dan H2O dengan H3O+
membentuk pasangan asam – basa konjugasi
.
3.Teori Asam
–Basa Lewis (Teori Elektron )
Menurut GN Lewis
bahwa:
Asam adalah zat –zat yang dapat menerima (aseptor) pasangan elektron.
Basa adalah zat
–zat yang dapat memberi ( donor )
pasangan elektron.
Contoh :
NH3 + BF3 NH3BF3
Basa lewis asam
lewis
○○
H
H ○○F○○
●x ○○ ○○ ●x ○■ ○○
H●xNxx + ○○F○■
B■○F○○ H●xN xx B■○F○○
●x ○○ ○■ ○○
●x ○■ ○○
H ○○F○○ H ○○F○○
○○
○○
Basa lewis (donor ps elektron) Asam Lewis (aseptror ps elektron)
NH3
merupakan basa karena bisa memberikan 1 pasang elektron terhadap BF3 untuk digunakan secara bersama dalam sebnyawa
NH3BF3, sehingga BF 3 bersifat basa .
Contoh lain : BaO +
SO3 BaSO4
◦◦
◦◦ 2-
◦◦O◦◦
◦◦ O◦◦
xx ◦◦
◦◦ xx ◦◦
Ba•• ▫▫O▫▫ + S
xx O◦◦ Ba2+ + ••
O ◦◦ S xx O◦◦
▫▫ xx ◦◦
◦◦ xx ◦◦
◦◦O◦◦
◦◦ O ◦◦
◦◦
◦◦
basa asam
Kedua zat
tersebut tidak mengandung ion H+ atau OH– dari gambar
susunan elektron di atas. Lewis berpendapat BaO adalah basa karena memberikan
satu pasang elektron terhadap SO3, maka SO3 bertindak
sebagai asam karena menerima 1 pasang elektron dari BaO.
4.Indikator Asam
Basa
Untuk membedakan asam dan basa
yang sering dilakukan dengan menggunakan
zat – zat indikator (petunjuk). Zat – zat indikator jika dicelupkan atau dicampurkan akan
memberikan perubahan warna yang berbeda bagi asam maupun basa.Indikator yang umum sering digunakan untuk membedakan
asam basa adalah:
a.Kertas Lakmus
Lakmus merah akan berubah jadi berwarna biru
jika dimasukan kedalam larutan basa
SAMERU = Basa mengubah
warna lakmus merah jadi biru
Lakmus biru akan berubah jadi berwana merah
jika dimasukan kedalam larutan asam
ARURAH = Asam megubah
warna lakmus biru jadi merah
b.Phenolfthalien
Indikator
penolfthalien akan mengalami perubahan warna menjadi merah muda (ping) jika
dimasukan kedalam larutan yang bersifat basa, sedangkan pada larutan asam
sampai netral tidak mengalami perubahan warna.
5. Derajat
Keasaman (pH)
Air juga mrerupakan elektrolit yang sangat lemah
sekali. Daya hantar listriknya hanya
dapat diperlihatkan dengan alat
pengukur yang sangat peka.ionisasi dapat
dituliskan sebagai berikuit
H2O H+ + OH – dengan menggunakan hukum
kesetimbangan maka pada suhu tetap
kesetimbnahannya dinyatakan sebagai berikut
[ H+] [OH ]
K = , karena [ H2O] diangggap konstan
[ H2O]
maka K. [H2O] =[H+] . [OH – ]
atau Kw
= [ H+ ] . [OH – ]
Kw adalah
tetapan air yang pada suhu 25 0C harga kw = 1.10 – 14
Dari persamaan
diatas bahwa ionisasi air dihasilkan ion
H+ dan Ion OH – yang sama.
Sehingga reaksi
: Kw = [ H+ ] x [
OH –] = [ H+ ] 2 = [
OH – ]2 = 1 x 10 –14
[H+] = [
OH – ] =√ 1 x 10‾ 14 = 1
x 10 –7
Jika sedikit
asam dimasukan kedalamair maka asam akan terionisasi
HA H+ +
A–
Sehingga H+
dalam larutan berasal datri ionisasi air dan ionisasi asam , tentu hal
ini akan menggagu kesetimbangan air , Kw
=[H+ ] x [ OH –] , tetapi hasil kali [H+] x [HO¯] tetap.
Oleh karena ittu
bila larutan bersifat asam misa HCL 0.1
M
HCL ( aq) H+ + Cl –
[ H+] = 0,1 = 1 x 10 –
1
Kw = [ H+ ] x [OH ¯] = 1 x10 – 14
Kw 1 x 10 – 14
[ OH ˉˉ ] = = = 1 x 10 – 13 mol / lt
[ H+] 1 x 10 – 1
Menurut Sorensen konsentrasi ion H+
dan konsentrasi ion OH– dalam air, larutan asam atau larutan basa
merupakan bilangan yang sangat kecil. Oleh karena itu untuk menyederhanakan
bilangan kecil yang menunjukan konsentrasi ion H+ dipergunakan
konsep pH, (p berasal dari kata potenz yang berarti pangkat dan H tanda ato
hidrogen). pH adalah harga negatif dari logaritma H+ atau dinyatakan
dengan rumus pH = – log [ H+ ] analoh dengan pH , maka pOH =
– log [ OH– ]
Contoh soal :
Berapa pH larutan HCL 0,01 M
Jawab :
HCl(aq)
H+(aq) + Clˉˉ(aq)
Koef :
1 : 1 :
1
0,01 M ~
0,01 M
[H +
] =
0,01 M = 1 x10 ¯ 2
pH = – log 1 x 10‾ 2 = 2 –
log 1 =
Banyak reaksi kimia yang kelangsungannya
tergantung pada derajat keasaman (pH) lingkungannya., untuk memudahkannya dalam
:
Lingkungan
asam : pH <
7
Lingkungan
basa : pH >
7
Lingkungan
netral : pH = 7
Bagaimana untuk menentukan pH suatu
larutan ?. Salah satu cara untuk menentukan pH larutan adalah dengan menginakan
indikator asam basa. Suatu indikator
akan mengalami perubahan warna dengan berubahnya pH larutan.
Banyak indikator lain yang sangat
peka terhadap perubahan pH yang sangat kecil, diantaranya tercantum dalam tabel
dibawah ini. Indikator – indikator ini dapat digunakan untuk mengukur pH
larutan secara teliti. Indikator yang sederhana, dapat kita buat sendiri
dari ekstra tumbuhan (kelopak bunga ,
daun , umbi yang berwarna ). Warna dari tumbuhan tersebut akan memberikan perubahan warna yang
berbeda pada suasana larutan asam maupun larutan basa.
Tabel : Beberapa Indikator dengan trayek pH
nya.
Nama
|
Trayek pH
|
Perubahan perubahan warna bila pH naik
|
Metil Ungu
Metil Jingga
Metil Merah
Metil Kuning
2,6
–Dinitrofenol
Timol Biru
Lakmus
Bromtimol Biru
Penolfthalein
Timolfthalein
Alizarin
Kuning
Indigo Karmin
1,3,5
Trinitrobenzena
|
0,2 – 2,0
5,0 – 6,0
3,1 – 4,4
4,4 – 6,2
2.9 – 4
2 – 4
1,2 – 2,8
8,0 – 9,6
4,5 – 8,1
6,0 – 7,6
8,3 – 10,3
9,3 – 10,5
10,0 – 12,0
11,4 – 13,0
12,0 – 14 ,0
|
Kuning ke Ungu
Biru
Ungu Biru ke
Ungu
Merah ke
Kuning
Merah ke
Kuning
Merah ke
Kuning
Tak berwarna
ke Kuning
Merah ke
Kuning
Kuning ke Biru
Merah Ke Biru
Kuning ke Biru
Tak berwarna
ke Merah
Tak berwarna
ke biru
Biru ke Kuning
Biru ke Kuning
Tak
berwarna ke Jingga
|
Untuk menentukan
pH suatu larutan dapat pula menggunakan suatu alat yang di sebut pH meter.
Dengan alat ini pH suatu larutan dapat
diketahui secara langsung , dan alat ini
bekerja secara elektrik.
6. Kekuatan Asam /Basa dan Tetapan Kesetimbangan Ionisasi
Asam /Basa
Bagaimana kekuatan suatu
asam dapat diukur? . Suatu asam kuat
diasumsikan terionisasi sempurna menghasilkan ion. Konsentrasi ion H+
dari suatu asam dapat dihitung dari konsentrasi larutan asamnya.
Untuk suatu asam kuat , derajat
ioniasi hampir mendekati satu ( α = 1 )
Misalkan untuk
HCl , ionisasinya adalah
HCL (aq)
H+(aq)
+ CL¯(aq)
X mol x mol
[ H+] = [
HCL ]
Sedangkan untuk
suatu asam lemah misalkan CH3COOH , ionisasinya senagai berikut
CH3COOH(aq) + H2O H3O+(aq) +
CH3COO¯(aq)
Ka = [ H3O+ ] [ CH3COO¯ ]
[ CH3COOH ]
karena [ H3O+] = [ CH3COO¯ ]
, maka
Ka = [ H3O+ ] [ H3O+
]
[ CH3COOH ]
Ka
= [ H3O+]2
[ CH3COOH ]
[ H3O +] = √ Ka x [ CH3COOH ]
[ CH3COOH ]
[ H3O +] = √ Ka x [ CH3COOH ]
[ H+ ] = √ Ka x [asam ]
Harga Ka suatu
asam menunjukan kekuatan asamnya, dibawah ini ada beberapa harga Ka untuk asam
monoprotik mapaun poliprotik
Tabel harga Ka
Beberapa Asam Monoprotik
Golongan Asam Lemah
|
||
Asam
|
Ionisasi
|
Ka
|
Asam Sianida
|
HCN(aq) ══
H+(aq) +
SC‾(aq)
|
4 x 10‾10
|
Asam
Hipoclorit
|
HCLO(aq) ══
H+(aq) +
ClO‾(aq)
|
3,1 x 10‾ 8
|
Asam Asetat
|
CH3COOH(aq)
══ H+(aq) + CH3COOH(aq)
|
1,8 x 10‾ 5
|
Asam Benzoat
|
C6H5COOH(aq)
══ H+(aq) + C6H5COO¯(aq)
|
6,5 x 10¯5
|
Golngan Asam Kuat
|
||
Asam
|
Ionisasi
|
Ka
|
Asam Nitrat
|
HNO3 (aq) H+(aq) +
NO3¯(aq)
|
20
|
Asam Klorida
|
HCl(aq) H+ (aq) +
CL‾(aq)
|
107
|
Asam Perclorat
|
HCLO4(aq) H+(aq) + CLO4‾(aq)
|
1010
|
Untuk harga Ka yang besar
maka reaksi kesetimbangan tersebut dapat dianggap reaksi satu arah atau reaksi
berkesudahan , karena reaksi ionisasinya sempurna maka tanda panahnya di tulis
hanya satu ke arah hasil reaksi
Tabel Harga
beberapa Ka asam poliprotik
Golongan Asam Lemah
|
||
Asam
|
Tahap ionisasi
|
Ka
|
Asam Fosfat
|
H3PO4(aq)
<══> H+(aq) + H2PO4 –
(aq)
H2PO4
– (aq) <══> H+(aq) + HPO4 – 2 (aq)
HPO4
–2 (aq) <══> H+(aq) + PO4 +3(aq)
|
Ka = 7,5 x 10 –
3
Ka = 6,2 x 10 –
4
Ka = 2,0 x 10 –
12
|
Asam Karbonat
|
H2CO4(aq) <══> H+ (aq) + HCO3 ¯ (aq)
HCO3¯
(aq) <══> H+(aq) +
CO3 –2 (aq)
|
Ka = 4,3 x 10 –
7
Ka = 5,6 x 10 – 11
|
Asam Sulfida
|
H2S(aq) <══> H+ (aq) +
HS ¯(aq)
HS ¯(aq) <══> H+(aq) +
S – 2 (aq)
|
Ka = 1,1 x 10 –
7
Ka = 1,0 x 10 – 14
|
Catatan : Harga
Ka Keterangan
Kurang dari 1 x 10‾ 7 asam sangat lemah
1 x 10 ‾ 7 hingga 1 x
10‾ 2 asam lemah
1 x 10 ‾ 2 hingga 1 x
103 asam kuat
lebih besar dari 1 x 10 3 asam sangat kuat
Demikianpun ntuk
larutan basa
BOH(aq) B+(aq) + OH ‾ (aq)
Kb = [ B+ ] [ OH ¯ ] , Kb = tetapan ionisasi basa
[ BaO ]
Untuk suatu larutan basa kuat
karena terjadi ionisasi sempurna , sehingga konsentrasi ion OH¯ akan sama
dengan konsentrasi dari larutan basanya ,misalnya:
KOH (aq) K+ (aq) +
OH¯ (aq)
x mol
~ x mol ~ x mol
[OH ¯ ] = [ KOH ]
Sedangkan untuk suatu basa lemah
Misalkan larutan NH4OH = NH3(aq) , ionisasinya sebagai
berikut :
NH4OH (aq) NH4 +(aq) +
OH ¯ (aq)
[ NH4+] [OH ¯ ]
Kb =
[ NH4OH]
Karena [ NH4+] =
[OH ¯] , maka
[ OH ¯ ] [OH ¯] [ OH¯ ]2
Kb = =
[NH4OH] [ NH4OH ]
[ OH ¯ ] = √ Kbx[ NH4OH] ;
[ OH ¯ ] = √ Kb x[ basa]
Basa kuat
mempunyai harga Kb besar dan basa lemah mempunyai harga Kb kecil seperti contoh beberapa harga Ka larutan basa. Pada tabel dibawah ini
Golongan Basa Lemah
|
||
Basa
|
Ionisasi
|
Kb
|
Amoniak
Fosfin
|
NH3
(aq) + H2O(aq) <══> NH4 +(aq) + OH ¯ (aq)
PH3(aq) + H2O(aq) <══> PH4 +(aq) + OH ¯ (aq)
|
Kb =1,8 x 10¯5
Kb =1,0 x10 ¯14
|
Golongan Basa Kuat
|
||
Natrium
Hidroksida
|
NaOH(aq) Na+(aq) +
OH ¯(aq)
|
Sangat besar
|
Demikian pula untuk larutan basa yang
mempunyai harga Kb sangat besar ,berarti termasuk basa kuat, dalam reaksi
ionisasinya merupakan reaksi searah atau
berkesudahan , sehingga tanda panahnya satu arah menuju ke hasil reaksi.
Contoh soal :
Hitunglah pH
dari :
1.
0,05 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan
2.
HCN 0,0 5 M ,
jika diketahui Ka HCN = 4 x 10 ¯10
3.
4 gram NaOH (Mr = 40) yang terlarut dalam 250 ml larutan
4.
NH4OH
0,4 M , jika diketahui Kb NH4OH 1 x 10 – 5
Jawab Soal Nomor:
1.
Konsentrasi larutan H2SO4 = 0.05
mol / 1liter = 0,05 M
reaksi ionisasi : H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO4 – 2 (aq)
Koef
: 1 : 2 :
1
[ H+] = 2[ H2SO4]= 2 x 0,05M
= 0,1M
pH = -
Log [H+]
pH = -
log 0,1 = - log 1x 10 ¯ 1 = 1
– log 1 = 1
2. Reaksi ionisasi : HCN(aq) <===> H+(aq) +
CN ¯(aq)
Konsentrasi asam 0,05 M
[ H+ ] = √ Ka x [ asam ] = √ 4 •10¯10 x 0,05 = √ 4
• 10─10 x 5 •10 ‾2
[H+] =√0,2 x10‾10 = 0,4 x 10‾5 = 4
x10‾6
pH
= ─ log [H+] = ─ log 4 x 10 – 6 =
6 – log 4 = 6 – 0,6 = 5,4
3. 4gram NaOH dalam
250 ml Larutan mempunyai konsentrasi :
gr 1000 4
M
= x = x
4 = 0,4 mol / liter
Mr 250 40
Reaksi ionisasi : NaOH(aq) Na+(aq) + OH‾
(aq)
Koefisien : 1 : 1 :
1
[ OH ‾ ] = [ NaOH] = 0,4 M
pOH = – log [ OH ‾ ] = – log
0,4 = – log 4 x 10 –1 = 1 – log 4 =1- 0,6 =0,4
pH + pOH 14 :
pH = 14 – 0,4 = 13,6
4. Konsentrasi NH4OH = 0,4 M
Reaksi ionisasi
: NH4OH(aq)
<══> NH4+(aq) +
OH ‾ (aq)
[ OH
‾ ] = √ Kb x [ basa]
= √1 x 10 –5 x 0,4 =
√4 x 10 – 6 = 2 x 10
–3
pOH = – Log
2 x10 – 3 = 3 – log
2
pH = 14 – pOH
= 14 – (3 – log 2) = 11+ log 2 = 11+ 0,3 = 11,3
7. Pencemaran Air
Pengertian Air Bersih
Air merupakan pelarut yang baik , sehingga air
yang ada di alam tidak pernah murni,
karena di alam banyak berbagai zat yang mudah larut dalam air , baik zat padat
, cair maupun gas, selain itu juga banyak zat-zat yang sukar laut dalam air.
Air alam banyak yang mengandung
mikroorganisma yang dapat merugikan bagi kesehatan. Tetapai selama kandungannya
tidak merugikan bagi kesehatan ,maka air itu dianggap bersih. Air lyang tidak
layak untuk diinum masih dapat digunakan untuk
keperluan lain misalnya : irigasi untuk pengairan sawah,kolam , kebun
dll .
Air dinyataka tercemar apabila
terdapat gangguan terhadap kualitas air , sehingga air tdak dapat digunakan
untuk keperluan tujuannya . Air dikatakan tercemar akibat masuknya
mikroorganisma , zat (padat, cair gas )
, energi panas yang masuk kedalam
air, sehingga air tidak berfungsi sebagai mana mestinya sesuia dengan
peruntukannya.
Beberapa Parameter Kualitas Air
Untuk
menentukan kualitas air digunakan beberapa parameteryaitu pH , DO , BOD , COD
dan kandungan zat padat
a. pH air
Air
murni mempunyai pH = 7, air dianggap bersih pada pH sekitar 6,5 s/d 8,5, tetapi
belum tentu bersih apabila diukur oleh parameter lain.
b. Kandungan zat padat
Zat
padat yang terkandung dalam air berupa limbah
yang bisa larut dan tidak larut tapi berupa suspensi , suspensi adayang bisa mengalami
sendimenisasi dan tidak mengalami
sendimenisasi .
c. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO)
Kadar Oksigen terlarut dalam air
bersih pada suhu kamar terkandung sekitar 10 ppm. Oksigen sangat diperlukan
oleh mahluk hidup dalam air seperti , ikan ,udang ,kerang dan bakteri aerobik yang ada dalam air untuk
menguraikan sampah organik. Jadi jika dalam air terlalu banyak bahan organik
maka semakin banyak pula bakteri aerobik
di dalam nya semakin berkembang artinya dalam air oksigen yang
dibutuhkan mahluk air akan berkurang
karena terpakai oleh bakteri pembusuk tadi , dimana bakteri aerobik dalam air
akan mengoksidasi sampah organik C menjadi CO2 , N menjadi nitrit , Smenjadi sulfat,
fosforus menjadi fosfat.Jika kadar oksigen dalam air semakin kurang, maka
pembusukan akan diambil alih oleh baktri anaerobik , dimana perubahan yang
terjadi dari pembusukan secara anaerobik dari senyawa organik yang mengandung C
berubah jadi CH4, S menjadi H2S, N menjadi NH3
. Oleh karena bau busuk yang dikeluarkan pada air yang tercemari sampah organik
misalnya comberan , selokan /got berasal dari H2S dan NH3 hasil dsari reduksi bakteri anaerobik .
d. BOD dan COD
BOD ( Biochemichal Okxygen Demand ) atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah
bahan buangan di dalam air oleh microorganisma.
BOD ini adalah parameter untuk mengetahui seberapa
besar oksigen yang dipergunakan oleh mikroorganisma untuk mengurai ( mendegrasi
) bahan buangan organik yang ada dalam
air, walaupun secara alamiah proses mengoksidasi bahan buangan organik oleh
mikroorganisma adalah peristiwa yang
mudah terjadi selama air lingkungan
mengandung oksigen yang mencukupi.Jumlah mikroorganisma yang ada di
dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih (
jernih ) biasanya mengandung microorganisme yang relatif kecil dibanding dengan
air yang kotor dan telah tercemar oleh bahan
buangan .
COD ( Chemical Oksxygem Demand ) atau kebutuhan oksigen untuk reaksi oksidasi
terhadap bahan organik yang terdapat dalam air.
Tes uji COD dengan menggunakan oksidator yaitu
Kalium bikarbonat ( K2Cr2O7 ) untuk mengoksidasi bahan buangan organik
yang akan menghasilkan CO2
, H2O dan sejumlah ion Crom seperti reaksi dibawah ini
Ag2SO4
CxHyOz + Cr2O7 ¯ 2 + H+ CO2 + H2O + Cr+3
Katalisator
Reaksi diatas
sambildipanaskan , jika dalam bahan buangan ada senyawa clorida perlu
ditambahakan merkuri sulfat untuk
menghilangkan karena snyawa clorida dapat mengganggu dengan ikut teroksidasi
oleh kalium bikarbona, sehingga akan menggagu sebarapa besar kalium bikarbonat
yang dipergunakan secara benar.Penambahan mererkuri sulfat untuk mengikat ion
clor menjadi mercuri clorida..
Hg2+ + 2Cl – HgCl2
Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buanganorganik sebelum
reaksi dioksidasi berwarna kuning , sdangkan setelah dioksidasi akan berubah
warna menjadi hijua. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
buangan organik sama dengan jumlah kalium organik yang digunakan .Makin banyak
kalium bikarbonat yang digunakan pada oksidasi, berarti makian banyak oksigen
yang diperlukan . Ini berartibahwa air lingkungan makin banyak tercemar.
Rangkuman
1. Teori asam basa menurut
Sifat zat
|
Arrhenius
|
Bronted lowry
|
G N lewis
|
Asam
Basa
|
Merubah lakmus
biru jadi merah.
Ionisasinya
menghasilkan Ion H+
Merubah lakmus
merah menjadi biru.
|
Memberikan (
donor ) proton hidrogen.
Menerima (
aseptor ) proton hidrogen.
|
Menerima (
aseptor ) pasangan elektron
Memberikan
(donor) pasangan elektron.
|
2. Kw = [
H+] x [OH – ]
= 1 x 10 –14
Kw Kw
[ H+ ] = , [ OH –] =
[ OH – ]
[ H+ ]
3. Untuk asam Kuat
[H+ ]
= [ asam ]
Untuk Asam Lemah
[H+ ] =
√Ka x [ asam
]
Untuk Basa Kuat
[OH – ]
= [ Basa ]
Untuk Basa lemah
[OH – ] = √
Ka x [ Basa]
4. pH
= – log [H+]
; pOH = –
log [OH− ]
5. pH
Asam < 7
pH
Basa > 7
pH
Netral = 7
6. Untuk
menentukan pH suatu larutan digunakan berbagai macam Indikator . dengan melihat
perubahan dari warna indikator .
7 Salah satu parameter untuk mengetahui kualitas air
lingkungan dengan melihat perubahan pH
dari air lingkungan tersebut .Air dikatakan bersih apabila mempunyai pH sekitar
6,5 sampai dengan 8,5 .pH lebih kecil ataupun lebih besar dari ketentuan tadi
berarti air telahmengalami pencemaran.
Titrasi asam basa
4.2.1.
Uraian dan contoh
Reaksi antara asam dan basa tidak
lain adalah penggabungan antara ion H+ dan ion OH – menghasilkan
molekul air H2O yang disebut reaksi netralisasi .
H+ (aq) +
OH –(aq) H2O(aq)
Reaksi ini adalah dasar
penentuankonsentrasi larutan asam maupaun basa secara kuantitatif. Proses ini
disebut titrasi . Larutan yang mengandung jumlah nol tertentu tiap liternya disebut larutan standar atau baku. Untuk
menganalisa suatu larutan basa secara kuantitatif diperlukan larutan asam
standar. Demikianpun sebaliknya untuk menganalisa larutan asam diperlukan larutan basa standar.
Sebagai contoh
untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan basa NaOH , maka larutan tersebut
harus dititrasi oleh larutan HCL yang sudah diketahui konsentrasinya.( HCL sebagai larutan standar), sampai dicapai
titik ekivalen , ini dapat diketahui dari perubahan warna indikator yang
dipakai.
Konsentrasi
larutan NaOH dapat diketahui dengan memakai rumus
Va x Ma
= Vb x Mb
Va = Volume HCL yang dipergunakan
Ma =
Konsentrasi Standar larutan HCL
Vb =
Volume NaOH yang dipakai hingga titik ekivalen
Mb =
Konsentrasi larutan NaOH
Bagaimana perubahan pH larutan
selama titrasi?. Kita lihat contoh titrasi 50ml larutan HCL 0,1M oleh Larutan NaOH. Pada saatpenambahan
NaOH belum mencapai 50 ml , larutan akan
mempunyai kelebihan asam. Sedangkan bila volume basa yang ditambahkan lebih
besar dari 50 ml maka larutan akan kelebihan basa.
Pada tabel
berikut , anda akan melihat perubahan konsentrasi H+ dan OH – dan perubahan pH pada saat NaOH berangsur – angsur ditambahkan .
Daftar
Penambahan 0,1 00M NaOH pada 50 ml 0,1 M HCL
0,1 M NaOH
yang ditambahkan (ml)
|
Jumlah volume larutan
( ml)
|
mmol H+ dalam
larutan
|
Mmol OH ‾ dalam
larutan
|
H+
|
pH
|
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
45,0
46,0
47,0
48,0
49,0
50,0
51,0
52,0
53,0
54,0
55,0
60,0
|
50,0
60,0
70,0
80,0
90,0
95,0
96,0
97,0
98,0
99,0
100,0
101,0
102,0
103,0
104,0
105,0
110,0
|
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
|
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
1,00
|
1 x10 – 1
6,7 x 10 – 2
4,3 x 10 – 2
2,5 x 10 – 2
1,1 x 10 – 2
5,3 x 10 – 3
4,2 x 10 – 3
3,1 x 10 – 3
2,0 x 10 – 3
1,0 x 10 – 3
1,0 x 10 – 7
1,0 x 10 – 11
5,0 x 10 – 12
3,4 x 10 – 12
2,6 x 10 – 12
2,1 x 10 – 12
1,1 x10 – 12
|
1,0
1,2
1,4
1,6
2,0
2,3
2,4
2,5
2,7
3,0
7,0
11,0
11,3
11,5
11,6
11,7
12,0
|
Proses titrasi ini bisa dinyatakan dalam
bentuk grafik yang menunjukan perubahan pH dan penambahan volume basa seperti
dibawah ini.
12
11
10
9
8
7 - - - - - - - - - - - - - -
- -- - - - - -
6
5
4
3
2
1
10 20
30 40 50
60
Grafik perubahan pH
pada titrasi 50ml 0,1 M HCL dengan NaOH 0,1M
Larutan Penyangga ( Buffer)
Seandainya kita memerlukan
larutan dengan pH = 2, maka kita tinggal membuat larutan HCL 0,01M. Akan tetapi
bila kita memerlukan larutan yang mempunyai pH =6 tidak mungkin kita membuat
larutanHCL yang konsentrasinya 0,000006 M ( 1 x 10 – 6 M), karena
larutan yang mempunyai konsentrasi ion H+ sangat kecil mudah
mengalami perubahan . seandainya ada pengaruh dari luar misalnya dari peralatan corong ,gelas dll yang masih
menyisakan larutan asam atau basa , maka konsentrasi ion H+ akan
terganggu.
Bagaimana caranya untuk
membuat larutan yang mempunyai pH
tertentu dan tidak mudah
mengalami perubahan walau terganggu larutan asam, basa maupun ditambah
air.Larutan yang dapat memenuhi tersebut adalah larutan penyangga / buffer .
Larutan penyangga atau
disebut juga larutan buffer/ dapar / penahan
adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH . Maksudnya jika
larutan penyangga ditambah sedikit asam , basa , air maka harga pHnya tidak
banyak berubah., karena di dalam larutan penyangga ada spesi yang mampu menentralkan
penambahan tersebut. Larutan penyangga berperan dalam peroses biokimia maupun
dalam laboratorium sebab dapat mempertahankan pH larutan . Dalam darah
manusia juga terdapat
sistem penyangga, contohnya adanya CO2 dan HCO3 –
sehingga pH darah tetap 7,4.
Karena itu bagaimana
caranya dapat membuat larutan penyangga tersebut ?. Larutan penyangga bisa
dibuat dengan cara mencampurkan larutan
asam lemah dengan larutan garamnya atau
larutan basa lemah dengan larutan garamnaya. Misalkan larutan Penyangga berasal dari Campuran larutan
- Asam lemah dengan garamnya.
HCN(aq) +
NaCN(aq)
atau HCN(aq) +
CN – (aq)
CH3COOH(aq) + CH3COONa(aq) atau
CH3COOH(aq)
+ CH3COO –(aq)
Untuk lebih jelasnya dalam Campuran
Larutan HCN dan NaCN terjadi ionisasi
Larutan
Garam terionisasi sempurna: NaCN(aq) Na+(aq) + CN –(aq) Karena larutan asam lemah
terionisasinya sebagian
HCN(aq) H+(aq) + CN – (aq)
[ H+ ] x
[CN ‾ ]
Ka =
[
HCN
Ka .[HCN] =
[ H+ ]
x [CN ‾ ]
[HCN]
[ H+ ] = Ka
[CN ‾ ]
Kaarena dalam campuran larutan ada ion yang sama yaitu CN – yng berasal dari asam lemah dan larutan garam,
dimana [CN – ] dari asam lemah lebih sedikit dibandingkan dengan [
CN – ] dari larutan garamnya, sehingga [ CN –] dianggap
berasal dari garamnya.
Maka d tulis : [ HCN ] [Asam]
[ H+] = Ka = Ka
[ CN –
] [Garam]
Apabila kedalam larutan
ini ditambahkan asam misakan HCL , asam ( H+ ) tersebut akan
bereaksi dengan larutan ion garamnya( CN
– ).
NaCN(aq) + HCL(aq) HCN (aq) +
NaCL(aq)
Karena dalam larutan tersebut ada reaksi
kesetimbangan pada larutan asam lemah
dengan penambahan asam (ion H+) yang berasal HCL menyebabkan
banyaknya mol garam berkurang sedangkan mol asam bertambah.
Apabila kedalam larutan penyangga itu
ditambahkan sedikit basa misalkan NaOH, maka basa( ion OH – ) tersebut akan bereaksi dengan asamnya.
HCN (aq) +
NaOH(aq) NaCN(aq) +
H2O(l)
Sehingga dalam larutan tersebut banyak mol asam berkurang, sedangkan mol
garam yang bertambah.
- Basa lemah dengan garamnya
NH4OH (aq) +
NH4CL(aq)
atau NH4OH(aq) + NH4+
(aq)
NH4OH (aq) +
(NH4)2SO4(aq) atau NH4OH(aq) + 2NH4+(aq)
Misalkan : larutan penyangga berasal dari NH4OH dan NH4CL
NH4Cl(aq) NH4+(aq) +
Cl –(aq)
NH4OH(aq) NH4+(aq) +
OH – (aq)
[NH4 +]
[OH ‾ ]
Kb =
[ NH4OH]
Kb [ NaOH]
= [ NH4+ ] [ OH –
]
[ NaOH ] [ Basa ]
[ OH ‾ ] =
Ka
= Ka
[ NH4+] [Garam]
Apabila ke dalam
larutan penyangga tersebut dimasukan
sedikit basa misal NaOH ( ion OH – ), basa tersebut akan bereaksi dengan
garamnya.
NH4CL(aq) +
NaOH(aq)
NH4OH(aq)
+ NaCL(aq)
Sehingga jumlah mol garam berkurang dan jumlah mol basa bertambah.
Apabila kedalam larutan
tersebut ditambahkan asam misalnya HCl ( ion H+), asam akan bereaksi
dengan basa dari larutan tersebut
NH4OH (aq) + HCL
(aq) NH4CL(aq) +
H2O(l)
Maka jumlah mol basa berkurang dan jumlah mol garam bertambah.
Untuk menunjukan bahwa konsentrasi H+tetap berarti pH larutan juga tetap, bila sedikit
asam atau basa ditambahkan ke dalam larutan penyangga perhatikan
contoh soal berikut ini.
Dalam 1 liter larutan, terlarut 0,5 mol CH3COOH dan 0,4 mol NaCH3COO,
jika Ka CH3COOH= 1,8 x 10 –5
- Hitunglah pH larutan
- Jika ke dalam larutan ditambahkan 1 ml larutan HCL 1M, hitunglah pH larutan .
Jawab :
[ asam ] 0,5
a. [ H+
]= Ka x = 1,8 x 10 –5 = 2,26 x 10 –5
[
garam ] 0,4
pH = ─
log 2,26 x 10 – 5 = 5 – log 2,26
b. setelah penambahan 1 ml HCL 1M
NaCN(aq) +
HCL(aq)
NaCl (aq) + HCN(aq)
1ml x
1M= 1 mmol= 0,001mol : 0,001mol
Garam mengalami pengurangan
mol = 0,4 –0,001 mol = 0,399 mol
Asam mengalami penambahan
mol = 0,5 + 0,001 mol= 0,501 mol
0,501
0,500
[ H+ ] =
1,8 x10 – 5 =
1,8 x 10 – 5 = 2,26 x 10 –5
0,399
0,400
pH larutan = – log 2,26 x 10 – 5 = 5 – log 2,26
Ternyata konsentrasi maupun pH larutan tetap tidak mengalami perubahan yang
besar setelah dibari sedikit asam kuat.
Hidrolisis Garam
Larutan garam dalam air ada yang bersifat netral , asam
,dan bersifat basa., tergantung pada
macam garam yang dilarutkan . Kalau
garam yang dilarutkan dibentuk oleh :
a. asam kuat dan basa kuat , maka larutan garam yang terjadi bersifat
netral.
b. asam kuat dan basa lemah , maka
larutan garam yang terjadi bersifat asam.
c. asam lemah dan basa kuat, maka larutan
garam yang terjadi bersifat basa
a.Larutan garam yang berasal dari
Asam kuat dan Basa kuat misalkan NaCL
Dalam larutan NaCL terjadi reaksi ionisasi sebagai berikut
NaCl Na+ + CL –
H2O H+ + OH –
Dalam larutan ada 4 macam ion yang terjadi . Maka akan terjadi reaksi antar
ion : ion Na+ dan OH – , H+ dan CL –
. Tetapi zat yang terbentuk masing
–masing adalah bsa kut dan asam kuat, karenanya cenderung mengalami ionisasi
kembali. Karena itu ke 4 ion dapat dikatakam ion konsentrsasi tidak bereaksi
satu sama lain , sehingga dalam larutan masih tetap konsentrasi H+ = OH – atau larutan bersifat
netral.
b.Larutan berasal dari Asam Kuat dengan Basa lemah
Misalkan dalam larutan garam NH4CL terjadi ionisasi sebagai berikut
NH4CL(aq) NH4+(aq) +
CL – (aq)
H2O(l) H+(aq) +
OH –(aq)
Karena dalam garam NH4CL ada ion
yang berasan dari basa lemah ion NH4+ dan berasal dari
asam kuat yaitu ion CL – sehingga ion yang berasal dari yang lemah
akan bereaksi dengan ion dari air H2O reaksinya , reaksi ini disebut
reaksi hidrolisis
NH4+(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) +
H+(aq)
Dalam larutan garam ini ion NH+ bereaksi dengan ion OH –
dari air membentuk NH4OH (NH3(g) + H2O) .
Pengikatan ion NH4+ oleh OH – menyebabkan
kesetimbangan air terganggu akibatnya[ H+]
> [ OH – ] sehingga larutan lebih bersifat asam .
c. Larutan Garam yang berasal dari Asam Lemah dan Basa Kuat.
Misalnya KCN peristiwa
ionisasinya sebagai berikut
KCN (aq) K+(aq) +
CN –(aq)
H2O(l) H+(aq) + OH – (aq)
Karena dalam larutan garam KCN
terdapat ion K+ berasal dari basa kuat dan ion CN‾ berasal dari asam
lemah , ion yang lemahnya bisa terikat oleh ion H+ yang berasal dari air H2O,
peristiwa ini disebur hidrolisis, reaksinya sebagai berikut
CN – (aq) + H2O(l) HCN(aq) +
OH – (aq)
Dalam larutan ion CN – bereaksi dengan ion H+
membentuk asam lemah HCN.Bereaksinya ion – ion tersebut menyebabkan
kesetimnbangan air terganggu bergeser kearah OH – sehingga [ OH – ] > [ H+] dan larutan lebih bersifat basa.
Peristiwa penguraian garam karena pengaruh air tersebut disebut hidrolisis.
Hidrolisis yang dialami oleh garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
maupun basa kuat dan asam lemah disebut hidrolisis parsial ( sebagian ) .
d. Garam berasal dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis total ( sempurna) ,
karena semua ion nya mengalami hidrolisis.yang akan menghasilkan larutan asam
lemah dan basa lemah. Seperti contohnya pada garam – garam NH4CN ,
(NH4)2 CO3 , Al2S3.
Reaksi hidrolisisnya :
NH4CN (aq) +
H2O(l) HCN(aq) +
NH4OH(aq)
(NH4)2CO3(aq) + H2O(aq) 2NH4OH +
H2CO3(aq)
Al2S3(aq) + 6H2O(aq) 2Al(OH)3(aq)
+ 3H2S(aq)
e. Tetapah Hidrolisis(Kh)
Larutan yang terhidrolisis sebagian dalam penulisan persamaan reaksinya
hanya yang terhidrolisis saja , misalnya.reaksi hidrolisisnya :
NaC)N(aq) Na+(aq) +
CN – (aq)
CN –(aq) + H2O
(l) HCN(aq) +
OH –(aq)
[OH – ] [ HCN]
K =
[ CN – ] [H2O]
[
OH ‾ ] [HCN ]
K [H2O] =
[ CN ‾ ]
K [H2O ] disebut juga tetapan hidrolisis Kh
[HCN] [ OH ‾ ]
(1) Kh
=
[ CN ‾ ]
Dari persamaan
reaksi asam lemah : HCN (aq) H+(aq) +
CN ‾(aq)
(2) Ka
= [ H+ ] •
[CN‾ ]
[ HCN]
Penyebut dan pembilangnya dikalikan dengan [H +] untuk persamaan
no (1)
[ HCN ]
•[ OH ‾
] • [ H+]
(3) Kh
=
[
CN ‾ ]
• [ H+]
Kw
= [H+ ] [ OH ‾] dan dari persamaan (2) [ HCN ] =
1
[ CN – ]• [ H+] Ka
(4) Kh = 1 / Ka
• Kw = Kw / Ka
Untuk mencari pH Larutan gram
berasal dari basa kuat dan asam lemah
Dari persamaan reasi hidrolisis diketahui bahwa
[ HCN ]
= [ OH – ]
lihat
pers (1) [HCN ] [ OH –] = Kw
[ CN‾
] Ka
[ OH ‾ ] [OH ‾ ]
= Kw
[ CN ‾
] Ka
[ OH ‾ ] 2 =
Kw
Ka
[ OH – ] =
Kw [CN –]
Ka
[ CN – ] = [ NaCN ] = garam
[ OH – ]
= Kw . [ garam]
Ka
POH = – log [ OH ‾ ] pH
= 14 – pOH
Untuk mencari pH larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
Kh = Kw / Kb
[ H+] =
Kw . [ garam ]
Kb
PH = – log [ H+ ]
f. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah
Garam ini akan mengalamihidrolisis total (
sempurna menjadi asam dan basa lemah.
Misalkan
reaksinya : L+ +
Z ¯ + H2O LOH +
HZ
Kesetimbangannya dapat ditulis
K = [LOH ] • [ HZ
[ L+ ] • [
Z – ] • [ H2O]
K
[ H2O ] = Kh
= [ LOH ]
[ HZ]
[ L+ ]
[ Z – ]
[LOH ] [HZ]
x [H+ ]
[OH‾ ]
=
[L+] [Z ‾] [ H+] [OH‾]
[ LOH ] [ HZ]
= x x [H+ ] [ OH
– ]
[ L+
][ OH ‾ ] [
H+ ] [Z –]
1 1
= x x Kw
Kb Ka
Kw
Kh =
Kb •Ka
Keasaman larutan tergantung pada besarnya harga Ka dan Kb
Bila Ka = Kb ,maka larutan bersifat
netral
Bila Ka > Kb , maka larutan
bersifat asam lemah
Bila Ka < Kb , maka larutan bersifat basa lemah
4.2.3. Rangkuman
Untuk larutan Penyangga :
[ H+ ] = Ka [ Asam
] [ OH –
] = Kb
[ Basa ]
[ Garam ]
[Garam ]
Garam
yang berasal dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral pH = 7
Garam
yang berasal dari basa kuat dan asam lemah bersifat basa[OH–]= Kw/Ka x [ garam]
pH > 7
Garam
yang berasal dari basa lemah asam kuat berasifat asam[H+ ] = Kw / Kb x[ garam]
PH < 7
Garam yang bersasal dari asam lemah dan basa lemah tergantung Ka dan Kb
terhidrolisis sebpurana . pH larutan bisa < 7 , bisa pH > 7
Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan
4.3.1 Uraian dan Contoh
Kelarutan
Pernahkah
anda pada saat membeli es jeruk apabila air jeruknya habis, tapi gula
pasirnya masih ada yang tersisa tidak larut semua. Atau kalau melarutkan gula
yang banyak kedalam segelas air dengan sejumlah volume tetentu gula juga walau
sudah di aduk tetap tidak larut.Hal ini menunjukan kelarutan gula dalam air
terbatas.
Bila kita memasukan PbCl2 atau padat
kedalam air dan kita aduk , maka garam
itu akan larut , tetapi setelah didiamkan , lama kelamaan masih tampak adanya
endapan PbCl2 padat, berarti larutan tersebut sudah jenuh . Suatu
larutan dikatakan jenuh , kalau yang larut sudah maksimum. Pada saat yang
demikian, larutan dan zat padat terlarut sudah mencapai keadaan
kesetimbangan dinamis , yaitu zat
padat melarut menuju ke larutan , tetapi zat terlarut lain dalam larutan itu
keluar membentuk zat padat dengan
kecepatan yang sama sehingga banyaknya
zat terlarut yang terdapat dalam
larutan tetap konstan.
Diilistrasikan sebagai berikut:
A(s) A(aq)
Padat terlarut
Kejenuhan suatu larutan tergantung
pada :
a. macam zat yang dilarutkan
b. suhu, makin tinggi suhu makin mudah larut
c. macam pelarut
Untuk jumlah zat terlarut
tertentu dalam volume pelarut tertentu, mempunyai konsentrasi tertentu disebut
kelarutan dinyatakan dalam mol per
liter atau grtam per liter. Karena pelarutnya air ,maka kelarutan yang dimaksud
adalah kelarutan dalam air.
Misalnya kelarutan AgCl 0,01 gram dalam 1 liter pada suhu 25 OC,
artinya pada suhu 25OC ,0,01 gram AgCl dapat larut dalam 1 liter
air.Bila yang dilarutkan lebih dari 0,01 gram maka AgCl tidak akan melarut dan
menjadi jenuh
Hasil Kali Kelarutan
Berbeda dengan zat yang dapat larut sempurna baik zat elektrolit maupun non elektrolit maka hasil kali kelarutan hanya berlaku untuk elektrolit – elektrolit yang sukar larut dalam air dan pelarutnya air ( H2O) .
Pada
larutan jenuh elektrolit AmBn dalam air , yang terdapat pula AmBn padat
maka dalam larutan itu terdapat kesetimbangan ionisasi:
AmBn(s) mAn +(aq) +
nBm ‾(aq)
padat
dalam
larutan
[An+]m x
[Bm–]n
K = =
tetap , karena dalam persamaan AmBn
adalah
AmBn
tetap, sebab AmBn adalah
suatu zat padat murni sehingga K = [An+]m x [Bnm–]n
= tetap
Dalam hal tersebut K disebut hasil kalikelarutan ( soulubility
product) dari AmBn dan diberi tanda Ksp AmBn
Ksp AmBn = [An+]m x[Bm–]n = tetap
Definisi Hasil Kali Kelarutan “ adalah jumlah konsentrasi ion – ion dalam air sampai jenuh pada suatu
suhu , dan masing – masing konsentrasi ion dipangkatkan dengan koefisien
persamaan ionisasinya. “
Catatan : uraian diatas hanya
berlaku untuk elektrolit lemah yang sukar larut dalam air.untuk elektrolit yang
mudah larut dalam air rumus dan definisi diatas tidak berlaku.
Contoh : menuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan ( Ksp)
a. AgCl(s) Ag+(aq) +
Cl –(aq)
Ksp AgCl = [Ag+] x [Cl –]
b. PbCl2(s) Pb2+(aq) +
2Cl –(aq)
KspPbCl2 = [Pb2+]x
[Cl–]2
Hubungan antara Kelarutan (S) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan ( Ksp)
perhatikan persamaan reaksi dibawah ini
a
AgCl(s)
Ag+(aq)
+ Cl –(aq)
S :
S : S
Ksp AgCl = [Ag+] x
[Cl‾]
= S
x S = S2
Kelarutan (S) AgCl
S2 = KspAgCl
S =
Ksp AgCl
b. PbCL2(s) Pb2+(aq) +
2Cl –(aq)
S : S : 2S
Ksp PbCl2 =
[Pb2+] x [Cl‾]2
= S x
[ 2S]2
= 4 S 3
Kelarutan (S) PbCl2 :
4S3 = Ksp
S = 3 Ksp
4
Secara umum hubungan antara Kelarutan (S) dengan Tetapan Hasil Kali
Kelarutan (Ksp):
Untuk larutan elektrolit AmBn
dapat dinyatakan sebagai berikut
AmBn(s) An+(aq) +
Bm– (aq)
Ksp AmBn = [An+]m[Bm–]n
= [ mS]m x[nS]n = mm x nn x Sm + n
Kelarutan
AmBn dalam air S
= m+n Ksp
mm x nn
Maka
dapat dituliskan secara umum untuk
a. Kelarutan AB dalam air : S
= Ksp
b. Kelarutan A2B dalam air : S
= 3 Ksp
4
c. Kelarutan AB3 dalam air : S
= 4 Ksp
27
d.
Kelarutan A2B3 dalam air
: S = 5 Ksp
108
Contoh – contoh soal
- Hitunglah kelarutan AgCl dalam air jika diketahui hasil kali kelarutan
( Ksp
) AgCl = 1 x 10 – 10
Jawab :
AgCl(s) Ag+(aq) +
Cl ‾ (aq)
S mol / lt :
S mol /lt : S mol/ lt
Kelarutan (S) AgCl dalam air = Ksp AgCl
= 1 x 10 – 10 =
1 x 10 – 5 mol / ltr
- Jika diketahui Ksp Pb(OH)2 = 4 x 10 –15 , hitnglah kelarutannya dalam air dan pH larutan tersebut. .
Jawab
Pb(OH)2 Pb2+(aq) + 2OH
‾ (aq)
S mol/
lt : Smol / lt : 2S
mol / lt
Kelarutan Pb(OH)2 dalam
air : S
= 3 Ksp Pb(OH)2
4
S = 3 4 X 10 – 15 = 1 X 10– 5 mol
4
[ OH ‾
] = 2 S = 2 x 1 x 10 – 5 mol / lt
pOH = – log 1 x 10 – 5 = 5
pH = 14 – pOH =
14 – 5 = 9
- Kelarutan MgC2O4 dalam air sebesar 0,0093 mol / lt . Hitunglah Ksp MgC2O4 tersebut ?
Jawab
MgC2O4(s) Mg2+ (aq) +
C2O4 2 – (aq)
S
mol / lt : S mol / lt :
S mol / lt
0,0093 mol / lt : 0,0093 mol/lt :
0,0093 mol /lt
Ksp
MgC2O4 = [Mg2+] x [C2O4
2 – ] = S2
= [ 0,0093]2 = 8,649 x 10 – 5
Pengaruh Ion Sejenis Terhadap Kelarutan
Sejauh ini anda telah mempelajari kelarutan elektrolit dalam air murni
yang ion – ionnya hanya berasal dari satu sumber , yaitu dari elektrolit padat
. akan tetepi sering kali terdapat sumber lain dari ion yang sejenis dalam
larutan . Pada bagian berikut ini akan dibahas pengaruh ion sejenis pada
kelarutan suatu elektrolit.
Mari kita perhatikan kembali larutan jenuh dari PbCl2 .Apakah yang akan terjadi apabila kedalam
larutan tersebut ditambahkan larutan HCl.
Dalam
Larutan HCl terionisasi : HCl(aq) H+(aq) + Cl –(aq)
Dalam larutan Jenuh PbCl2
PbCl2(s) PbCl2(aq) Pb2+(aq) +
2Cl ‾ (aq)
Ion sejenis
Sesuai dengan azas Le Catalier , dengan
menambahkan HCl berarti penambahan ion Cl – , maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah kiri ( kearah PbCl2
)sedangkan , artinya PbCl2 yang larut semakin sedikit ( berkurang )
sedangkan Ksp PbCl2 tetap. Jadi kesimpulannya adanya ion sejenis
dapat memperkecil kelarutan .
Contoh soal
1. Hitunglah kelarutan PbCl2 dalam 1
liter HCl 0,1M , jika Ksp PbCl2 =
1,6 x 10 – 5
Jawab
: HCl(aq)
H+(aq)
+ Cl –(aq)
0,1M : 0,1M : 0,1M
PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2Cl ‾ (aq)
S
mol / lt : S mol /lt :
2 S mol / lt
Ksp
PbCl2 = [Pb2+] x [Cl‾ ]2 = [S]
x [ 2S ] 2 = 4S3
Karena konsentrasi ion Cl ‾ dari PbCl2 sangat kecil maka bisa diabaikan dan
konsentrai ion Cl ‾ berasal dari HCl, maka
Ksp PbCl2 = [ Pb2+] x [Cl ‾ ]2
1,6 x10‾5 = [ S ] x [ 0,1 ] 2
S =
1,6 x 10 ‾ 5 = 1,6 x 10‾ 3
1 x 10 ‾ 2
Jadi kelarutan PbCl2 = 1.6 x 10 –3 mol / lt
1. Hitunglah kelarutan Ag2CrO4
dalam 1 liter K2CrO40,1M, jika Ksp Ag2CrO4
= 2,4 x10-12
Jawab
:
K2CrO4(aq) 2K+(aq) +
CrO42 – (aq)
0,1M ~ 0,1M
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) +
CrO42 – (aq)
S mol / lt :
2 S mol/lt : S mol / lt
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42–]
2,4 x 10 –12 =
[2S]2[ 0,1] = 4S 2 x 10 –1
S = 2,4 x 10 –12 = 2,4 x 10 –6 mol / lt
4 x 10 –1
Kelarutan Ag2CrO4 dalam K2CrO4
0,1M = 2,4 x 10 –6 mol/lt
Hubungan Ksp dengan Larutan jenuh , belum jenuh,
lewat jenuh.
Untuk mengetahui Hasil Kali Kelarutan beberapa macam garam, Anda dapat melihat dalam Tabel berikut ini :
Tabel Ksp
Beberapa macam garam yang sukar larut
Garam
|
Ksp |
Garam
|
Ksp
|
BaSO4
CaCO3
PbI2
HgI2
|
1,1 x 10 –10
8,7 x 10 – 9
1,4 x 10 – 8
3,2 x 10 – 29
|
AgCl
AgI
AgCN
SrCO3
|
1,6 x 10 –10
1,5 x 10 –16
2,2 x 10 –12
1,6 x 10 –9
|
Seperti yang telah diuraikan diatas , bahwa dalam larutan elektrolit
yang jenuh Hasil kali konsentrasi ion –ion
yang dipangkatkan dengan koefisien raksinya masing- masing merupakan
bilangan yang tetap ( Ksp), maka untuk larutan Elektrolit AB pada suhu tertentu
a. [ A+] x [ B
–] < Ksp AB , maka larutan belum jenuh
belum terbentuk endapan.
b. [ A+] x
[ B‾ ] = Ksp AB , maka larutan tepat jenuh
akan muali terbentuk endapan.
c. [ A+] x [ B
‾ ] > Ksp AB , maka larutan lewat
jenuh, akan terjadi endapan.
Dengan demikian dapat diperhitungkan apakahdalam
suatu pencampuran terjadi pengendapan
atau tidak.
Contoh soal
:
400 ml
larutan yang mengandung 0,2 mol Na2CO3 dicam,pur dengan
100 ml larutan yang mengandung 0,1 mol CaCl2 .Bila Ksp CaCO3 = 4,8 x 10 –9
apakah akan terjadi endapan pada campuran diatas?
Jawab :
Na2CO3(aq) 2Na+(aq) +
CO3 – 2 (aq)
0,2 mol : 0,4 mol :
0,2 mol
CaCl2(aq) Ca2+(aq) +
2Cl –(aq)
0,1 mol : 0,1 mol :
0,2 mol
Jumlah
Volume = 400ml + 100 ml = 500 ml = 0,5 lt
[ Ca2+
] =
0,1mol/ 0,5 lt = 0,2 mol / lt = 0,2 M
[ CO3
– 2 ] = 0, 2 mol / 0,5 lt
= 0,4 mol / lt = 0,4 M
Hasil Kali Konsentrasi ion –ion kita bandingkan
dengan Ksp CaCO3
[Ca2+] x [ CO3 – 2 ] = [0,2] x [0,4] = 0,08 = 8 x 10 –2
Diketahui Ksp CaCO 3 = 4,8 x 10 –
9
Berarti [Ca2+] x [ CO3 –2
] > Ksp CaCO3
Maka dalam reaksi itu terbentuk endapan CaCO3
Blackjack in Blackjack - MapyRO
ReplyDeleteBlackjack in Blackjack is a table game that is played bet365 by four players. 당진 출장안마 In 당진 출장마사지 this variation of the game, 전라북도 출장샵 two players sit 광주 출장안마 opposite each other in the